KISAH SEORANG JANDA ALAWIYAH (KETURUNAN SAYYIDINA 'ALI KW. ASLI) YANG DI KLAIM OLEH PARA HABAIB BA'ALWI
Ada sebuah kisah berkenaan dengan berbuat baik kepada janda dan
anak yatim. Adalah satu keluarga yang masih merupakan keturunan
sahabat Ali bin Abi Thalib. Mereka tinggal di luar tanah Arab, di kota Balkh dengan berkecukupan. Seorang suami, istri dan anak-anak perempuan.
Suatu hari meninggallah sang suami, dan kehidupan pun berbalik 180 derajat. Janda dan anak-anak perempuannya jatuh miskin. Akhirnya mereka pun meninggalkan negeri mereka khawatir akan kejahatan orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan mereka. Kebetulan ketika itu musim dingin sedang hebat-hebatnya. Ketika memasuki sebuah negeri wanita itu menempatkan anak-anaknya di sebuah masjid tua yang
sudah lama tidak dipakai. Ia sendiri pergi mencarikan sesuap makanan untuk mereka. Malam itu ia melewati dua komplek; pertama dipimpin oleh seorang lelaki muslim yang adalah syaikhul balad, petinggi negeri itu. Satu komplek lagi dipimpin oleh seorang lelaki majusi yang adalah dlaminul balad, kepala keamanan negeri. Wanita itu menemui lelaki
muslim terlebih dahulu dan menceritakan keadaannya kepadanya.
Katanya, "Saya adalah seorang wanita 'Alawiyyah, keturunan Ali bin Abi
Thalib. Saya membawa anak-anak perempuan yang yatim, yang saya
tempatkan di sebuah masjid tua Saya minta bantuan makanan buat mereka malam ini." Lelaki itu menjawab, "Datangkan bukti bahwa kamu ini benar-benar seorang wanita 'Alawiyyah yang mulia." Wanita itu berkata lagi, "Saya adalah seorang asing di negeri ini. Siapa yang mengenali saya?" Lelaki itu berpaling dan tidak mau menolongnya. Wanita itu pergi dengan hati yang berkeping-keping. Maka ia pun menemui lelaki majusi,
menjelaskan keadaannya. Ia ceritakan bahwa bersamanya ada anak-anak
perempuan yang yatim dan ia sendiri adalah seorang perempuan keturunan baik-baik yang asing. Ia juga menceritakan kejadian antara dia dan syaikhul balad. Orang Majusi itu bangkit dan menyuruh istrinya untuk menjemput anak-anak perempuan wanita itu. Mereka diberi makanan yang lezat dan pakaian yang indah. Mereka menginap di rumah
itu dengan penuh kenikmatan dan kemuliaan. Pada malam itu juga orang muslim yang telah menolak wanita janda itu bermimpi sepertinya kiamat sudah terjadi. Panji pun telah dikibarkan di atas kepala Nabi, tiba-tiba tampak sebuah istana yang terbuat dari zamrud hijau,
serambinya terbuat dari mutiara dan mirah delima, dan kubahnya terbuat
dari mutiara dan permata marjan. Lelaki itu bertanya, "Wahai Rasulullôh, untuk siapakah istana ini?" "Untuk seorang lelaki muslim ahli tauhid.", jawab beliau. Orang itu berkata, "Wahai Rasulullôh, aku seorang muslim ahli tauhid." Rasulullôh bersabda, "Datangkan bukti bahwa kamu adalah seorang muslim ahli tauhid!" Maka orang itu kebingungan. Lalu Rasulullôh
menjelaskan, "Ketika kamu dimintai tolong oleh seorang wanita 'Alawiyyah
itu, kamu mengatakan 'datangkan bukti bahwa kamu benar-benar seorang
'Alawiyyah'. Begitu juga denganmu sekarang. Coba datangkan bukti bahwa
kamu benar-benar seorang muslim." Lelaki itu terbangun dan sangat bersedih telah menolak wanita itu. Maka ia berkeliling ke seluruh penjuru kota mencari wanita itu sampai ada yang menunjukkan kepadanya bahwa wanita itu ada di rumah seorang majusi. Ia mendatanginya dan berkata,
"Aku ingin menjemput wanita yang mulia, wanita 'Alawiyyah beserta anak-anaknya." Orang itu berkata, "Tidak bisa! Aku telah mendapatkan barokah yang tidak terhingga atas kedatangan mereka."
"Aku beri kamu seribu dinar dan serahkan mereka kepadaku." rayu si muslim. "Tidak bisa!", jawab orang itu. "Harus!", kata si muslim lagi. Orang itu berkata lagi,
"Apa yang kamu inginkan sungguh aku lebih berhak memilikinya. Istana yang kamu lihat dalam mimpimu itu diciptakan untukku. Apakah kamu akan menunjukkan kepadaku tentang Islam? Demi Allôh, aku dan keluargaku tidak tidur tadi malam kecuali bahwa kami semua sudah masuk Islam berkat wanita itu. Dan aku pun bermimpi seperti yang kau impikan." Rasulullôh berkata kepadaku, "Apakah wanita 'Alawiyyah dan anak-anaknya bersamamu?" Aku jawab, "Ya, wahai Rasulullah." Lalu, beliau bersabda, "Istana itu untukmu dan keluargamu. Kamu dan keluargamu menjadi penghuni surga. Kamu diciptakan sebagai mukmin oleh Allôh sejak zaman azali." Si muslim pun pulang dengan penuh rasa sedih dan kecewa. Tidak ada yang tahu sedalam apa kesedihan dan kekecewaannya selain
Allah.
Lihatlah, betapa besar barakah berbuat baik kepada janda dan anak yatim. Betapa ia dapat mendatangkan kemuliaan di dunia bagi orang yang melakukannya.