77 Cabang Iman
Dalam
ajaran agama Islam disebutkan bahwa rukun atau sendi iman ada enam sebagaimana
tersebut dalam hadits riwayat Imam Muslim. Iman tersebut mempunyai cabang
sebanyak 77 (tujuh puluh tujuh). Setiap cabang berupa pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh setiap orang yang mengaku beriman. Apabila 77 pekerjaan tersebut
dilakukan seluruhnya, maka sempurnalah iman seseorang. Apabila ada yang
ditinggalkan, maka berarti berkurang ketebalan imannya. Cabang iman sebanyak 77
adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh para ahli hadits yang
berbunyi:
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ
وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً ، اَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَدْنَاهَا
اِمَاطَةُ الاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ
رَوَاهُ الْمُحَدِّثُوْنَ
Rasulullah
saw bersabda: "Iman itu 77 cabangnya. Yang paling utama dari cabang-cabang
tersebut adalah mengucapkan "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah)
dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan. Malu
(berbuat maksiat) adalah satu cabang dari iman." H.R. Para Ahli Hadits.
Ketujuh
puluh tujuh cabang iman tersebut dituturkan dalam bait syair:
اِيْمَانُنَا
بِضْعٌ وَعَــيْنٌ شُعْبَـةً * يَسْتَكْمِلَنْهَا اَهْـلُ فَضْلٍ يَعْظُمُ
Iman
kita ada 77 cabang, yang para ahli keutamaan benar-benar akan menyempurnakannya,
sehingga menjadi orang besar di sisi Allah.
آمِنْ بِرَبِّكَ وَالْمَلآئِكِ وَالْكُتُبِ * وَالأَنْبِيَا وَبِيَوْمِ
يَفْنَى الْعَـالَمُ
Berimanlah
engkau kepada Tuhanmu, para malaikat, kitab-kitab, para nabi dan hari kerusakan
alam.
Beriman
kepada Allah
Kita
wajib beriman bahwa Allah adalah:
- Maha Esa yang sama sekali tidak ada sekutu bagi-Nya.
- Maha
Tunggal yang sama sekali tidak ada yang serupa dengan-Nya, tempat meminta
pertolongan yang sama sekali tidak ada yang menandingi-Nya.
- Maha Sedia
tanpa permulaan.
- Maha
Berdiri dengan pribadi-Nya sendiri.
- Maha Kekal.
- Maha Abadi.
- Maha Dahulu
yang tidak ada permulaan bagi-Nya.
- Maha Akhir
yang sama sekali tidak ada kesudahan bagi-Nya.
- Maha Tegak
yang tidak dilenyapkan oleh masa dan tidak diubah oleh sangkaan.
- Maha
Permulaan, Maha Akhir, Maha nampak pekerjaannya dan Maha Tersembunyi yang tidak
tampak Dzat-Nya.
- Maha Suci
dari jasmani, tak sesuatupun yang menyerupai-Nya.
Beriman
kepada para malaikat
Kita
wajib membenarkan wujud mereka sebagai:
- para hamba Allah yang dimuliakan.
- tidak
pernah maksiat atau mendurhakai Allah terhadap segala yang telah diperintahkan
oleh Allah kepada mereka dan selalu melaksanakan semua yang diperintahkan.
- jasmani
yang halus dan bernyawa.
- sesuatu
kekuatan yang dijadikan oleh Allah untuk berubah-ubah bentuk yang indah.
- dibuat dari
cahaya.
Beriman
kepada kitab Allah
Kita
wajib membenarkan bahwa sesungguhnya kitab yang diturunkan oleh Allah kepada
para nabi-Nya adalah wahyu Allah yang memuat hukum dan kabar-Nya.
Beriman
kepada para nabi
Kita
wajib membenarkan bahwa sesungguhnya para nabi adalah:
- orang-orang jujur dalam segala hal yang mereka khabarkan dari Allah.
- di antara
mereka ada yang diutus kepada makhluk untuk memberi petunjuk dan untuk
menyempurnakan kehidupan mereka di dunia serta tempat kembali mereka di akhirat.
- diberi
mukjizat oleh Allah yang dapat menunjukkan kebenaran mereka.
- menyampaikan
risalah Allah dan menerangkan segala sesuatu kepada orang-orang mukallaf.
Beriman
kepada kerusakan seluruh alam semesta
Kita
wajib beriman bahwa alam semesta, alam dunia maupun benda di angkasa akan hancur
binasa pada hari kiamat. Amal yang kita kerjakan akan dibalas dengan cara
perhitungan amal, penimbangan amal, titian, surga dan neraka.
Cabang
iman 6-8:
وَالْبَعْثِ
وَالْقَدَرِ الْجَلِيْلِ وَجِمْعِنَا * فِي مَحْشَرٍ فِيهِ الْخَلاَئِقُ
تَحَشَمُ
Dan
(beriman) kepada: kebangkitan, qadar dari Yang Maha Agung, dan kumpul kita di
Padang Mahsyar yang di situ para makhluk merasa malu (sehingga pucat
mukanya).
Beriman
kepada kebangkitan orang mati
Kita
wajib beriman bahwa sesungguhnya Allah swt akan membangkitkan atau menghidupkan
semua makhluk yang sudah mati, baik yang dikubur, mati tenggelam, atau sebab
lainnya. Menurut pendapat yang disepakati oleh seluruh ulama, yang dibangkitkan
adalah wujud dari badan dan bukan yang semisal dari badan ini. Dalam surat at-Taghabun ayat 7 Allah swt berfirman:
زَعَمَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا اَنْ لَنْ يُبْعَثُوْا قُلْ بَلَى وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ
ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ
Orang-orang
yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan,
kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian
adalah mudah bagi Allah.
Beriman
kepada qadar
Kita
harus yakin bahwa Allah swt mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan pengetahuan
Allah yang telah mendahuluinya. Semua perbuatan makhluk adalah sesuai dengan
ketentuan Allah Ta'ala. Oleh karena itu sepatutnyalah bagi manusia untuk rela
terhadap keputusan-Nya.
Syekh
Afifuddin az-Zahid menceritakan bahwa sewaktu berada di Mesir beliau mendengar
sesuatu yang terjadi di Baghdad tentang pembunuhan yang dilakukan oleh
orang-orang kafir terhadap kaum muslimin. Kota Baghdad hancur, selama tiga
setengah tahun tidak mempunyai pemerintahan. Juga tentang perbuatan orang-orang
kafir mengalungkan mushaf al-Quran pada leher-leher anjing, membuang kitab
karangan para ulama ke sungai sehingga menjadi seperti jembatan yang dapat
dilalui oleh kuda mereka. Syekh Afifuddin az-Zahid mengingkari hal tersebut dan
bertanya kepada Allah swt, "Wahai Tuhanku, bagaimana hal ini dapat terjadi,
sedangkan di antara kaum muslimin yang dibunuh itu terdapat anak-anak dan
orang-orang yang tidak berdosa?"
Pada
waktu tidur Syekh Afifuddin az-Zahid bermimpi melihat seorang laki-laki yang
membawa sebuah tulisan, lalu beliau ambil. Tulisan tersebut berbunyi:
دَعِ
الإِعْتِرَاضَ فَمَا الأَمْرُ لَـكَ * وَلاَ الْحُكْمُ فِى حَرَكَاتِ
الْفَلَكِ
وَلاَ تَسْـأَلِ اللهَ عَنْ فِعْلِــهِ * فَمَنْ خَـاضَ لُجَّةَ
بَحْـرٍ هَلَكَ
Tinggalkanlah
menentang putusan Allah, karena urusan itu bukanlah milikmu; dan tiadalah hukum
itu tergantung pada gerakan-gerakan bintang.
Janganlah
engkau bertanya kepada Allah mengenai pekerjaan-Nya. Barang siapa yang
mengarungi gelombang lautan niscaya dia akan binasa.
Beriman
bahwa semua makhluk sesudah dibangkitkan dari kubur akan digiring ke Padang
Mahsyar, yaitu tempat pemberhentian mereka pada hari kiamat
Padang
Mahsyar adalah tanah putih, berupa lembah datar, sama sekali tiada bengkokannya,
tak ada bukit tempat orang dapat bersembunyi di belakangnya, tak ada jurang
tempat merendahkan pandangan, kecuali sebuah padang luas yang sama sekali tak
ada perbedaannya. Manusia akan dihalau ke Padang Mahsyar secara berombongan,
sesuai tingkatannya. Di antara mereka ada yang:
- naik kendaraan, yaitu orang yang bertakwa,
- berjalan
dengan kedua kakinya, yaitu orang yang sedikit amalnya,
- berjalan
dengan mempergunakan mukanya, yaitu orang-orang kafir.
Dari
tempat pemberhentian ini, manusia diberangkatkan ke surga atau neraka. Mereka
akan melalui titian atau jembatan. Dalam meniti jembatan, menurut Syeikh
Muhammad al-Hamdani umat Nabi Muhammad saw terbagi menjadi tujuh macam:
- Orang siddiq, yang akan meniti secepat
kilat.
- Orang alim,
yang akan meniti secepat angin yang kencang.
- Para
wali abdal, yang akan meniti
secepat burung terbang dalam satu saat yang sebentar.
- Orang yang
mati syahid, yang akan meniti secepat kuda balap dalam waktu setengah hari.
- Orang yang
mati pada saat menunaikan ibadah haji, yang akan meniti dalam waktu satu hari
penuh.
- Orang yang
taat, yang akan meniti dalam waktu satu bulan.
- Orang yang
maksiat, yang meletakkan kaki mereka di atas titian, sedangkan dosa mereka
diletakkan di atas punggung.
Ketika
mereka lewat, neraka Jahanam mendatangi untuk membakar mereka. Kemudian neraka
Jahanam melihat cahaya iman di hati mereka, lalu berkata:
"Lewatlah
wahai orang mukmin, karena sesungguhnya cahaya imanmu memadamkan kobaran
apiku!"
Di
Padang Mahsyar, para makhluk pucat mukanya dan malu karena amal jelek mereka
akan dibeberkan di hadapan Allah swt. Setiap orang akan sibuk dengan urusannya
sendiri dengan memasukkan jari-jari tangan kanannya ke sela-sela jari tangan
kirinya. Keadaan mereka tersebar seperti belalang yang tersebar di bumi.
Masing-masing orang dapat saling melihat keluarganya dan dapat saling mengenal,
akan tetapi tidak berbicara. Mereka berjalan di Padang Mahsyar tidak beralas
kaki dan dalam keadaan telanjang bulat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
يُبْعَثُ
النَّاسُ حُفَاةً عُرَاةً غَرْلاً قَدْ اَلْجَمَهُمُ الْعِرْقُ وَبَلَغَ شُحُوْمَ
الآذَانِ
Manusia
akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat, lagi tidak
berkhitan. Keringat telah mengendalikan mereka dan keringat tersebut sampai di
daun telinga.
Cabang iman 9 disebutkan dalam bait
syair:
وَبِاَنَّ مَرْجِعَ مُسْـلِمٍ لِجِنَـانِهِ * وَبِاَنَّ مَرْجِـــعَ
كَافِرٍ لِجَهَنَّمُ
Dan
beriman bahwa sesungguhnya tempat kembali orang muslim adalah surganya, dan
bahwa sesungguhnya tempat kembali orang kafir adalah neraka
Jahanam".
Beriman
bahwa sesungguhnya surga adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang muslim;
sedangkan neraka Jahannam adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang kafir
Orang
muslim adalah orang yang mati dalam keadaan beragama Islam, meskipun sebelumnya
kafir. Orang-orang yang berbuat maksiat dapat tergolong orang muslim, sehingga
tempat kembali dan tempat mereka yang kekal adalah surga. Jika mereka dimasukkan
ke dalam neraka, mereka tidak kekal di dalamnya. Bahkan siksaan mereka tidak
langgeng selama di dalam neraka; karena setelah masuk ke dalam neraka mereka
akan mati sekejap yang hanya diketahui ukurannya oleh Allah swt dan mereka tidak
hidup sehingga keluar dari neraka. Mati di sini maksudnya bahwa mereka itu tidak
dapat merasakan siksa, dan bukan mati dengan keluar nyawa dari tubuhnya.
Sedangkan
yang dimaksud dengan orang kafir di sini ialah orang yang mati dalam keadaan
kafir, meskipun dia hidup sepanjang umurnya dalam keadaan beriman. Termasuk juga
orang yang sungguh-sungguh mempergunakan akal fikirannya, akan tetapi tidak
dapat sampai kepada kebenaran sejati; sementara ia meninggalkan taklid yang
diwajibkan baginya.
Anak-anak
orang musyrik tidak termasuk kafir, bahkan mereka di dalam surga, menurut
pendapat yang benar. Dalam hal kafir tidak ada perbedaan antara manusia dan
jin.