MEMATENKAN DAN MENG_ITSBAT KEMBALI NASAB SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANIY (Nasab Ba Alwiy Batal Permanen Selamanya)
Oleh : Mohammad Yasin al Branangiy al Liqo’iy
Pada tanggal 20 Mei 2024, penulis memposting tulisan dengan Judul : “METODE KIAI IMADUDDIN MEMBATALKAN NASAB SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANIY… KATA SIAPA???”
Tulisan penulis di atas untuk mengcounter “Framing Batalnya nasab Syekh Abdul Qodir”. Framing tersebut mendorong nitizen supaya menghentikan pembatalan nasab palsu ba alwiy. Bukannya Ba Alwiy dan para muhibbinnya membuat ANTITESIS kiai Imad, kok malah membuat begitu banyak framing tak bermutu (SUDAH PULUHAN FRAMING CIPTAAN MEREKA) untuk menutupi aib nasab palsu Ba Alwiy,
Dintaranya mereka mengatakan :
“Membatalkan nasab Ba alwiy, sama saja membatalkan nasab Syekh Abdul Qodir al Jailaniy. Karena nasab Syekh Abdul Qodir juga tidak disebutkan dalam kitab asy Syajaroh al Mubarokah Karya Muhammad bin Umar al Husain ar Roziy (w. 606 h.)”
Mereka Ba Alwiy dan Muhibbinnya berfikir, bahwa tidak akan ada yang mampu menjawab…, sehingga NASAB PALSU BA ALWIY bisa diselamatkan. Tapi sayang seribu kali sayang… Menyelamatkan Nasab Ba Alwiy seperti mimpi di siang bolong.
PERLU PENULIS TEGASKAN LAGI, BAHWA YANG KAMI GUGAT DAN KAMI BATALKAN ADALAH NASAB BA ALWIY, BUKAN NASAB YANG LAIN.
Dalam tulisan 20 Mei tersebut, penulis mempersilahkan pada mereka supaya menunjukkan BAGAIMANA CARA MEREKA MEMBATALKAN NASAB SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANY menggunakan metode yang sama dengan kiai Imad?!.
Setelah penantian penulis selama 13 hari sejak tanggal 20 Mei 2024, penulis betul-betul kecewa. Sungguh api jauh dari panggang. Seperti menunggu bulan jatuh ke bumi, PEMBATALAN NASAB SYEKH ABDUL QODIL ITU MUSTAHIL DILAKUKAN, karena nasab beliau memang SHOHEH tak terbantahkan.
Sekedar informasi dari penulis, sebenarnya RUMOR atau FRAMING berkaitan dengan Syekh Abdul Qodir sebanyak belasan RUMOR/FRAMING (diantaranya pembatalan nasab Syekh Abdul Qodir yang katanya tidak memiliki kitab se zaman) dan semuanya menurut penelitian penulis rumor/framing tersebut dipelopori kelompok Wahabi Salafiy. (ini akan penulis jabarkan di lain kesempatan).
SILSILAH DARI GARIS AYAH :
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
1. Fatimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah Radhiallahu' Anhu
2. Hasan As-Sibthi
3. Hasan al-Mutsanna
4. Abdullah Al-Mahdi
5. Musa al-Jun
6. Abdullah Abul Makarim
7. Musa Ats-Tsani
8. Dawud Al-Amir
9. Muhammad Al-Madani
10. Yahya Az-Zahid
11. Abdullah Al-Jili
12. Musa Janki Dausat (Persia: جنكى دوست Janki dust)
13. Abdul Qadir Al-Jailani
SEDANGKAN SILSILAH GARIS IBU:
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
1. Fatimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah Radhiallahu' Anhu
2. Husain Asy-Syahid
3. Ali Zainal Abidin
4. Muhammad al-Baqir
5. Ja'far Ash-Shadiq
6. Musa Al-Kadzim
7. Ali Ar-Ridha
8. Abi Alauddin Muhammad Al-Jawad
9. Kamaluddin Isa
10. Abu Al Atha' Abdullah
11. Thahir
12. Mahmud
13. Abu Jamaluddin Muhammad
14. Abdullah Sauma'i Az-Zahid
15. Syarifah Ummul Khair Fatimah
16. Abdul Qadir Al-Jailani
KETURUNANNYA YANG MENJADI TOKOH DI INDONESIA
1. Sunan Giri (Syarif Sayyid Muhammad 'Ainul Yaqin);
2. KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah);
3. KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama);
4. KH. Wahid Hasyim (Menteri Agama Pertama)
5. KH. Abdurahman Wahid (Presiden RI Ke-4)
6. KH. Kholil bin Nawawi (Sidogiri Pasuruan)
7. dll.
Bismillah ar Rohman ar Rohim
إثبات نسب الشيخ عبد القادر الجيلاني (470 - 561 ه)
Penetapan Nasab Syekh Abdul al Jailaniy (470-561 H.)
1. ABU MUHAMMAD ABDULLAH IBNU QUDAMAH AL-MAQDISI (W. 620 H.) yang merupakan salah satu murid Sayyid Syekh Abdul Qadir al-Jilani
Beliau berkata :
"ألبسني الإمام قطب المعارف الولي أبو محمد عبد القادر بن أبي صالح موسى العلوي الحسني الجيلي الكيلاني قدس الله روحه"
Artinya : “Telah mendandaniku Imam Qutb al-Ma'arif al-Wali Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Salih Musa al-Alawi al-Hasani al-Jili al-Kilani, semoga Tuhan mensucikan jiwanya.”
Ibnu al-Jawzi (w. 654 h.) dalam kitabnya (Mir’at al-Zaman fi Tarikh al-A’yan, j:21/h:78)
Mengatakan :
و أما المقصود بكلمة "ألبسني" يعني ألبسني خرقة المشايخ التي تعني أن فلان أصبح مؤهلاً للتصدر للوعظ و الإرشاد ، و هذه الخرقة تكون عبارة عن عمامة من الصوف و منها أُطلق أسم الصوفية أو التصوف . و موضوع لبس خرقة الصوف ليس حديث العهد
Artinya : “Adapun yang dimaksud dengan kata “dia mendandaniku” berarti dia mendandaniku dengan kain para syekh, artinya si fulan telah memenuhi syarat untuk memimpin dakwah dan membimbing, dan kain itu adalah sorban wol (Shufi), dari situlah nama tasawuf atau tasawuf diberikan. Topik memakai kain wol bukanlah hal yang baru”
Syekh Abdul Qadir pernah memakai jubah (khirqoh) dari syekh Abu Saeed Al-Makhrami, dan syekh Al-Makhrami (Abu Saeed ) memakai jubah dari Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad Al-Qurashi, begitu seterusnya.
Tampaknya memakai jubah (khirqoh) pada masa itu sama dengan meminta izin kepada para syekh dan ulama di zaman kita, seperti meminta izin dengan hafal Al-Qur’an atau meriwayatkan Hadist yang Mulia.
Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Imam Al-Dhahabi (w. 748 h.), dalam kitabnya (Tarikh al Islam, j.13/h.786)
Imam Al-Dhahabi menyatakan : Bahwa Al-Aquli (Yusuf bin Al-Muzaffar bin Shuja’, Abu Muhammad) adalah orang terakhir yang memakai jubah (khirqoh) dari Syekh Abdul Qadir Al- Jilani :
يوسُف بن المُظَفَّر بن شجاع، أبو مُحَمَّد العَاقُوليّ ثمّ البَغْداديُّ الأَزَجيّ الصَّفَّار الزّاهد، [المتوفى: ٦٢٤ ه[
تلميذُ الشيخ عبد القادر ومريدُه. سَمِعَ من أحمد بن قَفَرْجَل، وابن البَطِّي، وأحمد بن المُقَرَّب، وجماعة. وحدَّث. ولَهُ كلام حَسَن في التّصوّف والحقيقة. وكان صالحًا، زاهدًا، عابدًا، يُتَبَرَّك به. وهُوَ آخِرُ من لَبِسَ الخِرْقَةَ من الشيخ".
Artinya : :Yusuf bin Al-Muzaffar bin Shuja’, Abu Muhammad Al-Aquli, beliau adalah Al-Baghdadi Al-Azaji Al-Saffar Al-Zahid (w. 624 h.)
SYEKH YUSUF INI ADALAH MURID SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANIY. Beliau mendengar dari Ahmad ibn Qafrajal, Ibnu al-Batti, Ahmad ibn al-Muqarrab, dan sekelompok orang. Dan itu terjadi. Dia memiliki kata-kata baik tentang tasawuf dan kebenaran. Dia adalah orang yang saleh, petapa, dan saleh, dan dia diberkati. Dialah Syekh terakhir yang memakai jubah (khirqoh) milik Syekh Abdul Qodir al Jailaniy.”
بل إن الإمام الذهبي نفسه لبس الخرقة من المشايخ ، حيث قال في كتابه ( سير أعلام النبلاء/ الجزء ٢٢ / ص ٣٧٧ ) :
"ألبسني خرق التصوف شيخنا المحدث الزاهد ضياء الدين عيسى بن يحيى الأنصاري بالقاهرة ، وقال : ألبسنيها الشيخ شهاب الدين السهروردي بمكة عن عمه أبي النجيب" .
Bahkan Imam Al-Dhahabi sendiri mengenakan jubah (khirqoh) dari gurunya, seperti yang dikatakannya dalam kitabnya (Siyar A’lam al-Nubala’, j:22/h. 377) :
“Syekh kami, ahli hadis serta az Zahid, Diya’uddin Isa bin Yahya al-Ansari, mendandaniku dengan kain tasawuf (jubah/khirqoh) di Kairo, dan dia (Syekh Diya’uddin Isa ) berkata: Syekh Shihab al-Din al-Suhrawardi memberiku pakaian itu di Mekah dari pamannya, Abu al-Najib.”
KITA KEMBALI KE POKOK PEMBAHASAN SANAD IBNU QUDAMAH AL-MAQDISI YANG DIRIWAYATKAN OLEH IMAM IBNU NASIR AL-DIN AL-DIMASHQI:
Telah diketahui bahwa Imam Ibnu Nasir al-Din al-Dimashqi wafat pada tahun 842 H. Beliau menyebutkan silsilah Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitabnya (Taudihul Musytabah, j:2/hal. 197), dimana beliau berkata:
حيث قال : "هو العارف الولي الكبير السيد الشريف محيي الدين أبو محمد عبد القادر بن أبي صالح جنكي دوست بن عبدالله بن يحيى بن محمد بن داوود بن موسى بن عبدالله بن موسى بن عبدالله بن الحسن المثنى بن الحسن بن علي بن أبي طالب الحسني الجيلي ".
Artinya : “ Dia adalah wali yang berilmu dan agung…
1. Yang Mulia Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir
2. bin Abi Salih Janki Dust
3. bin Abdullah.”
4. Bin Yahya
5. bin Muhammad
6. bin Dawud
7. bin Musa
8. bin Abdullah
9. bin Musa
10. bin Abdullah
11. bin Al-Hassan Al-Muthanna
12. bin Al-Hassan
13. bin Ali bin Abi Thalib Al-Hasani Al-Jailani.”
Penulis menyatakan : Ini membenarkan kesahihan sanad, dan menegaskan bahwa silsilah Syekh Abdul Qadir hingga Al-Hasan bin Ali terkenal semasa hidupnya menurut kesaksian muridnya Ibnu Qudamah.
[Catatan] Imam Ibnu Nasser al-Din al-Dimashqi adalah salah satu ulama yang dapat dipercaya dan orang-orang yang jujur dan teliti, menurut kesaksian para penulis biografi dan penulis biografi.
Al-Maqrizi berkata tentangnya dalam kitabnya (as Suluk li Ma’rifati Daulal Muluk, j. 7/ hal. 423) :
"سمع على شَيخنَا أَبُو بكر بن الْمُحب وَغَيره وَطلب الحَدِيث فَصَارَ حَافظ بِلَاد الشَّام من غير مُنَازع وصنف عدَّة مصنفات وَلم يخلف فِي الشَّام بعده مثله "
Artinya : “Dia mendengar dari syekh kami, Abu Bakar bin Al-Muhib dan lainnya, dan dia mencari hadis. Dia menjadi penghafal negara Syam yang tak terbantahkan dan menulis beberapa karya, dan dia tidak meninggalkan karya seperti itu di Syam setelah dia.”
Al-Sakhawi menceritakan tentang dirinya dalam kitabnya (adl Dlou’u as Sami’. J. 8/hal. 104-105) bahwa ia menulis kitab berjudul yang artinya (Respon Lengkap Terhadap Mereka yang Mengklaim Bahwa Siapapun yang Menyebut Ibnu Taimiyyah Syekh Al-Islam Kafir) dia (Al-Sakhawi) membela Syekh Al-Islam Ibnu Taimiyah ketika Al-Alaa Al-Bukhari mengkafirkan Ibnu Taimiyah.
Syekh Muhammad Murtada Al-Zubaidi dalam kitabnyanya (Amali fil Hadits wal Adab, hal. 38) juga mengutip sanad Syekh bdul Qodir dari Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, wafat 620 H, Al-Zubaidi mengatakan :
"عن محيي الدين أبو صالح عبد القادر بن جنكي دوست موسى بن عبدالله الحسني الجيلاني البغدادي"
Artinya : “ Dari Muhyiddin Abu Salih Abdul Qadir bin Janki Dost Musa bin Abdullah Al-Hasani Al-Jilani Al-Baghdadi”
Sanad ini turut menegaskan kemasyhuran silsilah Syekh Abdul Qadir Al-Jilani semasa hidupnya.
2. DALAM KITAB ANSAB AT THOLIBIN (KARYA AL FAKHRIY, W.614 H.) versi maghribiy/maroko menyebutkan silsilah nasab Syekh Abdul Qodir ke Musa al Jun,
diantanya :
نسخة في [ الخزانة العامة في الرباط / رقم 1428 ك / تحت اسم مختصر من أصول الانساب للازورقاني [
و نسخة في [ الخزانة الناصرية / رقم 2827 [
و نسخة في [ الخزانة الحسنية / رقم 1234 / مفهرسة خطأً للفخر الرازي [
Semua salinan ini menyebutkan silsilah Syekh Abdul Qadir hingga Musa Al-Jun
Meskipun dalam Versi Masyriqiy/Lavantine garis keturunannya tidak disebutkan, perlu dicatat di sini bahwa ada perbedaan antara versi Levantine dan versi Maroko tersebut. Tampaknya ada beberapa perubahan pada konten versi Levantine. Hal yang mengisyaratkan keaslian versi Maroko mengenai silsilah Syekh Abdul Qadir Al-Jilani adalah bahwa Ibnu Jazi Al-Kalbi Al-Gharnati mengutip dari Al-Azruqani secara harfiah, dan di antara yang disampaikannya adalah silsilah Syekh Abdul. Qadir Al-Jilani yang berasal dari kitab aslinya.
- Sumber Kitab (Al-Tahqiq Al-Jilani / Kajian Singkat Silsilah Syekh Abdul Qadir Al-Jilani / hal. 27).
3. KITAB MIR’AH AZ ZAMAN DALAM SEJARAH TOKOH KARYA IBNU AL-JAWZI yang wafat pada tahun 654 H / J. 21 / HAL. 80 :
" هو سيدنا شيخ الإسلام ، تاج العارفين، محيي الدين، أبو محمد عبد القادر بن أبي صالح موسى بن عبدالله بن يحيى الزاهد بن محمد بن داوود بن موسى بن عبدالله بن موسى الجون بن عبدالله المحض بن الحسن المثنى بن الحسن بن أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه، الهاشمي العلوي الحسني الجيلي الحنبلي "
“Dialah Guru kita,
1. Syekh Islam, Mahkota Yang Mengetahui, Muhyiddin, Abu Muhammad Abd al-Qadir
2. bin Abi Salih Musa
3. bin Abdullah
4. bin Yahya al-Zahid
5. bin Muhammad
6. bin Dawood
7. bin Musa
8. bin Abdullah
9. bin Musa al-Joun
10. bin Abdullah al-Muhadh
11. bin al-Hasan al-Muthanna
12. bin al-Hasan
13. bin Amirul Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, Al-Hashemi Al-Alawi Al-Hasani Al-Jili Al-Hanbali”.
4. KITAB AL-TADHKIRAH FI AL-ANSAB AL-MUTAHHARAH KARYA IBNU MUHANNA AL-UBAIDLI, ditulis pada tahun 657 H/HAL. 49 Menyebutkan :
عبد القادر الجيلاني بن موسى بن عبدالله بن يحيى بن محمد بن داوود ".
1. “Abdul Qadir Al-Jilani
2. bin Musa
3. bin Abdullah
4. bin Yahya
5. bin Muhammad
6. bin Daoud.”
5. KITAB MU’JAM ASY SYUYUKH AD DIMYATI, KARYA SHARF AL-DIN ABD AL-MU’MIN AL-HAFIZ AL-DAMIYATI yang wafat pada tahun 705 H. Naskah aslinya ada di Perpustakaan Nasional Tunisia, Tablet 132b:
Menyebutkan :
"فضل الله بن عبد الرزاق بن عبد القادر بن جنكي دوست بن عبدالله بن يحيى الزاهد بن محمد بن داوود بن موسى بن عبدالله بن موسى الجون بن عبدالله المحض بن الحسن المثنى بن الحسن بن علي بن أبي طالب.... كذا أملى علي نسبه هكذا إلى علي أبو المحاسن
Artinya : “Fadlallah bin Abdul Razzaq bin
1. Abdul Qadir
2. bin Janki Dost
3. bin Abdullah
4. bin Yahya Al-Zahid
5. bin Muhammad
6. bin Daoud
7. bin Musa
8. bin Abdullah
9. bin Musa Al-Joun
10. bin Abdullah Al-Muhad
11. bin Al-Hassan Al-Muthanna
12. bin Al- Hassan
13. bin Ali bin Abi Thalib...
Ini yang dia didiktekan kepadaku. Dia menghubungkannya kepda Ali Abu Al-Mahasin”
6. KITAB BAHJAH AL ASROR WA MA’DAN AL ANWAR KARYA ALI BIN YUSUF BIN JARIR AL-LAKHMI AL-SYANTUFI yang wafat pada tahun 713 H / Hal. 173, di nukil dengan sanad :
" أخبرنا الفقيه العالم أبو المعالي أحمد ابن الشيخ المحقق ابي الحسن علي ابن أحمد بن عبد الرزاق بن عيسى الهلالي البغدادي ، قال : أخبرنا قاضي القضاة أبو صالح نصر ،قال : أخبرني والدي عبد الرزاق ،قال : سألت والدي الشيخ محيي الدين عن نسبه ، قال : عبد القادر بن أبي صالح موسى جنكي دوست بن عبدالله بن يحيى الزاهد بن محمد بن داوود بن موسى بن عبدالله بن موسى الجون بن عبدالله المحض و يلقب بالمجل ابن الحسن المثنى بن الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه
Artinya : “Mengatakan kepada kami seorang Ahli fiqhi yang alim, Abu al-Ma'ali Ahmad ibn al-Sheikhal Muhaqqiq Abu al-Hasan Ali bin Ahmad bin Abd al-Razzaq bin Issa al-Hilali al-Baghdadi, : Seorang Qodi, Abu Salih Nasr, memberi tahu kami, dia berkata: Ayah saya Abd al-Razzaq memberi tahu saya, dia berkata: Saya bertanya kepada ayah saya, Syekh Muhyiddin, tentang silsilahnya, dia berkata :
1. Abdul Qadir
2. bin Abi Salih Musa Janki Dost
3. bin Abdullah
4. bin Yahya Al- Zahid
5. bin Muhammad
6. bin Daoud
7. bin Musa
8. bin Abdullah
9. bin Musa Al-Joun
10. bin Abdullah Al-Muhad, dan
11. dia disebut Yang Mulia Ibnu Al-Hassan Al-Muthanna
12. bin Al-Hassan
13. bin Ali bin Abi Thalib, semoga Tuhan meridhoi dia. ”
7. KITAB MAJMA’ AL ADAB FI MU’JAM AL ALQOB, KARYA ABD AL-RAZZAQ BIN AHMAD BIN AL-FUTI, yang meninggal pada tahun 723 H / j. 5/ hal. 49
8. KITAB DZAIL MIR’AH AZ ZAMAN KARYA QUTB AL-DIN AL-YUNINI yang wafat pada tahun 726 H / hal. 1002
9. KITAB BARNAMAJ AL-TAJIBI OLEH ABU AL-QASIM AL-TAJIBI AL-SABTI yang wafat pada tahun 730 H / hal. 175
10. KITAB TATIMMAH AL-MUKHTASAR KARYA IBNU AL-WARDI yang wafat tahun 749 H / j. 2 / hal. 69 mengatakan : “Peristiwa tahun 561 H: Pada bulan Rabi' al-Akhir, Syekh Abd al-Qadir bin Abi Salih al-Jailaniy meninggal di Bagdad…… Saya katakan – maksudnya Ibnu al-Wardi – bahwa dia adalah :
1. Syekh Muhyiddin Abu Muhammad Abd al-Qadir
2. bin Abi Salih Musa Janki Dost
3. bin Abdullah
4. bin Yahya al-Zahid.
11. KITAB MASALIK AL-ABSAR FI MAMALIK AL-AMSAR KARYA IBNU FADLALLAH AL-UMARI yang wafat pada tahun 749 H / j. 8 / hal. 117. Mengatakan :
“Syekh Abdul Qadir bin Abi Salih Abdullah Janki Dust Al-Jailaniy Al-Hanbali: Dia berasal dari Hasyim bin Abdul Manaf di Al-Dhawa'ib, dan dia memperoleh banyak ilmu darinya di Al-Ghadir. dan dia mulia dalam karakternya yang luhur, dan garis keturunan Alawitnya sangat kuat dalam kemurahan hatinya.”
12. KITAB AL-WAFI BI AL-WAFIYAT KARYA AL-SAFADI yang wafat pada tahun 764 H / j. 19 / hal. 26. Mengatakan :
“Al-Jailaniy, syekh yang terkenal,” Abdul Qadir bin Abdullah bin Abi Salih Janki Dust bin Abi Abdullah, yang garis keturunannya kembali ke Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Semoga Alloh ridlo dengan dia”.
13. KITAB FAWAT AL WAFIYAT IBNU SYAKIR AL-KUTBI yang meninggal pada tahun 764 H / j. 2 / hal. 373
14. KITAB MIR’AH AL JINAN W IBROH AL-YAQDZON karya Abu Muhammad Abdullah bin Asaad Al-Yafi’i, orang Mekkah Yaman yang wafat pada tahun 768 H / j. 3 / hal. 274
Penulis menyatakan : Syekh Abdul Qadir al-Jilani meninggal pada tahun 561 H, dan para ulama yang telah di sebutkan di atas sezaman dengannya atau dekat dengan zamannya, yang menegaskan ketenaran silsilah Syekh Abdul Qadir al Jailaniy. Menurut catatn penulis bahwa mereka semua (ulama’ yang telah disebutkan di atas) meninggal sebelum Ibnu Anaba menulis bukunya Umdat al-Talib, yang digunakan sebagian orang sebagai alasan untuk meragukan dan membtalkan silsilah Syekh Abdul Qadir Al-Jilaniy.
Wal Hamdu Lillahi Robbil ‘Alamin
Wallohu A’lam