WAHABI - ISIS VS SYIAH
Salah satu ciri Wahabisme itu adalah simplifikasi, yaitu menyimpulkan segala sesuatu itu secara sepihak dan subjektif.
Jadi orang bodoh yang masuk Wahabi itu biasanya selalu merasa paling pintar sendiri, dan yang lain yang berbeda pendapat dengannya langsung di-cap kafir dan sesat. Padahal belajar agamanya juga baru kemarin sore istilahnya.
Kalau pernah dengar beberapa waktu yang lalu, ada sebagian kelompok takfiri yang menuding Prof. Quraish Shihab itu sesat dan kafir, tentunya itu sangat mengherankan buat saya. Selama ini kita tahu bahwa kitab tafsir karangan beliau yang terkenal yakni Tafsir Al Misbah, sudah banyak diakui di dunia internasional. Namun, dengan kebodohan sebagian orang yang berpaham Wahabi ini, maka dituduh lah Quraish Shihab ini sebagai Syiah, sesat dan kafir. Ini kan lucu, anak kemarin sore menuduh sesat ke seorang Profesor Al Quran, yang kredibilitasnya sudah diakui secara internasional.
Bahkan pernah ada buku yang berjudul "50 Orang Penyebar Kesesatan di Indonesia", yang diterbitkan oleh kelompok takfiri ini. Di tulis di buku tersebut, penyebar kesesatan nomor 1 itu Gus Dur, nomor 2 Ustadz Quraish Shihab, nomor 3 Nurcholis Majid (Cak Nur).
Ada ikatan yg kuat antara wahabi dengan ISIS yakni ada sebagian kelompok dari kalangan Sunni yang militan, dimulai dari Al Qaidah, dilanjutkan oleh Jabhat Al Nusra, Free Syrian Army (FSA), yang bermetamorfosis menjadi Islamic State of Iraq and Levant (ISIL), kemudian menjadi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), hingga kemudian hari ini kita kenal dengan nama Islamic State (IS).
Mereka itulah yang mempunyai garis ideologi yang sama, yakni Wahabisme.
Seorang penulis buku-buku bertema agama yang ternama, Karen Armstrong, menyebut bahwa ISIS itu merupakan produk ideologi di dunia Islam, yang dikembangkan mulai abad ke-18, yaitu Wahabisme. Ciri Wahabisme itu hanya satu, yakni Takfiri. Jadi mereka akan mengkafirkan semua orang yang pahamnya berbeda dengan mereka, bahkan pengkafiran itu dilakukan di antara kalangan mereka sendiri. Itulah ideologi yang sama yang saat ini bisa kita lihat melalui Al Qaidah, Jabhat Al Nusra, dan ISIS.
Dalam kajian-kajian internasional pun, sudah banyak pemerhati politik dan para akademisi yang mengetahui bagaimana Kerajaan Arab Saudi ini mengekspor ideologi Wahabinya ke seluruh dunia. Bahkan, banyak di antara mereka yang menjuluki kerajaan Saudi itu sebagai 'Kerajaan Kebencian' atau Hatred Kingdom. Paham Wahabi itu tadinya tidak terkenal di dunia Islam, sampai akhirnya mereka membentuk kerajaan, dan ditemukanlah minyak di tanah mereka sehingga membuat mereka kaya raya.
Kekayaan itulah yang kemudian menjadi alat mereka menyebarkan paham Wahabinya.
Bahkan yang makin marak saat ini adalah penggelontoran dana dari Kerajaan Arab Saudi untuk membangun masjid di manapun, termasuk di Indonesia, untuk menyebarkan ajarannya tersebut. Bahkan di Malaysia, kemarin tersebar berita bahwa PM Najib Razak terbukti menerima 681 juta Dollar dana dari kerajaan Saudi, hingga akhirnya mereka berhasil membuat ajaran Syiah dinyatakan sebagai aliran sesat dan terlarang di Malaysia.
Jadi di sini bisa kita lihat bahwa Iran dan citra Islam Syiah-nya, selalu menjadi target bagi Kerajaan Arab Saudi untuk disingkirkan di manapun, baik di Malaysia, Indonesia, maupun di negara muslim lainnya. Bahkan hal itu juga ditegaskan dengan dieksekusinya ulama Syiah asal Arab Saudi, yakni Syeikh Nimr al-Nimr. Dan Arab Saudi dalam hal ini selalu memakai kedok Sunni, padahal mereka itu Wahabi, yang benci terhadap Iran dan aliran Syiahnya.
Kekejaman ISIS dalam membantai musuhmusuhnya, terutama yang berasal dari Mazhab Syiah benarbenar membuat merinding siapa pun.
Jejeran kepala manusia yang dipenggal oleh tentara ISIS, seperti ditunjukkan dalam Youtube, benar-benar mengesankan bahwa “Islam” sedang menuju zaman barbar. Bendera ISIS yang berisi kalimat tauhid, sangat kontras dengan makna kalimat tauhid tersebut.
Paham radikal dan ekstrem yang ditunjukkan ISIS ternyata tidak mengarah pada pembelaan terhadap Palestina yang tengah dibombardir Israel.
Sebaliknya, ISIS malah menyerang Pemerintah Irak dan Suriah yang dipimpin orang-orang Syiah.
Dari fakta-fakta tersebut, ISIS tampaknya lebih concern untuk menghabisi muslim Syiah ketimbang memerangi Bangsa Yahudi yang selama ini menjadi monster menakutkan di Palestina.
Yang menarik, ISIS mengklaim dirinya sebagai pengikut Sunni. Sedangkan negeri-negeri yang tengah diserangnya, Suriah dan Irak, dicap sebagai negeri Syiah. Dengan mendikotomikan sunni dan syiah inilah, ISIS berhasil memengaruhi para pengikut muslim sunni, termasuk di Indonesia.
Propaganda anti- Syiah yang masih di Indonesia menjadikan kaum Syiah seperti musuh yang harus di musnahkan.
Tapi ketahuilah saudaraku .........
Target Wahabi sebenarnya dan paling utama bukanlah syiah, akan tetapi adalah NU atau Ahlusunnah secara keseluruhannya. Indonesia tanpa NU akan mudah sekali mereka kuasai, maka dari itu warga NU sengaja dibuat agar tidak percaya bahkan memusuhi NU itu sendiri.
Pertama kali mereka mencuatkan issu ; shufi itu sesat, identik dengan syiah dan syiah bukan islam.
Kita tahu di NU terdapat pelindung para pelaku tarekat yang pada representasi nya adalah Tasawuf.
Terakhir suntikan racun ideologi mereka ditambah dosisnya dengan perkataan mereka yaitu aswaja ahli bid'ah pembuat ajaran baru yang bukan dari islam yang sesungguhnya. Perkataan ini akan bersayap bahwa aswaja atau nu keluar dari islam dan halal darahnya.
Jika seandainya NU sepakat bahwa syiah adalah ajaran yang menyimpang dari ajaran yang mereka terima selama ini, tidak berarti mereka harus memusuhi syi'ah dengan cara melempar kotoran kepadanya, dan andai mereka bertoleransi dengan perbedaan itu, tak perlu juga dengan cara bertasyayyu' sehingga seakan akan NU dan syi'ah adalah sama.
Kita telah terajari sekian ratus tahun akan hak utama dan pertama dalam masalah keyakinan. Untuk itu tak perlu Nahdliyyin membenci syiah sampai menggelapkan pandangan.
Wahai saudaraku, belajarlah dengan berbagai kejadian di Timur Tengah sana, kalian adalah orang orang yang terlahir dari rahim para ibu yang bijaksana, bacalah tentang Ihwal peperangan di Suriah sana :
Pada 2009, Qatar mengajukan proposal agar Assad melegalkan jalur pipa gas alamnya melintasi Suriah dan Turki untuk menuju Eropa. Bashar al Assad menolak proposal ini dan pada 2011 ia justru menjalin kerjasama dengan Iraq dan Iran untuk membangun jalur pipa ke Timur. Qatar, Saudi dan Turki adalah pihak yang paling sakit hati dan dirugikan oleh keputusan ini. Khayalan mereka untuk mendapat pemasukan Milyaran dollar dari ekspor Migas buyar seketika.
Apa kalian terkejut jika hari ini Saudi, Qatar dan Turki menjadi negara-negara yang paling getol mensponsori dan mempersenjatai para teroris yang hendak menggulingkan Assad.........
#dari_berbagai_sumber
Mari belajar dari sejarah agar tidak menjadi org yg sesat di jalan dan apalagi menyesatkan ..
Mari rapatkan jiwa dan badan ..
Gelorakan semangat persatuan untuk NKRI dengan segala perbedaan agama, ras, suku, etnis, budaya dan adat istiadat yg berbeda dalam bingkai BHINEKA TUNGGAL IKA ..
INDONESIA MILIK KITA
MERDEKA ...
Shollu alannabi Muhammad....
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد