*KAMUS ISTILAH DALAM "NU"*
*PBNU* ( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ) untuk tingkat pusat, berkantor di Ibu kota Negara.
*PWNU* (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama ) untuk tingkat provinsi berkantor di Ibu kota Provinsi.
*PCNU* (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) untuk tingkat Kabupaten / Kota, berkantor di daerah Kabupaten atau Kota Madya (Kodya).
*PCINU* (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) untuk luar negeri, berkantor di Ibu kota Negara dimana di negara itu sudah dibentuk kepengurusan NU.
*MWCNU* (Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama) untuk tingkat kecamatan.
*PRNU* (Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama) untuk tingkat Desa.
*PARNU* (Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama) untuk tingkat Dukuhan / Lingkungan.
*A’wan:* Bagian dari syuriah yang bertugas membantu tugas rais, yang terdiri atas sejumlah ulama terpandang. A’wan adalah bentuk jamak dari ‘aun yang secara bahasa berarti bantuan.
*Hadhratusy Syaikh:* Sebutan kepada seorang ulama sebagai pengakuan atas keluasan ilmunya, kemuliaan akhlaqnya, dan keistiqamahannya dalam berdakwah. Istilah Hadhratusy Syaikh di NU merujuk kepada K.H Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
*Jam’iyyah:* Perkumpulan yang memiliki ikatan dan aturan baku (organisasi). Berbeda dari jama’ah yang merupakan perkumpulan yang bersifat lepas dan cair. Keduanya berakar dari kata jama’a (berkumpul). Selain Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah induk, ada beberapa badan otonom NU yang juga memakai nama jam’iyyah, seperti Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdhiyyah (JATMAN) yang menaungi para pengikut Thariqat yang mu’tabar; dan Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh (JQH) yang mengurus pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan pengembangan tradisi penghafalan dan seni membaca Al-Qur’an.
*Katib:* Penulis atau juru catat, berasal dari kata ‘kataba’ (menulis). Dalam NU, istilah katib hanya diperuntukkan bagi sekretaris syuriah. Sementara itu, dalam tanfidziah digunakan istilah sekretaris.
*Khittah:* Visi dasar organisasi NU yang dirumuskan pada awal pendiriannya pada tahun 1926, yakni sebagai organisasi sosial keagamaan yang berjuang di ranah dakwah, sosial, dan pendidikan. Kata khiththah berasal dari kata ‘khaththa (menggaris).
*Lajnah:* Panitia, komisi, lembaga, atau komite yang secara struktural bertanggung jawab kepada NU. Berasal dari kata ‘lajanah’ yang berarti mengaduk, merekatkan. Ada beberapa lajnah dalam NU, yaitu: Lajnah Falakiyyah, bertugas menangani hal-hal yang berkaitan dengan bidang ilmu falak (astronomi); Lajnah Bahtsul Masa’il (LBM), bertugas membahas, mengkaji, dan memutuskan berbagai masalah keagamaan, dengan bersandar pada pandangan ulama dan kitab yang mu’tabar; Lajnah At-Ta’lif wan Nasyr, menangani penerbitan karya dan fatwa ulama NU, kegiatan muktamar, dan lain-lain; dan Lajnah Awqaf, yang menangani harta wakaf baik dari anggota maupun simpatisan NU. Selain lajnah, ada juga lembaga, seperti Lakpesdam, LP Ma’arif dan Lesbumi, dan badan otonom, seperti Anshor, Fatayat, Muslimat, IPNU, dan IPPNU, yang secara struktural lebih mandiri.
*(Al-)Muhafazhah ‘alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah:* Prinsip dasar ulama NU yang bermakna, “Berpegang teguh pada pendapat terdahulu yang baik, seraya mengambil pendapat yang baru yang jauh lebih baik”. Dengan dasar kaidah itu, NU mempertahankan tradisi salafiyyahnya, namun tidak alergi terhadap pendapat dan interpretasi keagamaan modern yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ ulama salaf.
*Mustasyar:* Dewan penasihat syuriah yang terdiri atas ulama sepuh NU, seperti K.H M. Zen Syukri, K.H Idris Marzuki Lirboyo, dan Tuan Guru Badruddin Turmudzi. Mustasyar berasal dari kata ‘istasyara’ yang berarti meminta petunjuk.
*Qanun Asasi:* Garis-garis dasar ideologi NU yang disusun oleh Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy’ ari. Intinya, jam’iyyah NU berpegang kepada madzhab Asy’ariyah (pengikut Syaikh Abul Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari) dan Maturidiyyah (pengikut Abu Manshur Muhammad bin Muhammad Al-Maturidi) dalam beraqidah; pendapat ulama madzhab Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali dalam berfiqih; dan pendapat Imam Junaid Al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali dalam bertasawuf.
*Rabithah Al-Ma’ahid Al-Islamiyyah* (RMI): Perkumpulan pesantren NU adalah salah satu badan pelaksana kebijakan NU dalam bidang kepesantrenan. Rabithah berasal dari kata ‘rabatha’ yang berarti mengikat, sedangkan Ma’ahid adalah jamak dari kata ‘ma’had’ yang bermakna pondok pesantren.
*Rais Akbar:* Secara bahasa bermakna pemimpin besar, jabatan tertinggi dalam struktur kepengurusan Syuriyyah NU saat pertama kali didirikan. Jabatan ini hanya pernah diduduki oleh Hadhratusy Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari. Sepeninggal Mbah Hasyim, istilah rais akbar diganti dengan rais ‘am yang berarti ketua umum.
*Syuriah:* Berasal dari kata ‘syawara’ yang berarti bermusyawarah. Syuriah ialah badan musyawarah pengambil keputusan tertinggi dalam NU, semacam dewan legislatif dalam negara. Syuriah dipimpin oleh seorang rais ‘am.
*Tanfidziah:* Berasal dari kata ‘naffadza’ yang berarti melaksanakan. Tanfidziah ialah badan pelaksana harian syuriah. Pemimpin tertinggi Tanfidziyyah tidak menggunakan istilah rais ‘am, melainkan ketua umum.
Semoga bermanfaat untuk lebih mengenal NU
Salam MT.SYAHIDA
NAMA-NAMA URUTAN UMUR MANUSIA
(Dalam bahasa Arab)
1- Ketika baru dilahirkan ia disebut al Waliid (الوليد)
2- Sebelum mencapai 7 hari ia disebut as Shodiigh (الصديغ)
3- Selama ia menyusu kepada ibunya, ia disebut ar Rodhi' (الرضيع).
4- Ketika ia sudah disapih, ia disebut al Fathiim (الفطيم).
5- Ketika ia sudah belajar merangkak, ia disebut ad Daarij (الدارج).
6- Jika gigi susunya sudah mulai tanggal, ia disebut al Matsghuur (المثغور).
7- Jika gigi dewasa sudah menggantikan gigi susunya, ia disebut al mutsagghir (المثغّر).
8- Mulai ia disapih sampai berumur 7 tahun, ia juga bisa disebut al Ghulaam (الغلام).
9- Jika ia sudah mulai besar, tapi belum baligh -antara 7-10 tahun-, ia disebut al Yaafi' (اليافع).
10- Jika ia mencapai umur 10 tahunan atau lebih, ia disebut an Naasyi' (الناشىء).
11- Dari semenjak lahir sampai berumur 12 tahunan, ia disebut juga at Thiflu (الطفل).
12- Jika ia mencapai usia baligh, antara 12-18 tahun, ia disebut al Muroohiq (المراهق).
13- Jika kumisnya sudah mulai tumbuh sampai menjelang usia 20 tahun, ia disebut al fataa (الفتى).
14- Usia antara 20 - 40 tahun, ia disebut as Syaabb (الشاب).
15- Ketika berusia antara 40 - 60 tahun, ia disebut al Kahl (الكهل).
16- Jika mulai menua, dan mulai melemah, ia disebut al Himm (الهِمّ).
17- Jika sudah renta, dan lemah, ia disebut al Ajuuz (العجوز).
Apa sebutan untuk diri kita sekarang?
[KH. M Afifudin Dimyathi]
Syair Al Imam As Syafi'i tentang Taqwa, Tawakkal dan Dzikrul maut
ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺖَ ﻏَﺎﻓِﻼً # ﻳَﺄْﺗِﻴْﻚَ ﺑِﺎﻟْﺄَﺭْﺯَﺍﻕِ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻻَﺗَﺪْﺭِﻱْ
Bertakwalah kepada Allah jika kamu lalai
Niscaya dia memberimu rezeki dari jalan yang tidak kamu ketahui
ﻓَﻜَﻴْﻒَ ﺗَﺨَﺎﻑُ ﺍﻟْﻔَﻘْﺮَ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﺍﺯِﻗًﺎ # ﻓَﻘَﺪْ ﺭَﺯَﻕَ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮَ ﻭَﺍﻟْﺤُﻮْﺕَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ
Bagaimana kamu takut kefakiran padahal Allah pemberi
rezeki
Dia memberi rezeki kepada burung dan ikan di laut bahari
ﻭَﻣَﻦْ ﻇَﻦَّ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕَ ﻳَﺄْﺗِﻲْ ﺑِﻘُﻮَّﺓٍ # ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﺍﻟْﻌُﺼْﻔُﻮْﺭُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺴْﺮِ
Barangsiapa menyangka bahwa kekuatan mendatangkan
rezeki
Tentu burung pipit kalah dengan burung elang tidak mendapat
rezeki
ﺗَﺰُﻭْﻝُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻻَ ﺗَﺪْﺭِﻱْ # ﺇِﺫَﺍ ﺟَﻦَّ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞُ ﻫَﻞْ ﺗَﻌِﻴْﺶُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻔﺠﺮ
Kamu pasti akan meninggalkan dunia dan kamu tidak mengetahui
Apabila malam tiba apakah kamu akan tetap hidup sampai
besok pagi
ﻓَﻜَﻢْ ﻣِﻦْ ﺻَﺤِﻴْﺢٍ ﻣَﺎﺕَ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﻋِﻠَّﺔٍ # ﻭَﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﺳَﻘِﻴْﻢٍ ﻋَﺎﺵَ ﺣِﻴْﻨًﺎ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﺪَّﻫْﺮِ
Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit lagi
Berapa banyak orang sakit yang tetap hidup bertahun-tahun lagi
ﻭَﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﻓَﺘًﻰ ﺃَﻣْﺴَﻰ ﻭَﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺿَﺎﺣِﻜًﺎ # ﻭَﺃَﻛْﻔَﺎﻧُﻪُ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐِ ﺗُﻨْﺴَﺞُ ﻭَﻫْﻮَ ﻻَ
ﻳَﺪْﺭِﻱْ
Berapa banyak anak muda yang tertawa-tawa ketika sore dan pagi
Padahal kain kafannya sedang dijahit sedang dia tidak menyadari
ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﺎﺵَ ﺃَﻟْﻔًﺎ ﻭَﺃَﻟْﻔَﻴْﻦِ # ﻓَﻼَ ﺑُﺪَّ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡٍ ﻳَﺴِﻴْﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ
Barangsiapa dapat hidup seribu atau dua ribu tahun lagi
Ia akan mesti akan mendatangi kubur dan itu sudah pasti
wallahu a'lam bis shawab
Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Bagaimana menurut anda...
TAHLILAN DAN SELAMATAN KEMATIAN
MENURUT MAZHAB SYAFI'I
1. Pendapat Imam As Syafi'i rahimahullah.
Imam An Nawawi menyebutkan di dalam kitabnya, Syarah muslim demikian :
"Adapun bacaan Al-Quran (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit), maka yang masyhur dalam madzhab Syafi'i, tidak dapat sampai kepada mayit yang dikirimi...
sedangkan dalilnya Imam Syafi'i dan pengikut-pengikutnya, yaitu firman Allah (yang artinya), dan seseorang tidak akan memperoleh pahala, melainkan pahala dari usahanya sendiri dan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam (yang artinya), "Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah amal usahanya, kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang saleh (laki-laki atau perempuan) yang berdoa untuknya (mayit)"
[An Nawawi, Syrah Muslim, juz 1 hal 90]
Juga imam Nawawi di dalam Kitab Takmilatul Majmu' Syarah Muhadzab, mengatakan :
"Adapun bacaan Al-Quran dan mengirimkan pahalanya untuk mayit dan mengganti shalatnya mayit dsb, menurut Imam Syafi'i dan Jumhurul Ulama adalah tidak dapat sampai kepada mayit yang dikirimi, dan keterangan seperti ini telah diulang-ulang oleh Imam Nawawi di dalam kitabnya, Syarah Muslim" [As Subukl, Takmilatul Majmu', Syarah Muhadzab, juz X, hal 426]
2. Al Haitami, di dalam Kitabnya Al Fatawa Al Kubra Al Fighiyah, mengatakan demikian :
"Mayit tidak boleh dibacakan apapun, berdasarkan keterangan yang mutlak dari ulama' Mutaqaddimin (terdahulu), bahwa bacaan (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) adalah tidak dapat sampai kepadanya, sebab pahala bacaan itu adalah untuk pembacanya saja, Sedangkan pahala hasil amalan tidak dapat dipindahkan dari amil ( yang mengamalkan) perbuatan itu, berdasarkan firman Allah (yang artinya), "Dan manusia tidak memperoleh, kecuali pahala dari hasil usahanya sendiri " [Al Haitami, Al Fatawa Al Kubra Al Fighiyah, juz 2, hal 9]
3. Imam Muzani, di dalam Hamisy Al Um. mengatakan demikian :
"Rasulullah SAW memberitahukan sebagaimana yang diberitakan Allah, bahwa dosa seseorang akan menimpa dirinya sendiri seperti halnya amalnya adalah untuk dirinya sendiri bukan untuk orang lain dan tidak dapat dikirimkan kepada orang lain" [ Al Um, As Syafi'i, juz 7, hal 269]
4. Imam Al Khazin di dalam tafsirnya, mengatakan :
"Dan yang masyhur dalam madzhab Syafi'i, bahwa bacaan Qur'an (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) adalah tidak dapat sampai kepada mayit yang dikirimi"
[Al Khazin, Al Jamal, jus 4, hal 236]
5. Di dalamTafsir Jalalain, disebutkan demikian :
"Maka seseorang tidak memperoleh pahala sedikitpun dari hasil usaha orang lain"
[Tafsir Jalalain, 2/197].
6. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, Tafsirul Qur'anil Azhim, mengatakan (dalam rangka menafsirkan ayat 39 surat An Najm) :
"Yakni, sebagaimana dosa seseorang tidak dapat menimpa kepada orang lain, demikian juga manusia tidak dapat memperoleh pahala melainkan dari hasil amalnya sendiri, dan dari ayat yang mulia ini (ayat 39 An Najm), Imam As Sfafi'i r.a. dan ulama-ulama yang mengikutinya mengambil kesimpulan, bahwa bacaan yang pahalanya dikirimkan kepada mayit adalah tidak sampai, karena bukan dari hasil usahanya sendiri. Oleh karena itu Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan umatnya untuk mengamalkan (mengirim pahala bacaan), dan tidak pernah memberikan bimbingan, baik dengan nash maupun dengan isyarat, dan tidak ada seorang sahabat pun yang pernah mengamalkan perbutan tersebut, kalau toh amalan semacam itu memang baik, tentu mereka lebih dahulu mengerjakannya, padahalan amalan qurban (mendekatkan diri kepada Allah) hanya terbatas yang ada nash-nashnya (dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW ) dan tidak boleh dipalingkan dengan qiyas-qiyas dan pendapat-pendapat."
Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana kalau seandainya setiap usai tahlilan lalu berdoa :Allahumma aushil Tsawaba maa Qaaranaahu ila ruhi fulan... ( Ya Allah, sampaikan lah pahala bacaan kami tadi kepada roh fulan..)?
Pertanyaan ini dapat dijawab demikian : Ulama telah sepakat, bahwa pengiriman pahala tdk sampai ke mayit krn bertentangan dg surat an najm ayat 39.
JAWABANNYA ADALAH
Seperti apa macam dan bentuk shodaqoh itu, Islam tidak menentukan, bahwa Rasulullah pernah berkata,
تَصَدَّقُوْا وَلَوْ بِتَمَرَةٍ
Shodaqohlah kamu, meskipun hanya berupa sebutir kurma. (HR. Al Bukhori).
Hadits ini menunujukkan bahwa shodaqoh itu, berupa apa saja dan berapa saja jumlahnya, Rasulullah tidak menentukan.
Perkara kebiasaan maupun kebiasaan yang sering dilakukan atau tradisi atau adat istiadat berlaku kaidah ushul fiqih
“wal ashlu fi ‘aadaatinal ibaahati hatta yajii u sooriful ibahah”
yang artinya “dan hukum asal dalam kebiasaan (adat istiadat) adalah boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal atau sampai ada dalil yang melarang atau mengharamkannya“.
Contohnya
1. Membiasakan bersededekah untuk anak yatim setiap hari Jum’at sebelum sholat jum’at adalah kebiasaan yang baik karena memang tidak ada dalil yang melarangnya.
2. Membiasakan puasa sunah melebihi tiga hari dalam sebulan sebagaimana jumlah hari yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah kebiasaan yang baik karena memang tidak ada dalil yang melarangnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mencontohkan tidak membuat sesuatu larangan yang tidak dilarang oleh Allah Azza wa Jalla dengan tidak melarang para Sahabat berpuasa sunnah setiap bulan hijriah melebihi apa yang telah beliau contohkan hanya 3 hari karena Allah Azza wa Jalla memang tidak melarangnya
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Syahin Al Washithiy telah menceritakan kepada kami Khalid bin ‘Abdullah dari Khalid Al Hadzdza’ dari Abu Qalabah berkata, telah mengabarkan kepada saya Abu Al Malih berkata; Aku dan bapakku datang menemui ‘Abdullah bin ‘Amru lalu dia menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikabarkan tentang shaumku lalu Beliau menemuiku. Maka aku berikan kepada Beliau bantal terbuat dari kulit yang disamak yang isinya dari rerumputan, lalu Beliau duduk diatas tanah sehingga bantal tersebut berada di tengah antara aku dan Beliau, lalu Beliau berkata: Bukankah cukup bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulannya? ‘Abdullah bin ‘Amru berkata; Aku katakan: Wahai Rasulullah? (bermaksud minta tambahan) . Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Lima hari. Aku katakan lagi: Wahai Rasulullah? Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Tujuh hari. Aku katakan lagi: Wahai Rasulullah? Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Sembilan hari. Aku katakan lagi: Wahai Rasulullah? Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Sebelas hari. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: Tidak ada shaum melebihi shaumnya Nabi Daud Aalaihissalam yang merupakan separuh shaum dahar, dia berpuasa sehari dan berbuka sehari. (HR Bukhari 1844).
3. Membiasakan membaca surah Yasin setiap malam Jum’at adalah kebiasaan yang baik karena memang tidak ada dalil yang melarangnya
Walaupun sebenarnya kebiasaan membaca surah Yasin setiap malam Jum’at atau kebiasaan membaca surah Ar Rahmaan, Al Mulk , Waqiaah setiap malam Senin dan malam Kamis adalah kebiasaan yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam namun mereka hanya mempercayai hadits-hadits yang sudah terbukukan saja. Padahal jumlah hadits yang telah terbukukan hanya sebagian kecil saja dari jumlah hadits yang telah dihafal oleh para penghafal hadits dan disampaikan melalui lisan ke lisan para ulama yang sholeh.
Begitupula mereka mengingkari atau membuang sama sekali hadits-hadits dhoif dalam perkara kebiasaan atau bahkan mendhoifkan hadits-hadits yang sebenarnya tidak dhoif. Para ulama yang sholeh meninggalkan hadits-hadits dhoif hanya untuk perkara syariat.
Mereka lebih percaya ketika sebuah hadits telah dicap “dishahihkan oleh Al Albani“, padahal ulama Al Albani tidak termasuk ulama yang meriwayatkan hadits atau membawa hadits dari lisan ke lisan para ulama yang sholeh yang tersambung kepada lisannya para perawi hadits. Ulama Al Albani termasuk ulama yang membaca hadits dibalik perpustakaan berdasarkan pemahamannya atau ijtihadnya sendiri. Siapa yang dapat menjamin upaya pemahamannya (ijtihad) tidak keliru ? Terlebih lagi beliau tidak dikenal berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak.
Pada hakikatnya kita dapat bertanya tentang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Rasululullah shallallahu alaihi wasallam kepada para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam karena mereka melakukan kebiasan-kebiasan yang baik berdasarkan pengajaran dalam bentuk praktek yang mereka terima dari orang tua dan dari orang tua dari orang tua mereka sehingga tersambung dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Hal yang perlu kita ingat adalah segala kebiasaan yang tidak menyalahi satupun laranganNya atau tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah adalah termasuk bid’ah hasanah atau bid’ah yang terpuji dan bernilai pahala.
Berikut pendapat Imam Syafi’i ra
قاَلَ الشّاَفِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -ماَ أَحْدَثَ وَخاَلَفَ كِتاَباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَرًا فَهُوَ البِدْعَةُ الضاَلَةُ ، وَماَ أَحْدَثَ مِنَ الخَيْرِ وَلَمْ يُخاَلِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُوْدَةُ -(حاشية إعانة 313 ص 1الطالبين -ج )
Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal (kebiasaan) yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan menyalahi (bertentangan) dengan pedoman Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebiasaan yang baik (kebaikan) yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak menyelahi (bertentangan) dengan pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala. (Hasyiah Ianathuth-Thalibin –Juz 1 hal. 313)
Walau bagaimanapun anjuran sedekah untuk yang telah wafat telah dicatat pada kitab-kitab para ulama terdahulu.
Dari kitab “Al-Hawi lil Fatawi” karya Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi jilid 2 halaman 178 sebagai berikut:
قال الامام أحمد بن حنبل رضي الله عنه فى كتاب الزهد له : حدثنا هاشم بن القاسم قال: حدثنا الأشجعى عن سفيان قال
قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام , قال الحافظ ألو نعيم فى الجنة: حدثنا أبو بكر بن مالك حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل حدثنا أبى حدثنا هاشم بن القاسم حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام
Artinya:
“Telah berkata Imam Ahmad bin Hanbal ra di dalam kitabnya yang menerangkan tentang kitab zuhud: Telah menceritakan kepadaku Hasyim bin Qasim sambil berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: TelaH berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi’in, wafat kira-kira tahun 110 H / 729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.
Telah berkata al-Hafiz Abu Nu’aim di dalam kitab Al-Jannah: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Malik, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Ubay, telah menceritakan kepadaku Hasyim bin al-Qasim, telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”
Selain itu, di dalam kitab yang sama jilid 2 halaman 194 diterangkan sebagai berikut:
ان سنة الاطعام سبعة أيام بلغنى أنهامستمر الى الأن بمكة و المدينة فالظاهر أنها لم تترك من عهد الصحابة الى الأن و انهم أخذوها خلفا عن سلف الى الصدر الأول
ِArtinya:
“Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu masa Imam Suyuthi abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan tersebut tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat sampai sekarang, dan tradisi tersebut diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama, yaitu sahabat.
Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ahli hadits kenamaan mengatakan bahwa beliau mendapatkan riwayat dari Hasyim bin al-Qasim, yang mana beliau meriwayatkan dari Al-Asyja’i, yang beliau sendiri mendengar dari Sofyan, bahwa Imam Thawus bin Kaisan radliyallahu ‘anhu pernah berkata :
إن الموتى يفتنون في قبورهم سبعا، فكانوا يستحبون أن يطعم عنهم تلك الأيام
“Sesungguhnya orang mati difitnah (diuji dengan pertanyaan malaikat) didalam quburnya selama 7 hari, dan “mereka” menganjurkan (mensunnahkan) agar memberikan makan (pahalanya) untuk yang meninggal selama 7 hari tersebut”.
Riwayat ini sebutkan oleh Imam Ahmad Ahmad bin Hanbal didalam az-Zuhd [1]. Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani (w. 430 H) juga menyebutkannya didalam Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiyah.[2] Sedangkan Thawus bin Kaisan al-Haulani al-Yamani adalah seorang tabi’in (w. 106 H) ahli zuhud, salah satu Imam yang paling luas keilmuannya. [3] Ibnu Hajar al-Haitami (w. 974) dalam al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubraa dan Imam al-Hafidz as-Suyuthi (w. 911 H) dalam al-Hawil lil-Fatawi mengatakan bahwa dalam riwayat diatas mengandung pengertian bahwa kaum Muslimin telah melakukannya pada masa Rasulullah, sedangkan Rasulullah mengetahui dan taqrir terhadap perkara tersebut. Dikatakan (qil) juga bahwa para sahabat melakukannya namun tidak sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Atas hal ini kemudian dikatakan bahwa khabar ini berasal dari seluruh sahabat maka jadilah itu sebagai Ijma’, dikatakan (qil) hanya sebagian shahabat saja, dan masyhur dimasa mereka tanpa ada yang mengingkarinya. [4]
Ini merupakan anjuran (kesunnahan) untuk mengasihi (merahmati) mayyit yang baru meninggal selama dalam ujian didalam kuburnya dengan cara melakukan kenduri shadaqah makan selama 7 hari yang pahalanya untuk mayyit. Kegiatan ini telah dilakukan oleh para sahabat, difatwakan oleh mereka. Sedangkan ulama telah berijma’ bahwa pahala hal semacam itu sampai dan bermanfaat bagi mayyit.[5] Kegiatan semacam ini juga berlangsung pada masa berikutnya, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Imam al-Hafidz as-Suyuthiy ;
“Sesungguhnya sunnah memberikan makan selama 7 hari, telah sampai kepadaku (al-Hafidz) bahwa sesungguhnya amalan ini berkelanjutan dilakukan sampai sekarang (masa al-Hafidz) di Makkah dan Madinah. Maka secara dhahir, amalan ini tidak pernah di tinggalkan sejak masa para shahabat Nabi hingga masa kini (masa al-Hafidz as-Suyuthi), dan sesungguhnya generasi yang datang kemudian telah mengambil amalan ini dari pada salafush shaleh hingga generasai awal Islam. Dan didalam kitab-kitab tarikh ketika menuturkan tentang para Imam, mereka mengatakan “manusia (umat Islam) menegakkan amalan diatas kuburnya selama 7 hari dengan membaca al-Qur’an’. [6]
Shadaqah seperti yang dilakukan diatas berlandaskan hadits Nabi yang banyak disebutkan dalam berbagai riwayat. [7] Lebih jauh lagi dalam hadits mauquf dari Sayyidina Umar bin Khaththab, disebutkan dalam al-Mathalib al-‘Aliyah (5/328) lil-Imam al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852) sebagai berikut :
قال أحمد بن منيع حدثنا يزيد بن هارون حدثنا حماد بن سلمة عن علي بن زيد عن الحسن عن الحنف بن قيس قال كنت أسمع عمر رَضِيَ الله عَنْه يقول لا يدخل أحد من قريش في باب إلا دخل معه ناس فلا أدري ما تأويل قوله حتى طعن عمر رَضِيَ الله عَنْه فأمر صهيبا رَضِيَ الله عَنْه أن يصلي بالناس ثلاثا وأمر أن يجعل للناس طعاماً فلما رجعوا من الجنازة جاؤوا وقد وضعت الموائد فأمسك الناس عنها للحزن الذي هم فيه فجاء العباس بن عبد المطلب رَضِيَ الله عَنْه فقال يا أيها الناس قد مات الحديث وسيأتي إن شاء الله تعالى بتمامه في مناقب عمر رَضِيَ الله عَنْه
“Ahmad bin Mani’ berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari ‘Ali bin Zayd, dari al-Hasan, dari al-Ahnaf bin Qays, ia berkata : aku pernah mendengar ‘Umar radliyallahu ‘anh mengatakan, seseorang dari Quraisy tidak akan masuk pada sebuah pintu kecuali seseorang masuk menyertainya, maka aku tidak mengerti apa yang maksud perkataannya sampai ‘Umar radliyallahu ‘anh di tikam, maka beliau memerintahkan Shuhaib radliyallahu ‘anh agar shalat bersama manusia selama tiga hari, dan juga memerintahkan agar membuatkan makanan untuk manusia. Setelah mereka kembali (pulang) dari mengantar jenazah, dan sungguh makanan telah dihidangkan, maka manusia tidak mau memakannya karena sedih mereka pada saat itu, maka sayyidina ‘Abbas bin Abdul Muththalib radliyallahu ‘anh datang, kemudian berkata ; wahai.. manusia sungguh telah wafat .. (al-hadits),
[1] Lihat : Syarah ash-Shudur bisyarhi Hal al-Mautaa wal Qubur ; Syarah a-Suyuthi ‘alaa Shahih Muslim, Hasyiyah as-Suyuthi ‘alaa Sunan an-Nasaa’i dan al-Hafi lil-Fatawi lil-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi ; Lawami’ al-Anwar al-Bahiyyah (2/9) lil-Imam Syamsuddin Muhammad as-Safarainy al-Hanbali (w. 1188 H) ; Sairus Salafush Shalihin (1/827) lil-Imam Isma’il bin Muhammad al-Ashbahani (w. 535 H) ; Imam al-Hafidz Hajar al-Asqalani (w. 852 H) didalam al-Mathalibul ‘Aliyah (834).
[2] Lihat : Hilyatul Auliya’ wa Thabaqatul Ashfiyaa’ lil-Imam Abu Nu’aim al-Ashbahaniy : “menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Malik, menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, menceritakan kepada kami ayahku (Ahmad bin Hanbal), menceritakan kepada kami Hisyam bin al-Qasim, menceritakan kepada kami al-Asyja’iy, dari Sufyan, ia berkata : Thawus telah berkata : “sesungguhnya orang mati di fitnah (diuji oleh malaikat) didalam kuburnya selama 7 hari, maka ‘mereka’ menganjurkan untuk melakukan kenduri shadaqah makan yang pahalanya untuk mayyit selama 7 hari tersebut”.
[3] Lihat : al-Wafi bil Wafiyaat (16/236) lil-Imam ash-Shafadi (w. 764 H), disebutkan bahwa ‘Amru bin Dinar berkata : “aku tidak pernah melihat yang seperti Thawus”. Dalam at-Thabaqat al-Kubra li-Ibni Sa’ad (w. 230 H), Qays bin Sa’ad berkata ; “Thawus bagi kami seperti Ibnu Siirin (sahabat) bagi kalian”.
[4] Lihat ; al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra (2/30-31) lil-Imam Syihabuddin Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami ; al-Hawi al-Fatawi (2/169) lil-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthiy.
[5] Lihat : Syarah Shahih Muslim (3/444) li-Syaikhil Islam Muhyiddin an-Nawawi asy-Syafi’i.
[6] Lihat : al-Hawi al-Fatawi (2/179) lil-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi.
Tahlilan atau sedekah tahlil adalah sedekah atas nama ahli kubur yang diselenggarakan oleh keluarga ahli kubur sedangkan peserta tahlilan bersedekah diniatkan untuk ahli kubur dengan tasbih, takbir, tahmid, tahlil, pembacaan surah Yasiin, Al Fatihah, dzikir dan doa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan bahwa kita boleh bersedekah atas nama orang yang telah meninggal dunia
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأُرَاهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا
Telah bercerita kepada kami Isma’il berkata telah bercerita kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah aku boleh bershadaqah atas namanya? Beliau menjawab: Ya bershodaqolah atasnya. (HR Muslim 2554)
Contoh sedekah oleh bukan keluarga
Pernah dicontohkan bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya Nabi bersabda: “Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya” (HR Ahmad)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan bahwa sedekah tidak selalu dalam bentuk harta
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ مَوْلَى أَبِي عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba’i Telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun Telah menceritakan kepada kami Washil maula Abu Uyainah, dari Yahya bin Uqail dari Yahya bin Ya’mar dari Abul Aswad Ad Dili dari Abu Dzar bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada beliau, Wahai Rosulullah, orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa dan bersedekah dengan sisa harta mereka. Maka beliau pun bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah (HR Muslim 1674)
Imam Syafi’i ra , ulama yang telah diakui oleh jumhur ulama dari dahulu sampai sekarang berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak. Ulama yang paling baik dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah dan Beliau masih bertemu dengan para perawi hadits atau Salafush Sholeh, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Nawawi
قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمهُ اللَّه: ويُسْتَحَبُّ أنْ يُقرَأَ عِنْدَهُ شيءٌ مِنَ القُرآنِ، وَإن خَتَمُوا القُرآن عِنْدهُ كانَ حَسناً
“Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata : "disunnahkan agar membaca sesuatu dari al-Qur’an disisi quburnya, dan apabila mereka mengkhatamkan al-Qur’an disisi quburnya maka itu bagus” (Riyadlush Shalihin [1/295] lil-Imam an-Nawawi ; Dalilul Falihin [6/426] li-Imam Ibnu ‘Allan ; al-Hawi al-Kabir fiy Fiqh Madzhab asy-Syafi’i (Syarah Mukhtashar Muzanni) [3/26] lil-Imam al-Mawardi dan lainnya.
قال الشافعى : وأحب لو قرئ عند القبر ودعى للميت
Imam Syafi’i mengatakan “aku menyukai sendainya dibacakan al-Qur’an disamping qubur dan dibacakan do’a untuk mayyit” ( Ma’rifatus Sunani wal Atsar [7743] lil-Imam al-Muhaddits al-Baihaqi.)
Begitupula Imam Ahmad semula mengingkarinya karena atsar tentang hal itu tidak sampai kepadanya namun kemudian Imam Ahmad ruju’
قال الحافظ بعد تحريجه بسنده إلى البيهقى قال حدثنا أبو عبدالله الحافظ قال حدثنا ابو العباس بن يعقوب قال حدثنا العباس بن محمد قال سألت يحي بن معين عن القرأءة عند القبر فقال حدثنى مبشر بن أسماعيل الحلبي عن عبد الرحمن بن اللجلاج عن أبيه قال لبنيه إذا أنا مت فضعونى فى قبرى وقولوا بسم الله وعلى سنه رسول الله وسنوا على التراب سنا ثم إقرأوا عند رأسى أول سوره البقرة وخاتمتها فإنى رأيت إبن عمر يستحب ذلك ,قال الحافظ بعد تخريجه هذا موقوف حسن أخريجه أبو بكر الخلال وأخريجه من رواية أبى موسى الحداد وكان صدوقا قال صلينا مع أحمد على جنازة فلما فرغ من ذفنه حبس رجل ضرير يقرأ عند القبر فقال له أحمد يا هذا إن القراءة عند القبر بدعة فلما خرجنا قال له محمد بن قدامة يا أبا عبد الله ما تقول فى مبشر بن إسماعيل قال ثقة قال كتبت عنه شيئا قال نعم قال إنه حدثنى عن عبد الرحمن بن اللجلاج عن أبيه أنه أوصى إذا دفن أن يقرؤا عند قبره فاتحة البقرة وخاتمتها وقال سمعت ابن عمر يوصى بذلك قال فقال أحمد للرجل فليقرأ. اه
al-Hafidh (Ibnu Hajar) berkata setelah mentakhrijnya dengan sanadnya kepada al-Baihaqi, ia berkata ; telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, ia berkata telah menceritakan kepada kami Abul ‘Abbas bin Ya’qub, ia berkata, telah menceritakan kepada kami al-‘Abbas bin Muhammad, ia berkata, aku bertanya kepada Yahya bin Mu’in tentang pembacaan al-Qur’an disamping qubur, maka ia berkata ; telah menceritakan kepadaku Mubasysyir bin Isma’il al-Halabi dari ‘Abdur Rahman bin al-Lajlaj dari ayahnya, ia berkata kepada putranya, apabila aku telah wafat, letakkanlah aku didalam kuburku, dan katakanlah oleh kalian “Bismillah wa ‘alaa Sunnati Rasulillah”, kemudian gusurkan tanah diatasku dengan perlahan, selanjutnya bacalah oleh kalian disini kepalaku awal surah al-Baqarah dan mengkhatamkannya, karena sesungguhnya aku melihat Ibnu ‘Umar menganjurkan hal itu. Kemudian al-Hafidh (Ibnu Hajar) berkata setelah mentakhrijnya, hadits ini mauquf yang hasan, Abu Bakar al-Khallal telah mentakhrijnya dan ia juga mentakhrijnya dari Abu Musa al-Haddad sedangkan ia orang yang sangat jujur. Ia berkata : kami shalat jenazah bersama bersama Ahmad, maka tatkala telah selesai pemakamannya duduklah seorang laki-laki buta yang membaca al-Qur’an disamping qubur, maka Ahmad berkata kepadanya ; “hei apa ini, sungguh membaca al-Qur’an disamping qubur adalah bid’ah”. Maka tatkala kami telah keluar, berkata Ibnu Qudamah kepada Ahmad : “wahai Abu Abdillah, apa komentarmu tentang Mubasysyir bin Isma’il ? “, Ahmad berkata : tsiqah, Ibnu Qudamah berkata : engkau menulis sesuatu darinya ?”, Ahmad berkata : Iya. Ibnu Qudamah berkata : sesungguhnya ia telah menceritakan kepadaku dari Abdur Rahman bin al-Lajlaj dari ayahnya, ia berpesan apabila dimakamkan agar dibacakan pembukaan al-Baqarah dan mengkhatamkannya disamping kuburnya, dan ia berkata : aku mendengar Ibnu ‘Umar berwasiat dengan hal itu, Maka Ahmad berkata kepada laki-laki itu “lanjutkanlah bacaaanmu”.
Abdul Haq berkata : telah diriwayatkan bahwa Abdullah bin ‘Umar –radliyallahu ‘anhumaa- memerintahkan agar dibacakan surah al-Baqarah disisi quburnya dan diantara yang meriwayatkan demikian adalah al-Mu’alla bin Abdurrahman
Tahlilan atau sedekah tahlil hukum asalnya adalah boleh, menjadi makruh jika keluarga ahli kubur merasa terbebani atau meratapi kematian, menjadi haram jika dibiayai dari harta yang terlarang (haram), atau dari harta mayyit yang memiliki tanggungan / hutang atau dari harta yang bisa menimbulkan bahaya atasnya.
Tahlilan disyiarkan oleh para Wali Songo, Wali Allah generasi ke sembilan dan kebetulan berjumlah sembilan orang. Salah seorang Wali Songo, Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal Sunan Gunung Jati adalah Wali Allah keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Dalam tradisi lama, bila ada orang meninggal, maka sanak famili dan tetangga berkumpul di rumah duka. Mereka bukannya mendoakan mayit tetapi begadang dengan bermain judi atau mabuk-mabukan atau ke-riang-an lainnya.
Wali Songo mengajarkan nilai-nilai Islam secara luwes dan tidak secara frontal menentang tradisi Hindu yang telah mengakar kuat di masyarakat, namun membiarkan tradisi itu berjalan, hanya saja isinya diganti dengan nilai Islam.
Wali Songo tidak serta merta membubarkan tradisi tersebut, tetapi masyarakat dibiarkan tetap berkumpul namun acaranya diganti dengan mendoakan pada mayit. Jadi istilah tahlil seperti pengertian sekarang tidak dikenal sebelum Wali Songo.
Disini tahlil muncul sebagai terobosan cerdik dan solutif dalam merubah kebiasaan negatif masyarakat, solusi seperti ini pula yang disebut sebagai kematangan sosial dan kedewasaan intelektual sang da’i yaitu Walisongo.
Kematangan sosial dan kedewasaan intelektual yang benar-benar mampu menangkap teladan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam melakukan perubahan sosial bangsa Arab jahiliyah. Dinamika pewahyuan Al-Quran pun sudah cukup memberikan pembelajaran bahwa melakukan transformasi sosial sama sekali bukan pekerjaan mudah, bukan pula proses yang bisa dilakukan secara instant.
Jadi acara kumpul di rumah ahli waris diisi dengan amal kebaikan berupa pembacaan untaian doa, dzikir, pembacaan surat Yasiin dan tahlil.
Kalau sekarang di Arab Saudi mereka telah meninggalkan sedekah tahlil (tahlilan) namun mereka diduga masih melakukan acara “berkumpul di rumah duka” yang diisi dengan sekedar “obrolan-obrolan” yang menurut mereka untuk “menghibur” keluarga ahli kubur. Wallahu a’lam
Janganlah karena kebiasaan sedekah tahlil (tahlilan) ditinggalkan oleh orang Arab Saudi lalu kita mengharamkan tahlilan karena mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla sama dengan menyekutukan Allah.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah! Tuhanku hanya mengharamkan hal-hal yang tidak baik yang timbul daripadanya dan apa yang tersembunyi dan dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak turunkan keterangan padanya dan kamu mengatakan atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak mengetahui.” (QS al-A’raf: 32-33)
BAHSUL MASA'IL LBM PCNU JEMBER TENTANG HUKUM SHALAT JUM'AT DI JALAN DALAM KONTEKS DEMONSTRASI 212
Deskripsi masalah
Dalam kongres PP. Muslimat NU ke-17 di Jakarta, Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj memberi pernyataan bahwa melaksanakan salat Jumat di jalan raya tidak sah menurut mazhab Imam Syafi’i dan Maliki.
Di sisi lain, LBM PBNU, seperti diberitakan NU Online pada tanggal 24 November 2016, memutuskan bahwa salat jum’at di jalan sah menurut mayoritas ulama kecuali Imam Malik, tetapi haram disebabkan mengganggu ketertiban umum dan membuat kemacetan.
Sebelum itu semua, Dr. Abd. Moqsith Ghazali wakil ketua LBM PBNU juga mengatakan bahwa salat jumat di jalan raya tidak sah dengan berlandaskan pada keterangan Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ yang menyatakan bahwa salat Jum’at tidak sah kecuali dalam abniyah yang beliau pahami dengan makna bangunan yang terdiri dari kayu, batu, dan bahan-bahan material lainnya. Hal ini membuat masyarakat menjadi bingung.
(LDNU Jember)
*Pertanyaan*:
1. Apa yang dimaksud dengan abniyah dalam bab Jumat pada kitab-kitab fikih?
2. Bagaimana hukumnya salat Jumat selain di masjid?
3. Bagaimana hukumnya bila salat Jumat dilaksanakan di jalan raya?
4. Bagaimana hukumnya salat Jumat di jalan raya dalam konteks rencana demonstrasi 212 yang dianggap menimbulkan kemacetan dan mengganggu ketertiban umum?
*Jawaban*:
1. Yang dimaksud _abniyah_ adalah area pemukiman penduduk, bukan suatu bangunan.
Ini berarti salat Jumat harus dilaksanakan di area pemukiman, bukan harus di dalam bangunan.
كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار (ص: 142)
لصِحَّة الْجُمُعَة شُرُوط بَقِيَّة شُرُوط الصَّلَاة مِنْهَا دَار الْإِقَامَة وَهِي عبارَة عَن الْأَبْنِيَة الَّتِي يستوطنها الْعدَد الَّذين يصلونَ الْجُمُعَة سَوَاء فِي ذَلِك المدن والقرى والمغر الَّتِي تتَّخذ وطناً
النجم الوهاج في شرح المنهاج 2/457
قال: (الثاني: أن تقام في خطة أبنية أوطان المجمعين) - وهم: عدد تنعقد بهم الجمعة فصاعدا- أي: تشترط إقامتها في بقعة معدودة من بلد
المجموع شرح المهذب - (ج 4 / ص 505)
* (فرع) لا تصح الجمعة عندنا إلا في أبنيه يستوطنها من تنعقد بهم الجمعة ولا تصح في الصحراء وبه قال مالك وآخرون * وقال أبو حنيفة وأحمد يجوز اقامتها لاهل المصر في الصحراء كالعيد * واحتج أصحابنا بما احتج به المصنف ان النبي صلي الله عليه وسلم وأصحابه لم يفعلوها في الصحراء مع تطاول الازمان وتكرر فعلها بخلاف العيد وقد قال صلى الله عليه وسلم " صلوا كما رأيتموني أصلي "
2. Menurut madzhab Syafi’i , Hanafi dan Hanbali hukumnya sah selama berada di darul iqamah (area pemukiman penduduk).
Pendapat yang mengharuskan pelaksanaan sholat jum’at di masjid hanyalah madzhab Maliki
وقال في "طرح التثريب" (3/ 190) :
"مذهبنا [ أي : مذهب الشافعية ] : أن إقامة الجمعة لا تختص بالمسجد ، بل تقام في خِطة الأبنية ؛ فلو فعلوها في غير مسجد لم يُصلّ الداخل إلى ذلك الموضع في حالة الخطبة ، إذ ليست له تحية " انتهى .
وقال في " الإنصاف" (2/ 378) ـ من كتب الحنابلة ـ :
" قوله ( ويجوز إقامتها في الأبنية المتفرقة , إذا شملها اسم واحد ، وفيما قارب البنيان من الصحراء ) وهو المذهب مطلقا . وعليه أكثر الأصحاب . وقطع به كثير منهم . وقيل : لا يجوز إقامتها إلا في الجامع " انتهى. وأما المالكية ، فاشترطوا لإقامتها الجامع ، كما سبق .قال خليل المالكي في شروط الجمعة : " وبجامع مبني متحد ".
روضة الطالبين وعمدة المفتين (2/ 4)
الشَّرْطُ الثَّانِي: دَارُ الْإِقَامَةِ، فَيُشْتَرَطُ لِصِحَّةِ الْجُمُعَةِ دَارُ الْإِقَامَةِ، وَهِيَ الْأَبْنِيَةُ الَّتِي يَسْتَوْطِنُهَا الْعَدَدُ الَّذِينَ يُصَلُّونَ الْجُمُعَةَ، سَوَاءٌ فِيهِ الْبِلَادُ، وَالْقُرَى، وَالْأَسْرَابُ الَّتِي يَتَّخِذُهَا وَطَنًا، وَسَوَاءٌ فِيهِ الْبِنَاءُ مِنْ حَجَرٍ، أَوْ طِينٍ، أَوْ خَشَبٍ. وَأَمَّا أَهْلُ الْخِيَامِ النَّازِلُونَ فِي الصَّحْرَاءِ، وَيَتَنَقَّلُونَ فِي الشِّتَاءِ وَغَيْرِهِ، فَلَا تَصِحُّ جُمُعَتُهُمْ فِيهَا، فَإِنْ كَانُوا لَا يُفَارِقُونَهَا شِتَاءً وَلَا صَيْفًا، فَالْأَظْهَرُ أَنَّهَا لَا تَصِحُّ. وَالثَّانِي: تَصِحُّ وَتَجِبُ. وَلَوِ انْهَدَمَتْ أَبْنِيَةُ الْقَرْيَةِ، أَوِ الْبَلَدِ، فَأَقَامَ أَهْلُهَا عَلَى الْعِمَارَةِ، لَزِمَهُمُ الْجُمُعَةُ فِيهَا، سَوَاءٌ كَانُوا فِي مَظَالٍّ، أَوْ غَيْرِهَا، لِأَنَّهُ مَحَلُّ الِاسْتِيطَانِ. وَلَا يُشْتَرَطُ إِقَامَتُهَا فِي مَسْجِدٍ، وَلَا فِي كُنٍّ، بَلْ يَجُوزُ فِي فَضَاءٍ مَعْدُودٍ مِنْ خِطَّةِ الْبَلَدِ، فَأَمَّا الْمَوْضِعُ الْخَارِجُ عَنِ الْبَلَدِ الَّذِي إِذَا انْتَهَى إِلَيْهِ الْخَارِجُ لِلسَّفَرِ قَصَرَ، فَلَا يَجُوزُ إِقَامَةُ الْجُمُعَةِ فِيهِ.
الفقه على المذاهب الأربعة (1/ 351)
هل تصح صلاة الجمعة في الفضاء؟ اتفق ثلاثة من الأئمة على جواز صحة الجمعة في الفضاء، وقال المالكية: لا تصح إلا في المسجد وقد ذكرنا بيان المذاهب تحت الخط (1) .
(1) المالكية قالوا: لا تصح الجمعة في البيوت ولا في الفضاء، بل لا بد أن تؤدي في الجامع. الحنابلة قالوا: تصح الجمعة في الفضاء إذا كان قريباً من البناء، ويعتبر القرب بحسب العرف فإن لم يكن قريباً فلا تصح الصلاة، وإذا صلى الإمام في الصحراء استخلف من يصلي بالضعاف. الشافعية قالوا: تصح الجمعة في الفضاء إذا كان قريباً من البناء، وحد القرب عندهم المكان
3. Hukum salat di ruas jalan tanpa sebab yang memperbolehkan adalah makruh. _Illat_ kemakruhannya adalah mengurangi kekhusyu’an dan mengganggu pengguna jalan.
البيان في مذهب الإمام الشافعي (2 / 113):
وتكره الصلاة في قارعة الطريق؛ لحديث عمر - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، ولأنه لا يتمكن من الخشوع في الصلاة؛ لممر الناس فيها، ولأنها تداس بالنجاسات. فإن صلى في موضع منها، فإن تحقق طهارته، صحت صلاته، وإن تحقق نجاسته، لم تصح صلاته، وإن شك فيها، ففيه وجهان مضى ذكرهما في المياه.
الموسوعة الفقهية الكويتية (27 / 113-114):
اخْتَلَفَ الْفُقَهَاءُ فِي الأْمَاكِنِ الَّتِي تُكْرَهُ الصَّلاَةُ فِيهَا، وَإِلَيْكَ تَفْصِيل أَقْوَالِهِمْ:
ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ إِلَى كَرَاهَةِ الصَّلاَةِ فِي الطَّرِيقِ، ... قَال الْخَطِيبُ الشِّرْبِينِيُّ: قَارِعَةُ الطَّرِيقِ هِيَ أَعْلاَهُ، وَقِيل: صَدْرُهُ، وَقِيل: مَا بَرَزَ مِنْهُ، وَالْكُل مُتَقَارِبٌ، وَالْمُرَادُ هُنَا نَفْسُ الطَّرِيقِ، وَالْعِلَّةُ فِي النَّهْيِ عَنِ الصَّلاَةِ فِي قَارِعَةِ الطَّرِيقِ هِيَ لِشَغْلِهِ حَقَّ الْعَامَّةِ، وَمَنْعِهِمْ مِنَ الْمُرُورِ؛ وَلِشَغْل الْبَال عَنِ الْخُشُوعِ فَيَشْتَغِل بِالْخَلْقِ عَنِ الْحَقِّ.
4. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, _illat_ dari kemakruhan salat di jalan adalah mengganggu pengguna jalan dan mengurangi kekhusyu’an, sedangkan dalam konteks tersebut illat itu tidak terpenuhi sebab jalan tersebut sudah dikondisikan sebagai tempat demonstrasi yang hal itu sudah dijamin dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam formulasi fiqhiyyah dikenal kaidah:
الرضا بالشيء رضا بما يتولد منه واعتراف بصحته
“Kerelaan terhadap sesuatu adalah kerelaan terhadap segala yang ditimbulkannya dan pengakuan terhadap keabsahannya (Al – Asybah wa Nadhoir As- Subuky). “
Ketika demonstrasi sebagai wujud menyatakan pendapat di muka umum sudah dianggap sah menurut peraturan perundang-undangan maka segala konsekuensinya harus dianggap sah pula selama tidak melanggar aturan yang ada.
Dalam konteks inilah gangguan terhadap pengguna jalan tidaklah relevan bila dijadikan _illat_ kemakruhan salat Jumat di tengah jalan saat demonstrasi, apalagi bila demonstrasinya dimulai sejak sebelum waktu dhuhur karena tempat tersebut memang diperuntukkan untuk warga yang ingin menyampaikan aspirasinya.
Hal ini juga sesuai dengan kaidah lain yang menyatakan:
الحكم يدور مع علته وجودا وعدما
“Hukum itu berlaku sesuai ada atau tidak adanya illatnya” (Ushul al-Sarakhsi)
Andai tetap dianggap sebagai hal yang mengganggu, maka hal tersebut tidak menyebabkan salatnya batal, hanya sekedar makruh dilakukan sebagaimana keterangan berikut:
الفِقْهُ الإسلاميُّ وأدلَّتُهُ 2/152
الصلاة في قارعة الطريق، أي أعلاه أو أوسطه: مكروهة عند الحنفية والشافعية ؛ لأن الطريق ممر الناس، فلا يؤمن من المرور، ولا من النجاسة، إذ لا تخلو من الأرواث والأبوال، فينقطع الخشوع بممر الناس، فإن صلى فيه، صحت الصلاة؛ لأن المنع لترك الخشوع، أو لمنع الناس من الطريق، وذلك لا يوجب بطلان الصلاة، ولقوله صلّى الله عليه وسلم : «جعلت لي الأرض مسجداً وطهوراً:» وفي لفظ: «فحيثما أدركتك الصلاة، فصل، فإنه مسجد» وفي لفظ : «أينما أدركتك الصلاة فصل، فإنه مسجد» . وذكر الشافعية: أن الصلاة تكره في الأسواق والرحاب الخارجة عن المسجد.
وقال المالكية: تجوز الصلاة بلا كراهة في محجة الطريق والمزبلة والمقبرة والحمام والمجزرة، أي وسطها إن أمنت النجاسة. فإن لم تؤمن بأن كانت محققة أو مظنونة فهي باطلة، وإن كانت مشكوكة أعيدت على الأرجح في الوقت، إلا إذا صلى في الطريق لضيق المسجد وشك في الطهارة فلا إعادة عليه. ولكن تظل الكراهة إن صلى بطريق من يمر بين يديه.
وقال الحنابلة: تحرم الصلاة ولا تصح في قارعة الطريق (3) والمزبلة والمقبرة والمجزرة والحمام ومعاطن الإبل، كما لا تصح الصلاة في أسطحتها؛ لأن الهواء تابع للقرار فيها، بدليل أن الجنب يمنع من اللبث على سطح المسجد، وأن من حلف لا يدخل داراً يحنث بدخول سطحها.
ولا تصح الصلاة في ساباط على طريق؛ لأن الهواء تابع للقرار فيها، ولا على سطح نهر؛ لأن الماء كالطريق لا يصلى عليه.
Jember, 26 November 2016.
Tim LBM PCNU Jember
[KANTONG BOCOR]
*الشريم إمام الحرم المكي في خطبته يقول* :
Imam mesjid Asyuraim alharam almakki dalam khutbahnya mengatakan:
الأسعارعاليه !!
Harga-harga meningkat!
والنساء عاريه !!
Para wanita berpakaian sempit!
والمساجد خآليه !!
Mesjid-mesjid kosong!
وأحكآم آلله لآغيه ..!!
Hukum-hukum Allah dihapuskan!
آلسآرق مدلل !!
Pencuri jadi penunjuk jalan!
والمجاهد بقيوده مكبل !!
Mujahid dan pasukanya diborgol!
وآلزنآ حلآل !!
Zina halal!
والزواج محآل !!
Pernikahan jadi mustahil!
وآلنسآء قوآمُون على آلرجال !!
Para perempuan jadi pemimpin laki2!
وأرض المسلمين محتله !!
Tanah kaum muslim dijajah!
وآلفقرآء تحت آلمطر بلآ مظله !!
Orang-orang miskin di bawah hujan tanpa payung!
ولم يبقى من علآمآت آلسآعه الكبرى إلآ قله !!!!
Tidak tersisa tanda2 hari kiamat kecuali sedikit!
*فالتوبة التوبة*
Taubat adalah bertaubat
إحذروا *الكيس المثقوب*
*Hati-hati dengan kantong yg bocor*
" تتوضأ أحسن وضوء " لكــن. .. تسرف في الماء' *كيس مثقْوب*
Engkau telah berwudhu dgn sebaik2 wudhu akan tetapi engkau boros memakai air
*kantong bocor*
" تتصدق عَلى الفقراء بمبلغ ثم .. تذلهم وتضايقهم *كيس مثقْوب.
Engkau bersedekah kepada fakir miskin kemudian, engkau menghina dan menyulitkan mereka.
*kantong bocor*
تقوم الليل وتصوم النهار وتطيع ربك" لكــن. .. قاطع الرحم *كيس مثقْوب*
Engkau sholat malam hari, puasa di siang hari, dan mentaati tuhanmu, tapi engkau memutuskan silaturrahmi
*kantong bocor*
تصوم وتصبر عَلى الجوع و العطش" لكـن .. تسب وتشتم وتلعن *كيس مثقْوب*
Engkau sabar dengan haus dan lapar, tapi engkau menghina dan mencaci
*kantong bocor*
" *تلبسين الطرحه والعباية فوق الملابس* "لكـن .. العطر فواح *كيس مثقْوب*
Engkau memakai baju kerudung dan kebaya, tapi minyak Wangi menyengat,
*kantong bocor*
تكرم ضيفك وتحسن إليه لكـن .. بعد خروجه تغتابه وتخرج مساوئه *كيس مثقْوب*
Engkau memuliakan tamumu dan berbuat baik kepadanya, tapi setelah dia pergi engkau menggunjingkanya
*kantong bocor*
أخيرا ً لا تجمعوا حسناتكم في كيس مثقْوب . تجمعوها بصعوبة من جهة .. ثم تسقط بسهولة من جهه أخرى..
*يا رب اسألك لي ولأحبتي الهداية والغفران* .
Pada akhirnya *engkau hanya mengumpulkan kebaikanmu dalam kantong bocor,* satu sisi engkau mengumpulkan dengan susah payah kemudian engkau menjatuhkannya dg mudah di sisi lain.
Ya Rabb, kami mohon hidayah dan ampunan atas kami dan orang-orang yg kami cintai
*عجائب الشعب العربي* :
Keganjilan-keganjilan orang-orang Arab (secara khusus dan kaum muslimin umumnya)
1- لايستطيع السفر للحج لأن تكلفة الحج مرتفعه .. لكن يستطيع السفر رغبةً في تغيير الجو !
*ألا إن سلعة الله غالية*
1. Tidak mampu pergi haji karna biayanya besar, akan tetapi sanggup pergi wisata mengganti suasana,
*bukankah perdagangan Allah itu mahal*
2- لايستطيع شراء الأضحية لغلاء السعر لكن يستطيع شراء آيفون لمواكبة الموضة.
*ألا إن سلعة اللَّـه غالية*
2. Tidak sanggup membeli hewan qurban karna harganya yg mahal, tapi sanggup membeli iPhone sekedar ganti model.
*bukankah perdagangan Allah itu mahal*
3- يستطيع قراءة محادثات تصل إلى ١٠٠ محادثه في اليوم ..
ولا يستطيع قراءة ١٠ آيات من القرآن بحجة ليس لديه وقت لقراءة القرآن
*ألا إن سلعة الله غالية*
Sanggup membaca chatingan hingga seratus percakapan tiap hari, namun tidak sanggup membaca 10 ayat alquran dengan dalih tiada waktu yg cukup untuk membaca.
*bukankah perdagangan Allah itu mahal*
🔹🔹🔹🔹🌾🔸🔸🔸🔸
قليل من سيرسلها لأنه يشعر بالحرج .
Sedikit yg mau menyebarkannya/ men share karena merasa berat..
*تخيل ان الله يراك وانت تنشرها لاجله*.
Angankan di benakmu bahwa Alloh selalu melihatmu.. Dan engkau menyebarkannya karenaNya..
اذا اعجبتك الفكرة .. فانشرها .
وإذا لم تعجبك .. فمر كأنك لم ترى شيئا.
Jika engkau terpanggil sebab tulisan ini maka sebarkanlah.. Namun jika tidak maka anggap engkau tidak pernah lihat..
(ينشـر الأغانــي) .. (ويســتحي) مـن *نــشر القــرآن*
Tersebar nyanyian-nyanyian.. Orang malu menyebarkan Alqur'an..
*يارب من يرسلها ترزقه من حيث لايحتسب*
Ya Robb... Siapa yg mau menshare tulisan ini berilah rizki dari arah yg tidak disangka-s angka..Aamiin...
HARUS FOKUS KEPADA ILMU KETIKA DIMAJELIS ILMU
Hadir seseorang di majlis, dimana sedang berlangsung pembacaan kitab bersama Al-habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Ra), namun orang tsb malah disibukkan dgn tasbihnya (berdzikir) pd waktu pembacaan kitab tersebut berlangsung,
Maka alhabib Muhammad bin Idrus Alhabsyi memandang ke arahnya dan berkata:
Apakah kita sekarang berada dalam kebaikan atau keburukan ???
(maksudnya majelis pengajian tersebut )
Jika kita dalam kebaikan, mengapa engkau tidak ikut bergabung didalamnya ??? (fokus dgn materi pengajian),
Dan jika kita dalam keburukan mengapa engkau tidak mencegah dan melarang kami darinya ???
Jika kau mengatakan bahwa kau ikut mendengarkan pengajian kita ini sedangkan kau sambil berdzikir dgn tasbih juga,
Bagaimana mungkin ALLAH menjadikan untuk seseorang memiliki dua hati dalam dirinya ???
Maka orang tersebut tersipu malu, dan tidak dpt menjawabnya.
Catatan :
Hal ini adalah salah satu adab dalam hadirnya kita di majelis ilmu,
hendaknya kita selalu fokus hati dan pikiran dalam materi yg sedang dibahas, karena hati manusia sangat sulit untuk bs fokus dalam dua ibadah yg berbeda, sedangkan majelis ilmu adalah paling afdholnya ibadah, sehingga wajib lebih kita utamakan.
Kalau orang yg disibukkan dengan ibadah lain (berdzikir, sholawat, dll) saja ditegor agar dihentikan jika berada di majelis ilmu, apalagi yang disibukkan dengan hape, yg bnyk dengan ghaflah, ghibah, namimah, fitnah dan gambar2 yg haram kita melihatnya ???
Allahummahdinaa fii man hadaiit, aamin
Disadur dari kitab Alfawa'iduddurriyyah
Assalaamu'alaikum wr wb
*_Luangkan waktumu sejenak, bacalah dg hatimu_*
_Maha Benar Allah dengan segala firmanNya_
_*Bayi Tertukar. Sungguh Al Quran Sudah Punya Jawaban*_
Dua orang ibu di Amerika sama-sama melahirkan di waktu yang sama, yang satu melahirkan anak laki laki dan yang lain melahirkan anak perempuan.
Disebabkan kesalahan para perawat, mereka tidak tahu siapa yang melahirkan bayi laki laki, dan siapa yang melahirkan bayi perempuan.
Maka dilakukanlah cek darah untuk menentukan DNA, ternyata hasilnya begitu mirip (antara kedua ibu tadi). Hal ini membuat para dokter semakin bingung, sedang kedua ibu tadi terus ngotot masing-masing mengaku dialah yang melahirkan bayi laki laki, yang jelas para dokter memberi tahukan hal ini ke pihak yang bertanggung jawab di rumah sakit itu.
Sesampainya kabar itu pada pihak yang bertanggung jawab di RS itu, mereka langsung mengatakan: *"Tidak ada yang bisa memecahkan masalah ini kecuali hanya orang-orang Islam"*, akhirnya mereka menghubungi salah satu ikhwah (saudara muslim) di Saudi, maka terjadilah dialog seperti ini :
Orang Amerika : _"Bukankah Anda mengatakan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya (di dalam Al Quran)?"_
Muslim : _"Benar"_
Maka dikisahlanlah kepada Muslim tersebut tentang apa yang terjadi. Kemudian Muslim tadi berkata, *"Jalan keluarnya sangat mudah...."*
📝 Ada yang tahu apa kira-kira solusi dari Al Quran untuk masalah seperti ini???
Muslim : *"Jalan keluarnya mudah, ambilah beberapa tetes air susu dari masing-masing ibu tersebut. Maka susu yang paling banyak mengandung nutrisi, itulah ibu yang melahirkan bayi laki-laki. Sedang susu yang mengandung lebih sedikit nutrisi, maka dialah ibu yg melahirkan bayi perempuan"*
Maka para dokter pun mengambil sampel susu dari kedua ibu tersebut, mereka pun melakukan pengecekan. Dan benarlah ternyata mereka dapatkan perbedaan, dan akhirnya tahulah mereka siapakah ibu yang melahirkan bayi laki-laki, dan yang melahirkan bayi perempuan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah
ﷻ
للذكر مثل حظ الأنثيين
_*"..Bagi seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.."*_
(QS An Nisaa: 11) 😇😇😍
SubhanAllah
Peristiwa ini juga memastikan bahwa sejak dlm kandungan laki2 dan perempuan itu berbeda dlm substansi nutrisinya, karena jumlahnya di dalam air susu ibu saja jumlahnya 1 banding 2.
========
_*Inilah Bukti kebenaran Al Quran*_
Selama ini pengertian kita hanya soal warisan.. Ternyata lebih dr sekedar warisan..
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
_Saudaraku, semoga Allah selalu semakin menuntun kita pada keluhuran dan kemuliaan hidup bersama Al Quran_
AYO ... JADI TEMAN PRESIDEN ... !!!
Ahok korupsi di Sumber Waras dan manipulasi proyek Reklamasi tidak ditangkap KPK, karena dia TEMAN PRESIDEN.
Ahok menista Islam dan menodai Al-Qur'an serta menghina Ulama dan melecehkan umat Islam, juga tidak ditangkap POLISI, karena dia TEMAN PRESIDEN.
Jadi, kalau anda mau AMAN walau melanggar hukum, jadilah TEMAN PRESIDEN.
http://www.habibrizieq.com/2016/10/ayo-jadi-teman-presiden.html
Update sementara aksi terhadap kasus penistaan agama oleh ahok..
Alhamdulillah aman dan kondusif...
Ini baru sebagian daerah...
Tunggu saja sampai yang bersangkutan belum dipenjarakan semua daerah akan mencari keadilan dengan jalan masing-masing untuk kasus penistaan ini...
Dokumentasi ACEH silahkan buka video berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=0olJmGi1NRc
Dokumentasi MAGELANG silahkan lihat di sini :
http://www.pos-metro.com/2016/10/ribuan-anggota-front-umat-islam.html
Dokumentasi PADANG buka di link ini :
http://www.antarasumbar.com/berita/188926/teriakan-tangkap-ahok-warnai-demo-umat-islam.html
Dokumentasi SAMARINDA lihat di sini :
http://www.kliksamarinda.com/berita-3911-ahok-didemo-di-samarinda.html
Dokumentasi SOLO lihat di sini :
http://www.tribunislam.com/2016/10/aksi-ribuan-massa-soloraya-desak-ahok-seret-ke-pengadilan.html
Dokumentasi SULTENG buka di sini :
http://www.antaranews.com/berita/589287/aliansi-pemuda-muslim-sulteng-demo-ahok
Dokumentasi PONTIANAK buka di sini :
http://pontianak.tribunnews.com/2016/10/14/breaking-news-sejumlah-ormas-islam-pontianak-demo-di-mapolda-kalimantan-barat
Dokumentasi RIAU buka di link ini :
http://www.segmennews.com/2016/10/demo-ormas-islam-riau-jika-ahok-tak-diproses-hukum-jangan-salahkan-umat-islam-bertindak/
Dokumentasi PONOROGO buka di sini :
http://news.okezone.com/read/2016/10/14/519/1514886/demo-kecam-ahok-juga-berlangsung-di-ponorogo
Dokumentasi MAKASSAR buka di sini :
http://www.pos-metro.com/2016/10/bergejolak-giliran-massa-hti-demo-kecam.html
Dokumentasi PURWOREJO yang mulai menggeliat di Perempatan KantorPos/Alun2 :
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/14666053_1067228696723081_8105647679891658967_n.jpg?oh=f27969cd74e605ff8ad8004c26988a20&oe=5866676C
Dokumentasi JEMBER yang mulai menggeliat :
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/s480x480/14657320_329425610782809_1113287746745784941_n.jpg?oh=f93a894e0b5616c8cef5c210adeb0cfb&oe=58A6B195
Ikatan Ulama Muslim mengeluarkan pernyataan :
https://twitter.com/muslimsc/status/786883475697729536
Media luar sudah memberitakan :
http://www.tarbiyah.net/2016/10/ikatan-ulama-internasional-tuntut-ahok.html?m=1
http://www.sinarharian.com.my/global/ribuan-berdemo-minta-gabenor-jakarta-dipecat-1.573422
http://m.yenisafak.com/dunya/cuma-namazi-sonrasi-jakarta-sokaklara-dokuldu-2547287
http://www.haber10.com/dunya/kur_an_la_dalga_gecen_valiye_karsi_halk_sokaga_dokuldu-660214
http://www.gunlukhaberler.com/1-milyondan-fazla-endonezyali-kuranla-dalga-gecen-valiye-karsi-sokaga-dokuldu.html
http://www.alemihaber.com/asya/5364328/1-milyondan-fazla-endonezyali-kuranla-dalga-gecen-valiye-karsi-sokaga-dokuldu
Silahkan Share !!!
Air mata Rasulullah Menetes karena kejadian ini...
MENCURI UANG ANAK SENDIRI
*Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw mengadukan ayahnya yang menghabiskan uang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya* .
Rasulullah Saw memanggil ayah orang itu ke hadapan beliau. Ketika lelaki jompo itu datang dengan tertatih-tatih bersandar pada tongkatnya, Rasulullah Saw bertanya:
*“Betulkah kau mengambil uang anakmu tanpa seizinnya?”*
“Wahai Nabi Allah,” lelaki itu menangis, “ketika aku kuat dan anakku lemah, ketika aku kaya dan dia miskin, aku tidak membelanjakan uangku kecuali utk memberi makan kepadanya, bahkan terkadang aku membiar kan diriku kelaparan asalkan dia bisa makan."
*"Sekarang aku telah tua dan lemah sementara anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi kaya. Dia mulai menyembunyikan uangnya dariku"*
"Dahulu aku menyediakan makan untuknya tapi sekarang dia hanya menyiapkan makan untuk dirinya. Aku tak pernah seperti dia memperlakukan aku."
"Jika saja aku masih sekuat dulu, aku masih akan merelakan uangku untuk dia.”
*Ketika mendengar hal ini, air mata Rasulullah Saw jatuh berlinang seperti untaian mutiara menimpa janggutnya yang suci* .
“Baiklah,” Rasulullah Saw berkata, “Habiskan seluruh uang anakmu sekehendak hatimu. Uang itu milikmu…”
Saudara-saudaraku,
*Apakah orang tua Anda masih hidup?? Ingat, surga Anda ada di bawah telapak kaki mereka. Mungkin kesempatan Anda untuk berbakti kepada mereka tidak begitu lama lagi. Sangat dianjurkan Anda yang tinggal jauh dari orang tua, pulanglah. Temui dan pandang wajah mereka dgn penuh cinta yang tulus, karena boleh jadi wajah itu tidak akan lama lagi menghilang dari pandangan Anda untuk selama-lamanya..* .
*Semoga bermanfaat*
🍃🌸🍃
DO'A BIRRUL WALIDAIN BESERTA TERJEMAHANNYA LENGKAP
أَلْحَـمْــدُ لِلّٰهِ الَّـــذِيْ أَمَـرَنَــا بِــشُــــكْــرِ الْــوَالِــدَيْـــنِ وَالْإِحْسَانِ إِلَيْهِمَا، وَحَثَّناَ عَلَى اغْتِنَامِ بِرِّ هِمَا وَاصْطِنَاعِ الْمَعْرُوْفِ لَدَيْهِمَا، وَنَدَبْـنَآ إِلىٰ خَفْضِ الْجَنَاحِ مِنَ الرَّحْمَةِ لَهُمَا إِعْظَامًا وَّإِكْبَارًا، وَوَصَّانَا بِالتَّـــرَحُّمِ عَلَيْهِمَا كَمَا رَبَّـيَـانَا صِغَارًا
Artinya :
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memerintahkan kami untuk bersyukur dan berbuat baik kepada kedua orang tua, yang telah mendorong kami untuk meraih kemuliaan berbakti dan berbuat baik di hadapan mereka, yang telah menganjurkan kami untuk merendahkan diri kepada mereka dengan penuh kasih sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan, serta mewasiatkan kami untuk memohonkan kasih sayang Allah bagi mereka sebagaimana mereka mendidik dan membimbing kami sewaktu kecil
اَللّٰهُمَّ فَارْحَمْ وَالِدِيْـــنَا، اَللّٰهُمَّ فَارْحَمْ وَالِدِيْــنَا، اَللّٰهُمَّ فَارْحَمْ وَالِدِيْــنَا، وَاغْفِرْ لَهُمْ، وَارْضَ عَنْهُمْ رِضًا تُحِلُّ بِهِ عَلَيْهِمْ جَوَامِعَ رِضْوَانِكَ، وَتُحِلُّهُمْ بِــهِ دَارَ كَــرَامَـتِــكَ وَأَمَـــانِــكَ، وَمَــــوَاطِـنَ عَــفْــوِكَ وَغُــفْــرَانِـــكَ، وَاَدِرَّ بِهِ عَــلَــيْـــهِــمْ لَطَـآئِــفَ بِــرِّكَ وَإِحْسَانِكَ
Artinya :
Ya Allah, sayangilah kedua orang tua kami. Ya Allah, sayangilah kedua orang tua kami. Ya Allah, sayangilah kedua orang tua kami. Ampuni, rahmati, dan ridhoilah mereka dengan keridhoan yang mengantarkan mereka pada semua jenis keridhaan-Mu, membawa mereka ke tempat-tempat yang mendatangkan maaf dan ampunan-Mu, serta meletakan mereka di negeri yang mulia dan aman (surga), kemudian hidangkanlah kepada mereka berbagai kebaikan dan kedermawaan-Mu
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ مَغْـفِرَةً جَامِعَةً تَمْحُوْ بِهَا سَالِفَ أَوْزَارِهِمْ، وَسَيِّءَ إِصْرَارِهِمْ، وَارْحَمْهُمْ رَحْمَةً تُـنِـيْــرُ لَهُمْ بِهَا الْمَضْجَعَ فِيْ قُــبُــوْرِهِمْ، وَتُــؤَمِّـنُـهُمْ بِـهَا يَـوْمَ الْفَزَعِ عِنْدَ نُشُوْرِهِمْ
Artinya :
Ya Allah, ampunilah mereka dengan pengampuan menyeluruh yang menghapus dosa-dosa mereka terdahulu dan keburukan yang selalu mereka lakukan, dan rahmatilah mereka dengan rahmat yang mampu menerangi pembaringan mereka di dalam kubur, serta menyelamatkan mereka pada saat kebangkitan di hari yang menakutkan.
اَللّٰهُمَّ تَحَنَّنْ عَلىٰ ضَعْفِهِمْ كَمَا كَانُـوْا عَلىٰ ضَعْفِنَا مُتَحَنِّنِيْنَ، وَارْحَمِ انْـقِطَاعَهُمْ إِلَيْكَ كَمَا كَانُـوْا لَنَا فِيْ حَالِ انْقِطَاعِنَا إِلَيْهِمْ رَاحِمِيْنَ، وَتَـعَطَّفْ عَلَيْهِمْ كَمَا كَانُـوْا عَلَـيْــنَا فِيْ حَالِ صِغَرِنَا مُتَعَطِّفِيْنَ، اَللّٰهُمَّ احْفَظْ لَهُمْ ذٰلِكَ الْوُدَّ الَّذِيْ أَشْرَبْـتَهُ قُـلُوْبَـهُمْ، وَالْحَنَانَةَ الَّتِيْ مَلَأْتَ بِهَا صُــدُوْرَهُـــمْ، وَالـلُّــطْــفَ الَّـــذِيْ شَـــــغَــلْتَ بِـــهِ جَوَارِحَهُمْ، وَاشْكُرْ لَهُمْ ذٰلِكَ الْجِهَادَ الَّذِيْ كَانُـوْا بِهِ فِـيْـنَا مُجَاهِدِيْنَ، وَلَا تُضَـيِّــعْ لَهُمْ ذٰلِكَ الْاِجْتِهَادَ الَّـذِيْ كَانُــوْا بِـــهِ فِـــيْــنَــا مُـجْـتَـهِدِيْـنَ، وَجَازِهِمْ عَلىٰ ذٰلِكَ السَّــعْيِ الَّذِيْ كَانُـوْا بِهِ فِيْـنَا سَاعِيْنَ، وَالـرَّعْــيَ الَّذِيْ كَانُـــوْا بِـــهِ لَـنَا رَاعِيْنَ، أَفْضَلَ مَاجٰزَيْتَ بِهِ السُّعَاةَ الْمُصْلِحِيْنَ، وَالرُّعَاةَ النَّاصِحِيْنَ
Artinya :
Ya Allah, sayangilah (maklumilah) kelemahan mereka sebagaimana mereka dahulu menyayangi (memaklumi) kelemahan kami, dan hargailah usaha mereka untuk beribadah kepada-Mu sepanjang waktu sebagaimana mereka dahulu juga menghargai usaha kami untuk berbakti kepada mereka sepanjang masa, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami sewaktu kami kecil. Ya Allah, peliharalah rasa cinta yang Engkau letakan dalam hati mereka kasih sayang yang Engkau penuhi dada mereka dengannya, dan kelembutan yang Engkau sibukkan anggota tubuh mereka dengannya. Karuniailah mereka dengan pahala atas perjuangan mereka dahulu dalam mendidik kami, jangan sia-siakan perjuangan mereka tersebut. Balaslah usaha mereka untuk menghidupi dan memelihara kami dengan sebaik-baik balasan yang Engkau berikan kepada mereka yang suka berbuat baik dan memberi nasihat.
اَللّٰهُمَّ بِـرَّ هُمْ أَضْعَافَ مَا كَانُــوْا يَــبُــرُّوْنَــنَا، وَانْظُرْ إِلَيْهِمْ بِـعَيْنِ الرَّحْمَةِ كَمَا كَانُــوْا يَــنْـظُرُوْنَــنَا
Artinya :
Ya Allah, berbuat baiklah kepada mereka dengan kebaikan yang jauh lebih banyak dari semua kebaikan mereka kepada kami, dan pandanglah mereka dengan pandangan kasih sebagaimana dahulu mereka memandang kami.
اَللّٰهُمَّ هَبْ لَهُمْ مَا ضَـيَّــعُوْامِنْ حَقِّ رُبُـوْبِـيَّـتِكَ بِمَا اشْتَـغَلُوْا بِهِ مِنْ حَقِّ تَـرْبِـيَّـتِـنَا، وَتَجَاوَزْ عَـنْـهُمْ مَا قَصَّرُوْا فِـيْهِ مِنْ حَقِّ خِدْمَتِكَ بِمَا آثَـرُوْنَا بِهِ فِيْ حَقِّ خِدْمَتِنَا، وَاعْفُ عَنْـهُمْ مَا ارْتَكَبُـوْا مِنَ الشُّـبُـهَاتِ مِنْ أَجْلِ مَا اكْتَسَبُـوْا مِنْ أَجْلِنَا، وَلَاتُـؤَاخِذْهُمْ بِمَا دَعَتْـهُمْ إِلَيْهِ الْحَمِيَّةُ مِنَ الْهَوٰى لِمَا غَلَبَ عَلىٰ قُـلُـوْبِـهِمْ مِنْ مَحَبَّـتِـنَـا، اَللّٰهُمَّ وَتَحَمَّلْ عَنْـهُمُ الظُّـلُمَاتِ الَّتِي ارْتَكَــبُـوْهَا فِيْمَا اجْـتَـرَحُوْا لَنَا وَسَعَوْا عَلَيْـنَا، وَالْطُفْ بِهِمْ فِيْ مَضَاجِعِ الْبِلىٰ لُطْفًا يَّزِيْدُ عَلىٰ لُطْفِهِمْ فِيْ أَيَّامِ حَيَاتِهِمْ بِنَا
Artinya :
Ya Allah, berilah mereka pahala beribadah kepada-Mu yang tidak sempat mereka lakukan karena sibuk mendidik kami, dan maafkanlah segala kekurangan mereka dalam mengabdi kepada-Mu karena sibuk melayani kami, dan ampunilah mereka atas hal-hal syubhat yang mereka lakukan demi menghidupi kami, dan jangan siksa mereka karena rasa cinta mereka kepada kami yang menggelora, dan selesaikanlah permasalahan-permasalahan mereka dengan sesama manusia yang mereka lakukan demi menghidupi kami, dan bersikap lembutlah kepada mereka dipembaringan kubur dengan kelembutan yang melebihi sikap lembut mereka kepada kami di masa hidup mereka dahulu.
اَللّٰهُمَّ وَمَا هَدَيْـتَـنَا لَهُ مِنَ الطَّاعَاتِ، وَيَسَّرْتَهُ لَنَا مِــنَ الْحَــسَــنَـاتِ، وَوَفَّـــقْـتَــنَالَــهُ مِــنَ الْـقُــرُبَاتِ، فَـنَسْـأَلُـكَ اللّٰهُمَّ أَنْ تَجْعَلَ لَهُمْ مِنْـهَا حَظًّا وَّنَــصِـــــيْـبًا، وَمَـــا اقْـــتَــــرَفْـنَـاهُ مِــنَ السَّــــــيِّــئَاتِ، وَاكْـتَسَبْــنَـاهُ مِنَ الْخَــطِـيْـــئَاتِ، وَتَحَمَّـلْنَـاهُ مِنَ التَّبِعَاتِ، فَلَا تُــلْحِقْ بِهِمْ مِنَّا بِذٰلِكَ حَوْبًا، وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْهِمْ مِنْ ذُنُــوْ بِـنَا ذُنُـوْبًا
Artinya :
Ya Allah, atas setiap ketaatan yang Engkau hidayahkan kepada kami, kebaikan yang Engkau mudahkan kami untuk melakukannya, dan amal saleh yang Engkau beri kami taufik untuk mengerjakannya, kami mohon Engkau beri mereka pahala pula, dan jika ada keburukan yang kami lakukan, kesalahan yang kami perbuat, dan permasalahan dengan sesama manusia yang harus kami pertanggung jawabkan, jangan Engkau bebani mereka dengannya dan jangan tambahkan dosa kami ke dalam catatan dosa mereka.
(3x) اَللّٰهُمَّ وَكَمَا سَرَرْتَــهُمْ بِنَا فِي الْحَيَاةِ، فَسُرَّهُمْ بِنَا بَعْدَ الْوَفَاةِ
Artinya :
Ya Allah, sebagaimana Engkau senangkan mereka dengan kami semasa hidup, maka senangkan pula mereka dengan kami setelah mati. (Dibaca 3 Kali)
اَللّٰهُمَّ وَلَا تُــبْـلِغْهُمْ مِنْ أَخْبَارِنَا مَا يَسُوْءُهُمْ، وَلَا تُحَمِّلْهُمْ مِنْ أَوْزَارِنَا مَايَــنُـوْءُهُمْ، وَلَا تُخْزِهِمْ بِـنَا فِــيْ عَسْــكَرِالْأَمْوَاتِ بِمَانُحْدِثُ مِنَ الْمُخْزِيَاتِ وَنَـأْتِيْ مِنَ الْمُنْكَرَاتِ، وَسُرَّ أَرْوَاحَهُمْ بِأَعْمَالِنَا فِيْ مُلْـتَــقَى الْأَرْوَاحِ، إِذَا سُـــرَّ أَهْلُ الصَّلَاحِ بِأَبْــنَآءِ الصَّلَاحِ، وَلَا تُقِفْهُمْ بِسَبَبِنَا عَلىٰ مَوْقِفِ افْتِضَاحٍ بِمَا نَجْتَرِحُ مِنْ سُوْءِ الْاِجْتِرَاحِ
Artinya :
Ya Allah, jangan sampaikan berita-berita tentang diri kami yang akan membuat mereka kecewa, dan jangan bebankan kesalahan kami kepada mereka, dan jangan hinakan mereka di hadapan orang-orang yang sudah meninggal dunia dengan perbuatan-perbuatan hina dan mungkar yang kami lakukan, dan senangkanlah ruh mereka dengan amal-amal baik kami di tempat pertemuan para arwah, ketika orang-orang yang saleh bergembira dengan putra-putra mereka, dan jangan jadikan mereka ternoda oleh perbuatan-perbuatan buruk yang kami lakukan.
اَللّٰهُمَّ وَمَا تَلَوْنَا مِنْ تِلَاوَةٍ فَـزَ كَّيْتَهَا، وَمَا صَلَّيْـنَا مِنْ صَلَاةٍ فَـتَـقَــبَّـلْتَهَا، وَمَا تَصَدَّقْـنَا مِنْ صَدَقَةٍ فَـنَمَّـــيْـــتَـهَا، وَمَــا عَمِلْــنَـا مِنْ أَعْمَالٍ صَالِحَةٍ فَـرَضِيْـتَـهَا، فَـنَسْأَلُكَ اللّٰهُمَّ أَنْ تَجْعَلَ حَظَّهُمْ مِنْـهَآ أَكْبَـرَ مِنْ حُظُوْظِنَا ، وَقِسْمَهُمْ مِنْـهَآ أَجْزَلَ مِنْ أَقْسَامِنَا، وَسَهْمَهُمْ مِــنْ ثَـــوَابِــهَآ أَوْفَـــرَ مِـــنْ سِهَامِنَا، فَإِنَّكَ وَصَّيْتَنَا بِـبِـرِّهِمْ، وَنَدَبْــتَــنَآ إِلىٰ شُكْرِهِمْ، وَأَنْتَ أَوْلىٰ بِالْبِرِّ مِنَ الْـبَآرِّيْنَ، وَأَحَقُّ بِالْوَصْلِ مِنَ الْمَأْمُوْرِيْنَ
Artinya :
Ya Allah, bagi setiap ayat suci yang kami baca, shalat kami yang Engkau terima, amal saleh kami yang Engkau ridhai, serta sedekah kami yang Engkau lipat gandakan pahalanya, tolong ya Allah, berilah mereka bagian yang lebih banyak dari bagian kami, dan pahala yang jauh lebih besar dari pahala kami sebab Engkaulah yang mewasiatkan agar kami berbakti dan berbuat baik kepada mereka. Sesungguhnya, Engkaulah yang lebih pantas untuk berbuat baik kepada mereka dari semua yang berbakti kepada orang tuanya, dan Engkaulah yang lebih berhak untuk melakukan kebajikan tersebut daripada mereka yang Engkau perintahkan.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا لَهُمْ قُـرَّةَ أَعْيُنٍ يَّـوْمَ يَـقُوْمُ الْأَشْهَادِ، وَأَسْمِعْهُمْ مِنَّـآ أَطْـيَبَ النِّدَآءِ يَــوْمَ الـتَّــنَادِ، وَاجْـعَلْهُمْ بِنَا مِنْ أَغْبَطِ الْآبَآءِ بِالْأَوْلَادِ
Artinya :
Ya Allah, jadikanlah kami penyejuk hati mereka di hari para saksi berdiri sebagai saksi, dan perdengarkanlah kepada mereka sebaik-baik seruan ketika sang penyeru berseru, dan jadikanlah mereka sebagai ayah yang merasa paling senang dengan anak-anaknya, (Dibaca 3 Kali)
حَـتَّى تَجْـمَـعَـنَا وَإِيَّـاهُـمْ وَالْمُسْـلِـمِيْنَ جَمِيْـعًـا فِيْ دَارِ كَــرَامَـــتِـــكَ، وَمُــسْـــتَــقَـرِّ رَحْـــمَــتِــكَ، وَمَـــحَــلِّ أَوْلِيَآئِكَ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْــعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّـبِـيِّـيْنَ وَالصِّدِّيْـقِيْنَ وَالشُّــهَدَآءِ وَالصَّــالِـحِيْنَ، وَحَـــسُنَ أُولَـٰئِـكَ رَفِـيْــقًا، ذٰلِـكَ الْفَــضْلُ مِنَ اللهِ وَكَــفٰى بِاللهِ عَلِيْمًا
Artinya :
Kemudian pertemukanlah kami dengan mereka dan seluruh kaum muslimin di negeri yang mulia, di tempat curahan rahmat-Mu, dan kediaman para wali-Mu bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, yaitu para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan sholihin. Merekalah sebaik-baik teman. Itulah karunia Allah dan cukuplah Allah sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّايَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَــلَى الْـمُرْسَـــلِـيْنَ، وَالْحَــمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ
Artinya :
Maha Suci Allah, Tuhan Yang Perkasa, Mulia dan Agung dari segala tuduhan-tuduhan yang tidak layak dan patut bagi-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah kepada Sayyidina Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Itulah lafadz doa birrul walidain yang patut kita baca setiap hari dan/atau minimal setelah sholat fardhu 5 waktu. Mudah-mudahan kita semua tergolong menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang selalu mendoakan kedua orang tua kita baik semasa mereka masih hidup maupun ketika mereka sudah meninggal dunia.
(SANAD AMALAN BULAN MUHARROM (Bismillah 113)
Imam Muhammad Haqqiy an-Naziliy rahimahullah mencatatkan dalam kitabnya Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar halaman 92:
Siapa saja yang menulis:
بسم الله الرحمن الرحيم
Sebanyak 113 kali pada tanggal 1 Muharram di kertas, maka dirinya dan keluarganya akan diberikan perlindungan dari segala mushibah dan keburukan selama seumur hidup.
KAIFIAHNYA:
Hendaknya menulis kalimat
بسم الله الرحمن الرحيم
pada tanggal 1 Muharram dilakukan dalam keadaan berwudhu, menghadap qiblat, menutup aurat dan tidak berbicara serta niat دفع البلاء (tolak bala), تحصين (benteng) dan جلب المنافع (memperoleh manfaat) semata-mata bertabarruk dengan ayat al-Qur'an Bismillahir Rohmanir Rohim dan salah satu bulan yang dimuliakan yaitu bulan Muharram.
Syekh Muhyiddin Zadah dalam kitab Hasyiyah Tafsir al-Baidhawiy juz 1 halaman: 45 mengutip riwayat dari Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah yang menyatakan:
طولوا الباء وأظهروا السين ودوروا الميم تعظيما لكتاب الله
Panjangkan huruf Ba dan dantain (perjelas) huruf Sin dengan giginya dan bulatkan huruf Mim dengan lubang ketika menulis بسم الله sebagai bentuk penghormatan kepada al-Qur'an
* RENUNGAN*
_```Setelah ayahnya meninggal dunia, seorang anak telah mengantar ibunya ke panti jompo. Dia datang menengok ibunya dari satu waktu ke waktu yang lain.```_
_```Pada satu hari dia menerima panggilan dari panti jompo tersebut, yg mengabarkan kalau ibunya dalam keadaan diujung nyawa & hampir meninggal. Dengan cepat dia datang untuk berada di samping ibunya pada saat saat terakhir.```_
_```Dia bertanya kepada ibunya : Apakah yang ibu ingin saya lakukan untuk ibu.``
``Ibunya menjawab: Aku mau kamu sumbangkan kipas angin untuk panti jompo ini, kerana disini tidak ada kipas angin. ``Letakkan juga kulkas, tukang masak dan makanan, kerana sering aku tertidur dalam keadaan lapar tidak makan.```_
_```'Ibu kenapa pada saat seperti ini baru ibu menginginkan semua hal ini ?' Anak itu bertanya kembali.```_
_```Ibunya memberi alasan: Tidak apa apa anakku, ibu sudah bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan panas tanpa kipas dan lapar. CUMA IBU BINGUNG & TAKUT NANTI SAAT ANAK-ANAK KAMU MENGANTAR KAMU KE SINI KAMU TIDAK BISA MENYESUAIKAN DIRI'..```_
Renungkan lah
*Apa rasanya kalau ibu/ayah kita sendiri yg mengirim pesan berikut?*
*Anakku...*
_Bila aku tua,_
_Andai aku jatuhkan gelas atau terlepas piring dari genggamanku,_
_Aku berharap kamu tidak menjerit marah kepadaku,_
_Kerana tenaga orang tua sepertiku semakin tidak kuat dan kerana aku sakit._
_Pandangan mataku semakin kabur. Kamu harus mengerti dan bersabar denganku._
😔 *Anakku...*
_Bila aku tua,_
_Andai tutur kata ku lambat/perlahan dan aku tidak mampu mendengar apa yang kamu katakan,_
_Aku berharap kamu tidak menjerit padaku,_
*"Ibu tuli kah ?",*
*"Ibu bisu kah ? "*
_Aku minta maaf anakku._
_Aku semakin_ *MENUA...*
😟 *Anakku...*
_Bila aku tua,_
_Andai aku selalu saja bertanya tentang hal yang sama berulang-ulang,_
_Aku berharap kamu tetap sabar mendengar dan melayaniku, seperti aku sabar menjawab semua pertanyaanmu saat kamu kecil dulu,_
_Semua itu adalah sebagian dari proses_ *MENUA.*
_Kamu akan mengerti nanti bila kamu semakin tua._
😣 *Anakku...*
_Bila aku tua,_
_Andai aku berbau busuk, amis dan kotor,_
_Aku berharap kamu tidak tutup hidung atau muntah didepan aku._
_Dan tidak menjerit menyuruh aku mandi._
_Badan aku lemah._
_Aku tidak ada tenaga untuk melakukan semua itu sendiri._
_Mandikanlah aku seperti aku memandikanmu semasa kamu kecil dulu._
😷 *Anakku...*
_Bila aku tua,_
_seandainya aku sakit, temankan lah aku, aku ingin anakku berada bersamaku._
😭 *Anakku....*
_Bila aku tua dan waktu kematianku sudah tiba,_ _Aku berharap kamu akan memegang tanganku dan memberi kekuatan untuk aku menghadapi kematianku._
_Jangan cemas._
_Jangan menangis._
_Hadapi dengan keridhoan._
_Aku berjanji padamu._
_Bila aku bertemu_ *Allah.*
_Aku akan berbisik padaNya supaya senantiasa memberkati dan merahmati kamu kerana kamu sangat mencintai dan mentaatiku._
_Terima kasih banyak2 kerana mencintaiku...._
_Terima kasih banyak2 kerana telah menjagaku..._
_Aku mencintai kamu lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri.._
🔴 *Menjadi peringatan & pelajaran untuk kita kalau kita masih ada ibu & ayah.
Silakan share postingan diatas ke WA group keluarga atau WA pribadi keluarga sendiri.
Sebab kita tidak mau kita atau anak2 kita senantiasa berdosa dengan ibu & ayah kita atau ibu & ayah mereka...*
*RENUNGKAN LAH......*
*PADA SAAT INI KITALAH ANAK....DAN PADA SAATNYA NANTI KITALAH IBU/AYAH*
SAHABAT ASWAJA:
MENJAWAB DUSTA DAN FITNAH WAHABI TERHADAP ADAT MELAYU (MALAYSIA)
Jawaban atas tuduhan dan fitnah Adat Melayu Yang di anggap Bertentangan dengan syariat oleh Wahabi
1. *Mendengar berita kematian:*
Wahabi berdusta mengatakan adat melayu hanya membaca Alfatihah saja.
*Jawab* :
Yang di baca adalah tahniah Innalillahi wa inna ilaihi dan Alfatihah
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jika salah seorang diantara kalian meninggal dunia maka jangan tahan jenazahnya,segera bawa dia ke kuburnya dan bacakanlah surat Al-Fatihah didekat kepalanya dan surat Al-Baqarah didekat kakinya di kuburnya.'(HR. Thabrani dan Baihaqi)
2. *Tanam jenazah*
– Jirus air dengan jug yang diikat kain putih
– Tabur bunga
– Tabur batu
*Jawab* :
– Jirus air
Dalam kitab Al-Um karya Imam Syafii dan Sunanul Kubra karya Imam Baihaqi disebutkan:
أن النبي رش على قبر إبراهيم ابنه
"Sesungguhnya Nabi ﷺ memercikkan air ke kubur putra beliau yang bernama Ibrahim."
– Tabur bunga adalah anjuran dari hadits tentang pelepah kurma diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
– Tabur batu/tanah yang di genggam
Dalam hadits di kitab-kitab sunan disebutkan:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حضر جنازة ، فلما دفن الميت أخذ قبضة من التراب فألقاها في القبر ثم قال ( منها خلقناكم ) ثم أخذ أخرى وقال : ( وفيها نعيدكم ) . ثم أخذ أخرى وقال : ( ومنها نخرجكم تارة أخرى ) .
Rasulullah ﷺ menghadiri jenazah. Ketika jenazah di tanam, beliau mengambil segenggam tanah, kemudian melemparkannya ke dalam kubur.
3. *Kubur jenazah*
Wahabi berdusta dan mengatakan:
– Kubur dijadikan masjid tempat beribadah dan meminta
*Jawab* :
Tidak ada satu pun kuburan yang di jadikan masjid yang ada adalah masjid yang ada kuburanya.
Ibnu Syabbah meriwayatkan dalam Tarikh al-Madinah:
عَنْ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَدْخُلُوْنَ حُجَرَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلُّوْنَ فِيْهَا يَوْمَ الْجُمْعَةِ بَعْدَ وَفَاةِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الْمَسْجِدُ يَضِيْقُ بِأَهْلِهِ.
“Imam Malik berkata: “Orang-orang memasuki kamar-kamar istri-istri Nabi ﷺ , mengerjakan shalat di dalamnya, setelah wafatnya Nabi ﷺ , dan Masjid sesak dengan orang yang menghadirinya.”
4. *Kenduri arwah*
Wahabi mengatakan :
Keluarga si mati buat upacara ritual kenduri bagi arwah dengan bacaan tertentu, doa tertentu, surah Yasin sambil dihadiri tekong tahlilan arwah bagi mengisi perut tetamu dengan juadah makanan walau keadaan susah dan terpaksa. Bersedekah tidak salah dengan meluruskan niat.
Dilakukan selama 7 hari, 40 hari dan 100 hari atas kepercayaan agar mayat tidak diseksa dan tidak disoal di dalam kubur.
Ritual seperti ini adalah milik agama *HINDU*
*Jawab* :
Rasullullah ﷺ menganjurkan membaca surah Yasin untuk mayyit
"اقرءوها على موتاكم" يعني يس
Bacakanlah surat tersebut terhadap orang-orang yang mati di antara kalian." Yaitu surat yasin" (HR. Abu Daud, Ahmad, Nasa'i dan Ibnu Majah )
Hadis ini Sahih menurut Imam ibnu Hibban dan imam Al-Hakim.
Jawaban mengenai 7 hari, 40 hari dan sedekah makanan
ﺍﻟﺤﺎﻭﻱ ﻟﻠﻔﺘﺎﻭﻱ ﻟﻠﺴﻴﻮﻃﻲ - ( ﺝ 3 / ﺹ 266 )
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻟﻪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻫﺎﺷﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻘﺎﺳﻢ ﻗﺎﻝ ﺛﻨﺎ ﺍﻻﺷﺠﻌﻲ ﻋﻦ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﻃﺎﻭﻭﺱ ﺇﻥ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻳﻔﺘﻨﻮﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﻮﺭﻫﻢ ﺳﺒﻌﺎ ﻓﻜﺎﻧﻮﺍ ﻳﺴﺘﺤﺒﻮﻥ ﺃﻥ ﻳﻄﻌﻤﻮﺍ ﻋﻨﻬﻢ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﻳﺎﻡ
“ Thowus berkata “ Sungguh orang-orang yang telah meninggal dunia difitnah dalam kuburan mereka selama tujuh hari, maka mereka (para sahabat nabi) gemar (bersedekah) menghidangkan makanan sebagai ganti dari mereka yang telah meninggal dunia pada hari-hari tersebut “.
Fitnah dan dusta yang nyata jika di katakan ritual seperti ini adalah cara hindu sebab di dalam ritual tahlilan ada ucapan kalimat tauhid. Sejak kapan agama hindu membaca kalimat tauhid ??
Banyak adat melayu yang masih ada sampai saat ini adalah adat yang di himpun dari as-sunnah dengan dalil-dalil dan hadits, hanya saja Wahabi menolaknya sebab dalil-dalil dan hadits-nya dianggap tidak sahih oleh tokoh-tokoh Wahabi.
" eL HIKMAH pagi "
10 SEPT 2016
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Subhaanallah !!!
_Siapapun yg bikin ini, jazakumullah khoiron.
Semoga banyak Hikmah dan Manfaahnya.
Silahkan buka satu per satu link nya._
*MasyaAllah *
1. http://t.co/2nR7badBOR
2. http://t.co/O9YCtLVLOI
3. http://t.co/v9xlileXg3
4. http://t.co/oXrRxuqJXP
5. http://goo.gl/j2BSF0
Android/Smartphonenya di tahan + gerakan ke atas, bawah, kanan, kiri, bisa di zoom juga.
Kita akan merasakan seolah-olah sedang berada disana.
Siapa mau masuk Hijir Ismail ? Tekan no. 1
Yang ingin melihat sudut rukun yamani tekan no. 2
Yang mau persis berada di depan Ka'bah silahkan tekan No. 3
Yang mau lihat Makam Rasul SAW tekan no. 4
Dan kalau ingin berada di atas Ka'bah, tekan No. 5
JAM KERJA BIOLOGIS ORGAN TUBUH MANUSIA
oleh: Prof. dr. Soeharsoyo SpAk
👉LAMBUNG,
Jam 07:00 - 09:00.
Daya kerja lambung sedang kuat2nya.
Dianjurkan utk sarapan yg bergizi tinggi pada jam ini.
👉JANTUNG,
Jam 11:00 - 13:00, *Hindari panas berlebih dan olah fisik*, terutama bagian yg ada keluhan di pembuluh darah.
👉HATI / LIVER,
Jam 13:00 - 15:00,
Kondisi liver sedang lemah,
dgn istirahat sejenak akan terjadi proses regenerasi sel2 hati.
👉PARU-PARU,
Jam 15:00 - 17:00,
Paru paru sedang lemah,
istirahat dan nafas dgn teratur utk mengembalikan energi paru paru.
👉GINJAL,
Jam 17:00 -19:00,
Ginjal dalam kondisi kuat,
terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan sel otak.
Ini jam terbaik utk belajar.
👉LAMBUNG,
Jam 19:00 - 21:00,
Lambung sedang lemah.
Diusahakan jangan mengkonsumsi makanan padat yg sulit dicerna,
atau lebih baik berhenti makan.
👉LIMPA,
Jam 21:00 23:00,
Limpa dalam kondisi lemah,
terjadi proses pembuangan racun tubuh dan regenerasi sel limpa.
Jika wajah menjadi agak pucat dijam ini, artinya limpa ada gangguan.
👉JANTUNG,
Jam 23:00 - 01:00,
Jantung sedang dalam kondisi lemah.
Waktunya istirahat utk pemulihan energi tubuh.
👉HATI / LIVER,
Jam 01:00 - 03:00,
Liver dalam kondisi kuat,
terjadi proses pembuangan racun hasil metabolisme tubuh.
Ini saatnya terjadi regenerasi sel.
👉PARU-PARU,
Jam 02.30 - 04:30,
Kondisi paru paru sedang kuat,
terjadi pembersihan dan pembuangan racun atw kotoran diparu paru.
Akan terjadi batuk, bersin dan berkeringat bila paru2 kotor.
Ini jam terbaik utk “Qiyamul lail”. Saat sujud pd waktu inilah. mengalirnya darah yg kaya akan oksigen ke otak tertentu. yg tdk bs di alirkan Darah pd saat sujud diwaktu siang.
👉USUS BESAR,
Jam 05:00 - 07:00,
Usus besar dalam kondisi kuat,
biasakan B.A.B di jam ini
agar kotoran, racun dan sisa sistem pencernaan dapat dikeluarkan semua.
Sayangi diri kita dan orang di sekitar kita dengan share ini ke orang-orang di sekitar kalian 😊
SESEORANG TERGANTUNG PERGAULANNYA
ومن جلس مع الصالحين زاده الله الرغبة في الطاعات
Barangsiapa yang duduk dengan orang-orang soleh, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan menambahkan perasaan cinta kepada amalan-amalan ketaatan.
. ومن جلس مع العلماء زاده العلم والورع
Barangsiapa yang duduk dengan para ulama’, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan menambahkan ilmu dan perasaan tidak cintakan dunia.
إن النعمـة موصولـة بالشكــر
Sesungguhnya nikmat bergantung dengan syukur
والشكــر متعلـق بالمزيـد
Dan syukur bergantung dengan penambahan ni'mat
و لن ينقطع المزيـد من الله حتى ينقطـع الشكـر من العبـد
Dan selamanya tidak akan terputus pemberian dari ALLAH sampai terputusnya syukur dari seorang hamba...
CARA DUDUK DAN BERGAUL
جالس العلماء بعقلك
Duduklah bersama Ulama dengan akalmu
وجالس الامراء بعلمك
Duduklah bersama Pemimpin dengan ilmumu
وجالس الاصدقاء بأدبك
Duduklah bersama teman dengan etikamu
وجالس أهل بيتك بعطفك
Duduklah bersama keluarga dengan kelembutanmu
وجالس السفهاء بحلمك
Duduklah bersama orang bodoh dengan kemurahan hatimu
وكن جليس ربك بذكرك
Jadilah rekan Alloh dengan zikirmu
وكن جليس نفسك بنصحك
Jadilah teman bagi dirimu sendiri dengan nasehatmu
لا تَحزنْ على طيبتك؛ فَإن لَم يُوجَد في الارض مَن يقدرها؛ ففي السَماء مَن يباركهَا
Tak perlu bersedih jika di dunia tidak ada yg menghargai kebaikanmu, karena di langit ada yg mengapresiasinya
حياتنا كالورود فيها من الجمال ما يسعدنا وفيها من الشوك ما يؤلمنا.
Kehidupan kita ibarat mawar, di samping memiliki keindahan yg membuat kita bahagia, juga memiliki duri yg bisa membuat kita tersakiti
ما كان لك سيأتيك رغم ضعفك
Apa yg ditetapkan bagimu niscaya akan mendatangimu, meskipun kamu tidak ada daya meraihnya
وما ليس لك لن تناله بقوتك
(Sebaliknya) apa yg bukan milikmu kamu tidak akan mampu meraihnya, meski dengan segenap kekuatanmu
لا أحد يمتاز بصفة الكمال سوى الله لذا كف عن نبش عيوب الآخرين
Tidak seorangpun yg memiliki sifat sempurna selain Alloh, oleh karena itu berhentilah menggali aib orang lain
الوعي في العقول وليس في الأعمار، فالأعمار مجرد عداد لأيامك، أما العقول فهي حصاد فهمك وقناعاتك في حياتك
Kesadaran terletak pada akal, bukan pada usia. Umur hanyalah bilangan harimu, sedangkan akal adalah hasil pemahaman dan kerelaanmu terhadap kehidupanmu
كن لطيفاً بتحدثك مع الآخرين، فالكل يعاني من وجع الحياة وأنت ﻻتعلم
Berlemah lembutlah ketika berbicara dengan orang lain, karena setiap orang memiliki penderitaan hidupnya masing2 yg kamu tidak mengetahuinya
كل شيء ينقص إذا قسمته على اثنين إلا "السعادة"
فإنها تزيد إذا تقاسمتها مع الآخرين
Semua hal akan berkurang jika dibagi menjadi 2, kecuali KEBAHAGIAAN, justeru ia akan bertambah jika kamu membagikannya kpd orang lain
KEBIASAAN LELUHUR ALI BA'ALAWI
ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻣﻦ ﺳﺎﺩﺗﻨﺎ آﻝ ﺑﺎﻋﻠﻮﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ
١١ ﻋﺎﺩﺓ ﻣﻦ ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻲ ﺗﺮﺑﻴﺔ أﻭﻻﺩﻫﻢ
Kebiasaan para pendahulu kita yaitu orang-orang Sholeh dari Keluarga Ba'alawi (semoga Allah meridhoi mereka).
Ada 11 kebiasaan Salaf dalam mendidik Anak-anak mereka:
١. ﺍﻻﻡ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺿﺎﻋﺔ ﺗﻘﺮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ آﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻭﺍﻟﻤﻌﻮﺫﺗﻴﻦ ﻭﺗﻜﺮﺭﻫﻤﺎ
Seorang Ibu ketika menyusui sambil membaca Ayat Kursi dan Al ikhlas, Al falaq ,An nas dan mengulang-ulang nya.
٢. ﺍﻭﻝ ﻣﺎﻳﻠﻘﻨﻮﻥ ﺍﻟﻄﻔﻞ ﻋﻨﺪ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻨﻄﻖ (ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻻﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ)
Pertama kali yg diajarkan ke anak ketika baru bisa bicara.
"Rodhitu billahi Robba Wa bil Islami diina Wa bimuhammadin sholla Allahu ‘alayhi wa sallam Nabiyyan wa Rosuula"
artinya (aku ridho Allah sbg Tuhanku dan Islam agamaku dan Nabi Muhammad Nabi dan Rosulku )
٣. ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﺑﺎﻷﻭﻻﺩ ﺍﻟﺼﻐﺎﺭ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻬﻢ ﻋﺎﺩﺓ
Mengajak keluar anak-anak kecil ketika waktu malam yg terakhir(sebelum subuh) ke masjid agar menjadi kebiasaan.
٤. ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﺪﻳﻨﺔ ﻭﻣﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﻨﻔﺤﺎﺕ ، ﻛﺸﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻳﺠﻤﻌﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﻭﻳﺴﻠﻮﻫﻢ ﻣﺎﺫﺍ ﺳﻴﻌﻤﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺍﻟﺒﺮ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ
Sebelum memasuki Bulan-bulan berkah seperti Ramadhon, mereka mengumpulkan anak-anak mereka dan bertanya kpd mereka, apa yg akan kalian kerjakan dibulan yg berkah ini? dari amalan membaca Al Qur'an, dzikir,dan sedekah dll.
٥. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺔ ﻛﻤﺎ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻬﻢ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ
Mereka mengajari anak-anak mereka niat-niat yg baik sebagaimana mengajari mereka Surat Al Fatihah.
٦. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻘﺪﻭﻥ ﻣﺠﻠﺲ ﻋﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﻮﻣﻲ ﺍﻭ ﺍﺳﺒﻮﻋﻲ ﻳﻘﺮﺅﻥ ﻣﺎﺗﻴﺴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ( ﺣﺰﺏ ) ﻭﻛﺘﺐ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ
ﻭﻳﺨﺘﻤﻮﻧﺔ ﺑﺎاالأﺩﻋﻴﺔ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Mereka mengadakan majelis ilmu di rumah, dan berkumpul semua yang ada dirumah, majlis harian atau mingguan, mereka membaca sedikit dr alqur'an Al kariem(tadarus) dan kitab hadits serta fiqih
dan mereka menutup majelis dengan doa dan solawat kepada Nabi Muhammad SAW.
٧. ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﺑﻠﻮﻍ ﺍﺣﺪ ﺍﺑﻨﺎﺋﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻪ ﺍﻧﻪ ﺑﻠﻎ ﻭﺍﻧﻪ ﺻﺎﺭ ﻣﻜﻠﻒ ﻭﺍﻥ ﺍﻻﻥ ﺻﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻠﻜﺎﻥ ﻳﺴﺠﻼﻥ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ ﻭﺳﻴﺌﺎﺗﻪ ﻭﻳﻜﺘﺒﺎﻥ ﺍﻗﻮﺍﻟﻪ ﻭﺍﻓﻌﺎﻟﻪ ،ﻭﻳﻜﻮﻥ ﺫﺍﻟﻚ ﻓﻲ ﺟﻤﻊ ﻳﺤﻀﺮﻩ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﻭﺍﻟﻜﺒﺎﺭ
Ketika masuk baligh anak mereka, mereka memberi tahu anaknya klo sudah Mukallaf dan sekarang dua Malaikat akan mencatat kebaikan dan kejelekan dan menulis ucapan dan perbuatannya, dan hal itu diadakan perayaan yg dihadiri para ulama' dan orang orang sholeh.
٨. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻻﻳﺆﺧﺮﻭﻥ ﺯﻭﺍﺝ ﺍﺑﻨﺎﺋﻬﻢ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﻠﻮﻍ ﺧﻮﻓﺎ ﺍﻥ ﻳﻘﻌﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺤﻈﻮﺭ
Mereka tidak menunda pernikahan anak-anak mereka setelah baligh kawatir terjerumus kpd kemaksiatan.
٩. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺍﻻﺣﻮﺍﻝ،
ﻓﺎﺫﺍ ﺍﺭﺍﺩ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺷﻲ ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﺍﻭ ﻭﺍﻟﺪﺗﻪ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻟﻪ ﻗﻢ ﻭﺗﻮﺿﺎﺀ ﻭﺻﻞ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﻭﺍﺳﺌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻲ ﺣﺎﺟﺘﻚ ﻭﺑﻌﺪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻳﺎﻋﻄﻮﻩ ﻣﺎﻃﻠﺐ ،ﻭﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺠﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺩﻋﺎﻙ
Mereka mengajari anak-anak dgn berdoa memohon kpd Allah dlm setiap keadaan, maka apabila anaknya ingin sesuatu dr orang tuanya, mereka berkata kpd anaknya wudhu'lah dan sholat 2 rokaat dan mintaklah kepada Allah hajat-hajatmu. dan setelah sholat orang tua memberikan yg anak minta seraya berkata Sungguh Allah yang mengabulkan doamu.
١٠. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺠﻌﻠﻮﻥ ﻟﻜﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻋﻤﻞ ﻣﺨﺼﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ،ﻓﻬﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻠﺐ ﺍﻻﻏﺮﺍﺽ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻨﺲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺧﺪﻣﺔ ﺍﻟﻀﻴﻮﻑ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻠﺐ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﻫﻜﺬﺍ
Mereka membagi tugas kepada setiap anak, ada yg tugas belanja ke pasar, dan ada yg menyapu rumah dan ada yg tugas melayani tamu dan ngambil air dsb.
١١. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻬﺘﻤﻮﺍ ﺑﺘﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻛﻮﺭ ﻻﻧﻬﻦ ﺣﺒﻴﺴﺎﺕ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ .
Mereka lebih banyak memperhatikan pembelajaran putri-putri mereka lebih serius dari anak laki-laki karena anak perempuan tidak keluar rumah.
أهل بيت المصطفى الطهر * هم أمان الأرض فادّكر
رب فارفعـــنا بــبركـــتهم * واهدنا الحسنى بحرمتهم
وأمـتـــنا في طــريــقـتـهم * ومـــعافـــاة من الفــــــتن
آ مين اللهم آ مين
بسم الله الرحمن الرحيم
Jika dunia di mata ummat Islam lebih berharga dari pada agamax. maka musuh allah swt makin berani untuk melecehkan Islam.
Rosululloh saw bersabda:
اذا عظمت امتي الدنيا نزعت منها هيبة الاسلام واذاتركت الامر بالمعروف والنهي عن المنكر حرمت بركة الوحي واذا تسابت امتي سقطت من عين الله
Jika ummat mengagungkan dunia dicabut lah kewibawaan Islam.
Jika ummat ku meninggalkan amar ma'ruf (memerintahkan pada kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kemungkaran) keberkahan hidup pasti terhalang.
Dan jika ummat ku saling menghujat maka jatuhlah (derajatnya) mereka di mata Alloh....
(Al Hakiim dri Abu Hurairah)
*SALAH KAPRAH TENTANG POLIGAMI.*
1. Banyak org bilang bahwa poligami itu merebut suami orang.
Ralat :
*Yang benar adalah poligami itu memiliki suami secara bersama-sama yang sah menurut syariat agama Islam. Kalau direbut berarti istri lama tidak memiliki hak lagi alias dicerai. Kalau ada yg dicerai berarti tidak terjadi poligami tetapi monogami.*
2. Banyak org bilang bahwa poligami itu harus diizini istri tua.
Ralat :
*Poligami itu tidak perlu izin kepada istri , ketika Rasulullah menikahi wanita Yahudi cantik bernama Shafiyyah binti Huyay al Akhtab. Rasulullah memberitahu Aisyah bahwa beliau telah menikah dgn Shafiyyah. Ini membuat Aisyah cemburu sekali dan mengatakan : "Ia seorang wanita Yahudi." Dan dijawab oleh Rasulullah : "Janganlah engkau berkata seperti itu, karena ia telah masuk Islam, dan baik pula keIslamannya.”*
3. Banyak org bilang bahwa poligami berdosa karena menyakiti perasaan wanita (membuat cemburu).
Ralat:
*poligami itu suami menggunakan haknya, cuma kdg istri iri, (bukn salahnya org yg menggunakn hak tp salahnya org yg iri). mk poligami menguji keikhlasan dan keridloan wanita trhdp ketentuan Allah. Semakin ikhlas maka semakin banyak pahala. Semakin tidak ikhlas apalagi diwujudkan dlm bentuk kemarahan dan perbuatan anarkis maka semakin bertambah dosa. Kalau masalah cemburu, istri Rasulullah dan istri2 Sahabat Rasulullah yg berpoligami kdg juga cemburu satu sama lain. Tetapi ini tidak berarti bahwa Rasulullah dan para Sahabat menyakiti perasaan istri2nya. Kalau diartikan bahwa cemburu itu menyakiti perasaan istri, maka tidak mungkin Rasulullah dan para Sahabatnya dijamin masuk surga oleh Allah. Cemburu adalah wujud tanda cinta istri kepada suami bukan wujud perlakuan suami menyakiti hati istri.*
4. Banyak manusia yang bilang bahwa pelaku poligami jaman sekarang tidak bisa berbuat adil seperti jaman Nabi.
Ralat :
*Yang benar adalah bahwa berbuat adil itu bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan di manapun tidak dibatasi oleh jaman. Jika umat Nabi Muhamad saw. tidak bisa berbuat adil dlm poligami maka poligami akan dilarang scr mutlak. Al Quran berlaku sepanjang masa termasuk ayat diperbolehkannya poligami.*
5. Banyak manusia yang bilang bahwa istri pertama harus diperlakukan lebih istimewa dibanding istri kedua, ketiga atau keempat.
Ralat :
*Perlakuan seperti itu adalah adat jaman jahiliyyah). Setelah Islam datang maka semua adat itu dikoreksi total oleh Islam. Setelah sah secara syariat menjadi istri maka semua istri (R1, R2, R3, R4) mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yg sama terhadap suami.*
6. Banyak manusia bilang, poligami mengambil hak istri tua. Ralat: *Dlm poligami suami mengambil / memanfaatkn kuota/haknya sendiri, istri ke 2, 3,dan 4 juga memenfaatkn haknya sendiri pula. Istri pertama jika menghalangi, mencegah suami atau istri 2,3 dan 4 itulah orang yg menghalangi hak 4 orng tsb.*
7. Banyak manusia bilang , zaman sekarang poligami hanya menuruti hawa nafsu.
Ralat: *berpoligami itu mengendalikan hawa nafsu dr perbuatan haram/tercela dan berdosa agar menjadi perbuatan halal/terpuji dan berpahala.*
8. Banyak org bilang, klo mau berpoligami ala Rosulillah, carilah org janda yg tidak laku. Ralat: *Rasulullah tidak menganjurkan memilih janda, justru menganjurkan memilih gadis, yg cocok dg selera sehingga dipdrbolehkn melihat calon istri terlebih dulu.*
9. Bnyk org bilang, poligami hanya bikin masalah. Ralat: *poligami mengatasi masalah suami agar lbh bs mengendalikan pandangan dan farji, dan mengatasi masalah wanita yg membutuhkan pengayoman,pengawasan,pendidikan nafaqah dsb*
*CATATAN ;*
*-untuk tambah pengetahuan*
*-bukan bahan perdebatan*