Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljama'ah dengan Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (12 Imam)?
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?.
Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah. Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui. Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita (Ahlussunnah). Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri. Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah
2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad
3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.
5. Ahlussunnah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).
6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.
Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'’hum, seperti para Nabi.
7. Ahlussunnah : Dilarang mencaci-maki para sahabat.
Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.
8. Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.
Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.
9. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :
a) Bukhari
b) Muslim
c) Abu Daud
d) Turmudzi
e) Ibnu Majah
f) An Nasa’i
(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).
Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat :
a) Al Kaafi
b) Al Istibshor
c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
d) Att Tahdziib
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
10. Ahlussunnah : Al-Qur'an tetap orisinil
Syiah : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).
11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.
12. Ahlussunnah : Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.
Syiah : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.
13. Ahlussunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.
Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
14. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci.
Syiah : Khamer/ arak suci.
15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.
Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.
16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.
Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.
(jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.
Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.
(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).
18. Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i.
Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.
19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan.
Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan. (padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).
Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Ada sebuah kisah nyata:
Tentang pemahaman Syi'ah yang diambil dari kisah nyata diskusi wanita-wanita syi'ah dan seorang wanita yang bernama 'Aisyah yang terjadi di kota Medan
Sebelum 'Aisyah pergi ke masjid untuk mengisi kajian ibu-ibu dekat rumah, dia menyempatkan untuk mampir dulu ke rumah sepupu karena ingin mengambil kitab Fiqih Sunnah yang beberapa hari lalu dipinjamkan kepada sepupunya karena 'Aisyah akan membawanya ke pengajian.
Ternyata di rumah sepupunya sedang ada tamu yang penampilannya sangat islami, Kemudian 'Aisyah bertanya kepada sepupunya.
Siapa mereka?
Sepupunya menjawab: Mereka itu temanku sewaktu SMA. Kemudian 'Aisyah memuji penampilan mereka yang sangat Islami, dia berkata: "nah begitu dong kamu seharusnya, pakai pakaian yang tertutup (jilbab besar)".
Sepupunya menimpali: "Tapi pemahaman mereka beda dengan pemahamanmu yang kau ajarkan padaku 'Aisyah."
'Aisyah pun bertanya: "Memang bagaimana perbedaannya?"
Sepupunya menjawab: "Lebih baik kau bicara sendiri dengan mereka."
'Aisyah menjawab: "Tapi aku sedang ada pengajian."
Sepupunya berkata: "Sebentar saja, setidaknya kau bisa mengetahui perbedaan pemahamanmu dengan mereka."
Baiklah kata 'Aisyah.
Kemudian 'Aisyah ikut duduk di ruang tamu dengan mereka dan mengucapkan salam.
Setelah ngobrol beberapa waktu, 'Aisyah sudah bisa memastikan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita Syi'ah.
Lalu 'Aisyah beranikan diri untuk bertanya: Kalian penganut syi'ah?
Si tamu pun menjawab: Benar.
'Aisyah berkata: Subhanalloh, sungguh indah penampilan wanita-wanita Syi'ah..
Si tamu pun tertawa ringan dan berkata: Terima kasih tapi memang beginilah kami di ajarkan dan kami kemari pun dengan tujuan mengajak teman kami ini (sepupu 'Aisyah) untuk ikut dalam pengajian kami. Jika mbak 'Aisyah ingin ikut juga, mari sama-sama.
'Aisyah menjawab: 'Aisyah tertarik sekali ukht, tapi 'Aisyah sekarang sedang ada keperluan. Bagaimana kalau nanti malam kalian sempatkan datang ke rumah 'Aisyah untuk mendakwahi 'Aisyah dan keluarga 'Aisyah tentang ajaran yang kalian anut, apa kalian punya waktu?
Si tamu pun berkata: Tentu, tentu kami akan datang.
'Aisyah mengatakan: Alhamdulillah, nanti Husna (sepupunya) akan menemani kalian, rumah 'Aisyah dekat dari sini kok.
Kemudian 'Aisyah pamit, sepupunya mengantarkan ke depan pagar dan bertanya: Aku gak ngerti 'Aisyah, untuk apa kami ke rumahmu?
'Aisyah menjawab: Nanti kau akan tau Husna
Sepupunya membalas: Duh syah, jangan gitu, bilang aja..
'Aisyah: Mereka sedang berniat untuk mensyiahkanmu Husna, sementara sudah pernah kukatakan bahwa Sy'iah itu jauh dari Islam.
Maka nanti malam in sya Alloh kita yang akan mengembalikan pemahaman mereka ke pemahaman yang benar, In Sya Alloh.
Setelah selesai shalat Isya' beberapa menit kemudian datanglah mereka ke rumah 'Aisyah. Tapi 'Aisyah melihat mereka bersama seorang lelaki dan penampilannya juga luar biasa Islaminya, berjubah putih dan imamah hitam.
'Aisyah senyum saja dan sudah tau bahwa ini lah orang yang akan mereka andalkan dalam mendakwahi 'Aisyah sekeluarga.
Wanita-wanita itu memberi salam dan 'Aisyah menjawab salam mereka dengan senyum tapi 'Aisyah tidak langsung mempersilahkan mereka masuk rumah.
'Aisyah berkata: afwan ukht, tunggu dulu, sebelum masuk rumah, 'Aisyah harus minta izin dulu pada mahram 'Aisyah, sebab kalian membawa seorang lelaki.
Mereka mengangguk saja dan tersenyum manis.
'Aisyah bertanya pada abangnya: Bang, apakah laki-laki ini boleh masuk?
Abang 'Aisyah menjawab: Boleh.. biar abang yang menemani kalian. Kemudian masuklah mereka semua, dan memperkenalkan laki-laki yang ada bersama mereka, ternyata benar bahwa laki-laki itu yang membimbing mereka dan yang mengisi dakwah di pengajian mereka.
Singkat cerita, setelah basa-basi selama 3-4 menit maka dakwah mereka pun di mulai.
Salah seorang tamu tadi bertanya: Mbak 'Aisyah nama lengkapnya siapa?
'Aisyah menjawab: Aisyah bintu Umar al Muhsin bin Abdul Rahman Salsabila, kenapa ya ukhty?
Si tamu: Wow panjang juga ya hehe.. oh enggak hanya kami ingin memanggil mbak dengan nama yang lain, bagaimana jika kami panggil dengan Salsa saja?
'Aisyah sudah menyadari bahwa mereka tidak akan suka dengan nama 'Aisyah, sebab serupa dengan nama istri Rasululloh, dan mereka sangat benci kepada ummul mukminin 'Aisyah.. na'udzu billah min dzalik
'Aisyah pun tersemnyum dan berkata: Boleh juga, tapi boleh tau alasannya apa ya ukht?
Si tamu: Kami tidak menyukai nama itu sebab .......... (dia cerita cukup panjang dan intinya menjelek-njelekkan ummul mukminin 'Aisyah).
Tiba-tiba si laki-laki (ustadz Syi'ah) yang mereka ajak itu angkat suara.
Ustadz Syiah itu berkata: 'Aisyah itu adalah pendusta dan pezina, semoga Allah membakarnya di neraka.
Mendengar ucapan orang bodoh ini mata 'Aisyah spontan tertutup dan hati 'Aisyah terasa bergetar.. kemudian 'Aisyah menundukkan kepala dan mengucap istighfar, dan memohon pada Allah agar dikuatkan mendengar fitnah keji dari mulut-mulut yang masih jahil, kemudian setelah tenang, 'Aisyah angkat kepala dan senyum pada mereka dan membuat situasi seolah-olah 'Aisyah tidak tau tentang hal itu.
'Aisyah berkata: Masya Allah, benarkah begitu ustadz?
Ustadz Syi'ah menjawab: Benar, dialah penyebab wafatnya rasulullah, dia yang meracuni Rasululloh hingga wafat.. semoga laknat selalu menyertainya.
Air mata 'Aisyah menetes mendengar ucapan orang ini, dalam hatinya bagai tersayat-sayat.. seorang ibu dihina di depan anak-anaknya, rasanya ingin melemparkan gelas ini ke wajahnya. 'Aisyah pun melihat abangnya sudah mengenggam kedua tangannya dan menahan amarah. Namun sebelumnya 'Aisyah sudah mengiingatkan kepada abangnya bahwa diskusi ini tentu akan membuat hati panas.
'Aisyah pun menimpali: Astaghfirullah, sehebat itukah fitnahnya?
Si tamu wanita menjawab: Kok fitnah mbak? itu nyatanya, nih kami bawa kitab tafsir Al Ayyasyi (kitab Syiah) didalamnya terdapat bukti, bahkan Abdullah bin Abbas mengatakan 'Aisyah adalah seorang pelacur, ini ada kitabnya.
Dia keluarkan kitab tapi 'Aisyah lupa nama kitabnya, ma'rifat rijal kalau 'Aisyah tidak salah ingat. Dan 'Aisyah melihat memang isinya benar seperti yang mereka ucapkan.
Singkat cerita, mereka terus menghina 'Aisyah dan para sahabat, sampai telinga ini seperti sudah bengkak.
Akhirnya 'Aisyah tidak tahan dan berkata pada mereka: Sebentar ustadz, 'Aisyah mau ambil kitab Syi'ah punya 'Aisyah, ada yang ingin 'Aisyah tanyakan mengenai isinya.
Ustadz Syi'ah menjawab: Silahkan.
'Aisyah sudah siapkan satu soal yang akan menunjukkan jati diri mereka, apakah mereka orang yang cerdas atau cuma bisa ngomong besar.
Dan pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh Syaikh Adnan kepada seorang syaikh Syi'ah, tapi syaikh Syi'ah malah bingung menjawabnya.
'Aisyah berkata sambil menyodorkan kitabnya: Nih dia kitabnya.
Ustadz Syiah: Oh saya juga punya itu, Al Ghaibah, kebetulan saya bawa hehe.
'Aisyah berkata: Oh iya, kebetulan..
Si tamu wanita berkata: Hehe, Allah memudahkan urusan kita hari ini.
'Aisyah tersenyum ringan melihat tingkah laku mereka.
'Aisyah berkata: Begini ustadz, di dalam kitab ini disebutkan tentang beberapa wasiat Rosul kepada Imam Ali, benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Halaman berapa?
Aisyah: 150 no 111
Ustadz Syi'ah: Sebentar saya lihat. Ya, benar, lalu apa yang ingin ditanyakan dari wasiat yg mulia ini?
'Aisyah: Masih berlakukah wasiat ini ustadz?
Ustazd Syi'ah: Tentu, sampai hari kiamat.
'Aisyah: Di dalam kitab ini Rosul berwasiat
"Yaa 'Aliy anta washiyyi 'ala ahli baiti hayyihim wa mayyitihim wa 'ala nisa-i. fa man tsabbattuha laqiyatniy ghadan, wa man tholaqtuha fa ana bari’un minha".
Ustadz Syi'ah hanya bergumam
'Aisyah: Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Bagaimana kamu mengartikan kalimat wasiat itu.
Aisyah: Isi wasiat ini adalah
"wahai 'Ali engkau adalah washiy ahlul baitku (penjaga ahlul baitku) baik mereka yang masih hidup maupun yg sudah wafat, dan juga ISTRI-ISTRIKU. Siapa diantara mereka yang aku pertahankan, maka dia akan berjumpa denganku kelak. Dan barang siapa yang aku ceraikan, maka aku berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di padang mahsyar."
Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Benar ini wasiatnya.
'Aisyah: Yang ingin saya tanyakan, apakah 'Aisyah istri Rosululloh itu pernah dicerai oleh Rosululloh?
Ustadz Syi'ah begumam dan berkata: Tidak..
'Aisyah: Apakah 'Aisyah di pertahankan Rasulullah sampai Rasulullah wafat?
Ustadz Syiah: Ya benar.
Aisyah: Lalu kenapa tadi ustadz bilang 'Aisyah itu masuk neraka sedangkan dalam wasiat ini 'Aisyah tergolong orang yang masuk surga??
Ustadz Syi'ah: Bukan seperti itu maksud dari wasiat ini mbak Salsa.
'Aisyah tersenyum melihat tingkah si ustadz dan 'Aisyah melirik kedua wanita syi'ah tadi yang mulai hilang senyumannya.
'Aisyah: Entahlah ustadz tapi inilah isi dari kitab Syiah dan ini adalah wasiat dari Rasulullah, berarti wasiat ini tidak lagi dianggap oleh orang Syiah sendiri ya ustadz?
Ustadz Syi'ah: Oooh tidak begitu tapi,, tapi bukan begitu cara menafsirkannya.
Dan akhirnya dia menjelaskan tentang penafsirannya tapi sedikitpun tidak masuk akal bahkan kedua wanita syi'ah itu sendiri pun terlihat bingung mendengar penjelasan si Ustadz Syi'ah.
Abang Aisyah pun berkata: Ustadz, saya tidak faham dengan penjelasan antum, mohon diulangi ustadz.
Ustadz Syiah tersebut mulai gelisah.
Ustadz Syi'ah: Begini, intinya hadits wasiat ini dinilai oleh ahli ilmu Hadits Syi'ah dan tentunya berdasarkan ilmu hadits Syi'ah adalah lemah sekali bahkan sampai derajat palsu.
'Aisyah berkata dalam hati: Wah ini ustadz mulai aneh. tadi katanya wasiat ini masih berlaku sampai hari kiamat, sekarang menyatakannya sebagai hadits palsu.
'Aisyah diam beberapa saat memikirkan bagaimana cara membuat orang ini terdiam dan malu karena pendapatnya sendiri.
'Aisyah: Sudah-sudah, cukup, mungkin ini terlalu rumit pertanyaannya, nih ada pertanyaan lagi ustadz.
Seperti yang pernah saya dengar bahwa Syi'ah menganggap bahwa Ali lah yg seharusnya menjadi khalifah setelah wafatnya Rasululloh, apakah benar?
Ustadz Syi'ah: Ya benar sekali, tapi Abu Bakar rakus akan kekuasaan sampai-sampai dia berbuat kedholiman dan makar yang besar, diikuti pula oleh Umar dan Utsman.
Aisyah: Apakah ada dalil yang menunjukkan Ali sebagai orang yang dipilih Rasul menjadi khalifah sesudah wafatnya beliau?
Ustadz Syi'ah: Tentu ada, Hadits Ghadir Khum , ketika Nabi sedang menunaikan haji wada' disertai beberapa orang sahabat besar, Nabi berkata kepada Buraidah: "Hai Buraidah barangsiapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin..”
'Aisyah: Ustadz, kalau saya tidak mengamalkan dan sengaja menolak apa yang diperintahkan Nabi, kira-kira apa hukuman buat saya ustadz?
Ustadz Syi'ah: Mbak Salsabila bisa dihukumi kafir karena mendustakan Nabi.
'Aisyah: Astaghfirullah, berarti imam Ali pun telah kafir dalam hal ini ustadz, sebab dia tidak mengindahkan perintah Nabi, jika memang ini dalil yang menunjukkan Ali sebagai khalifah, bahkan imam Ali membai'at Abu Bakar, maka Abu Bakar pun di hukumi kafir, begitu juga Umar, dan semua sahabat yang menyaksikan ketika itu semuanya kafir, sebab yang menjadi pesan Rasul adalah man kuntu maulahu fa 'Aliyyun maulahu, siapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin.
Benarkah begitu ustadz? Atau Haditsnya palsu juga?
Ustadz Syiah: Hmmmm.. Haditsnya shahih.. tapi bukan begitu juga maksudnya.
'Aisyah: Tapi tunggu ustadz, sebelum ustadz jelaskan maksudnya saya pengen tanya lagi biar kelar. Apakah setelah imam Ali yang akan menjadi khalifah adalah anaknya Al Hasan?
Ustadz Syi'ah: Ya benar sekali, tidak bisa dipungkiri.
'Aisyah: Ada dalilnya? Shahih apa tidak?
Ustadz Syiah: Ada, shahih jiddan (sekali).
'Aisyah: Bagaimana bunyinya?
Ustadz Syiah: Wahai Ali engkau adalah khalifahku untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah kepada anakku Al Hasan,,
hadits ini cukup panjang menjelaskan tentang 12 imam.
Aisyah: Ustadz coba lihat kembali kitab Al Ghaibah yang berisi tentang wasiat Rasul tadi. Tidakkah isinya sama dengan yg baru saja ustadz sebutkan?
Ustadz Syiah: Sebentar.. oh iya sama.
Aisyah: Bukankah tadi saat kita membahas tentang keberadaan 'Aisyah di sorga, ustadz katakan hadits ini palsu?, tapi sekarang saat membahas tentang dalil kekhalifahan Ali dan Hasan malah ustadz berbalik mengatakan hadits ini shahih jiddan???
Ustadz Syi'ah pun diam seribu bahasa. 'Aisyah melihat raut ustadz berubah dari biasanya, mau senyum tapi tanggung, mau pulang tapi malu.
'Aisyah: Ustadz, saya pernah dengar dari teman-teman saya bahwa Syi'ah itu suka bertaqiyyah. Apakah ini bagian dari taqiyah itu?
Abang Aisyah: Hahahaha.. ustadz, akuilah bahwa Aisyah radhiyallahu 'anha adalah penghuni surga, Abu bakar adalah khalifah pertama, Umar kedua, Utsman ketiga,dan Ali keempat,
kita semua mencintai ahlul bait ustadz, Ali juga setia kepada kepemimpinan Abu bakar, Umar dan Utsman. Dan Ali sangat mencintai ketiga sahabatnya, bahkan sampai-sampai nama anak-anak Ali dari istrinya yang lain (selain Fathimah) diberi nama Abu Bakar, Umar & Utsman ... Apakah ustadz mau menafikan itu semua?
Ustadz Syiah: Hmmmmm.. sebaiknya kami pulang saja.
'Aisyah: Tunggu ustadz, ustadz belum menjawab pertanyaan kami.
Ustadz Syi'ah: Sepertinya kalian sudah tau semua.
'Aisyah: Oh berarti ustadz mengakui kebenaran ini?
Ustadz Syi'ah: Allahu a'lam, saya permisi dulu.
Husna (sepupu Aisyah): Bagaimana dengan kalian (kedua wanita syi'ah)?
Salah satu dari wanita Syi'ah angkat bicara: "Saya akan kembali lagi besok kesini dan saya harap Husna mau menemani saya"
Ustadz Syi'ah: Baiklah kalau begitu kalian tinggal disini dan saya pamit.
Wassalamu 'alaikum..
Kami: Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Selesai.
Sumber: Status FB Aisyah Salsabila
Semoga kisah ini membuka mata hati kita dan pengetahuan kita tentang ajaran yang menyimpang, khususnya Syi'ah di Indonesia. Share dan sebarkan kawan! JANGAN DIABAIKAN karena tentu kita berharap kepada Allah agar Indonesia tidak menjadi "sarang besar" penganut syi'ah yang sesat. Kita berharap kisah seperti ini mampu membendung laju mereka dan membuka wawasan kita semua agar sadar bahayanya paham syi'ah.
Semoga bermanfaat. Wassalam