Hubungan suami istri adalah cikal bakal lahirnya anak. Karena itu, agama memelihara sedemikian rupa, agar hubungan yg terjadi dilakukan dlm bingkai kesucian, maka disyari'atkanlah lembaga pernikahan. Lalu pada saat persenggamaan diri dilakukan jangan lupakan juga dzikir dan do'anya, agar tdk ada intervensi setan dlm aktivitas tersebut.
Rasulullah sendiri menyebut hubungan suami-istri sebagai bagian dr "bernilai shodaqoh", sbagaimana engkau tanamkan sperma pada tempat yg haram itu berdosa, maka meletakkannya dlm koridor kehalalan juga berpahala.
Syekh Abdul Wahab Asy-Sya'roni pernah menulis tentang "as-sabqoh" yakni perlombaan siapa yg lebih cepat masuk ke rahim istri; sperma suami atau sperma setan. Maka, Rasulullah SAW mengajarkan sebuah do'a:
اللّٰهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
"Allôhumma Jannibna minasyaithona wa jannibisy syaithôn mã rozaqtana
Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari apa yg Engkau karuniakan kpd kami (yakni istri dan anak)"
Maka keshalehan anak akan sangat bergantung kpd adab hubungan suami-istri, selain itu tentu saja pendidikan yg baik dari orang tua dan lingkungan.
Dengan demikian, ada relasi yg sangat nyata antara dzikir, senggama dan kesalehan anak. Bukankah persenggamaan merupakan cara Tuhan "melibatkan" kita dalam proses penciptaan manusia yg dahsyat, maka aktivitas seksual tdk semata2 disebut aktivitas biologis tapi juga persentuhan spiritual yg sangat dalam.
Fahami ini dengan hatimu, hadirkan spirit penghambaanmu yg liat. Lalu dekati pasanganmu dan katakanlah mari kita syukuri karunia Tuhan yg Agung ini kemudian bersedakahlah....