بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
*_🎍🕊️NUZULUL QUR'AN : 17 RAMADHAN ATAU LAILATUL QADAR ?_*
```Sementara itu, dalam Al-Quran, Allôh menegaskan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam paling spesial di bulan suci, malam yg sangat diharapkan seluruh umat Muhammad, ia lebih baik dari pada seribu bulan.
Ulama sepakat bahwa turunnya Al-Qur'an yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 terjadi pada bulan Ramadhan. Hanya saja, terdapat beda pendapat perihal tanggal pasti turunnya Kitab Suci itu. Tanggal 17 Ramadlan yg selama ini diperingati sbg Nuzulul Qur'an bukanlah pendapat tunggal.
Pendapat yg paling populer bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh akhir bulan Ramadan, salah satu indikasinya Nabi sangat menekankan I’tikaf dan Ibadah lainnya di waktu2 tsb.
Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar
Lantas, bagaimana korelasi dari dua narasi di atas? Mengapa bisa ada perbedaan antara Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar padahal dua waktu tersebut sama2 terjadi peristiwa diturunkannya Al-Quran?
Beberapa pakar Tafsir menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan dua kali proses.
PERTAMA, diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah)
Proses turunnya Al-Quran secara total ini terjadi di bulan malam Lailatul Qadar, tepatnya malam 24 Ramadhan. Pendapat ini sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Abbas (619 M, Mekkah - 687 M, Masjid Tha'if) dan Abul Asqa' atau Washilah bin Al Asqa' bin Ka'ab bin 'Amir (wafat 85 H / 704 M di Jannatul Baqi' Madinah) Radliyallahu Anhuma, sebagaimana oleh Imamul Mufassirin, Syekh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Thabari Rahimahullôh (839 M, Amol, Iran - 17 Februari 923 M, Bagdad, Irak) menyampaikan riwayat tsb dalam kitab Tafsirnya sbg berikut:
كَمَا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ أَبِي الْأَشْرَسِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ جُمْلَةً مِنَ الذِّكْرِ فِي لَيْلَةِ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ، فَجُعِلَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ
“Sebagaimana bercerita kepadaku Abu Kuraib (Muhammad bin Al 'Alaa' bin Kuraib, wafat 248 H / 862 M Kufah) beliau berkata, bercerita kepadaku Abu Bakr bin ‘Ayyasy (Abu Bakr Syu'bah bin Ayyasy bin Salim al-Hannath al-Asadi an-Nahsyali al-Kufi rahimahullah, wafat 193 H / 808 M di Kufah) dari Imam al-A’masy (Sulaiman bin Mihran al-Asadi al-Kahali Abu Muhammad al-Kufi al-A'masy, 680 - 765 M, Kufah Irak) dari Hassan bin Abi al-Asyras dari Abu Muhammad Sa’id bin Jubair Rahimahullôh (665 - 714 M, Kufah, Irak) dari Ibnu Abbas beliau berkata; Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 dari bulan Ramadhan, kemudian diletakan di Baitul Izzah.”
KEDUA, diturunkan secara bertahap (najman najman)
Sebelum diterima Nabi di bumi, Allôh terlebih dahulu menurunkannya secara menyeluruh di langit dunia, di kumpulkan jadi satu di Baitul Izzah. Selanjutnya Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi di bumi secara berangsur, Ayat demi Ayat, di waktu yg berbeda-beda sesuai dgn kebutuhan selama dua puluh tahun, pendapat lain dua puluh satu tahun.
Abu 'Abdullôh Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari al-Qurthubi al-Maliki atau Imam Al-Qurthubi Rahimahullôh (1214 M Kordoba, Spanyol - 29 April 1273 M di Mesir) menegaskan:
وَلَا خِلَافَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عَلَى مَا بَيَّنَّاهُ جُمْلَةً وَاحِدَةً، فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي سَمَاءِ الدُّنْيَا، ثُمَّ كَانَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ بِهِ نَجْمًا نَجْمًا فِي الْأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَالْأَسْبَابِ، وَذَلِكَ فِي عِشْرِينَ سَنَةً.
“Tidak ada perbedaan bahwa Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al-Mahfuzh pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan seperti penjelasan kami. Maka Al-Qur’an terlebih dahulu diletakan di Baitul 'Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril AS menurunkannya secara berangsur tentang perintah, larangan dan sebab2 lainnya. Demikian itu terjadi selama 20 tahun.”
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أُنْزِلَ الْقُرْآنَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ جُمْلَةً وَاحِدَةً إِلَى الْكَتَبَةِ فِي سَمَاءِ الدنيا، ثُمَّ نَزَلَ بِهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ نُجُومًا- يَعْنِي الْآيَةَ وَالْآيَتَيْنِ- فِي أَوْقَاتٍ مُخْتَلِفَةٍ فِي إِحْدَى وَعِشْرِينَ سَنَةً
“Sahabat Ibnu Abbas berkata, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh secara menyeluruh kepada para Malaikat pencatat Wahyu di langit dunia, kemudian Jibril turun membawanya secara berangsur, satu dan dua ayat, di waktu yg berbeda-beda selama 21 tahun.” (Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, kitab al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an/Tafsir al-Qurthubi, juz 2, hal. 297).
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ، قَالَ: ثنا عِمْرَانُ الْقَطَّانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ وَاثِلَةَ، " عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: نَزَلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ
"Bercerita kepadaku Ahmad bin Manshur, ia berkata, bercerita kepadaku Abdullôh bin Raja’, ia berkata, bercerita kepadaku Imran al-Qatthan dari Qatadah dari Ibnu Abil Malih dari Watsilah dari Nabi, beliau bersabda; lembaran2 Nabi Ibrahim turun pada awal bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada 13 Ramadhan, Al-Qur’an diturunkan pada 24 Ramadhan.” (Syaikh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari rahimahullah, kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wili Ayil Quran/ Tafsir al-Thabari, juz 3, hal. 188).
Turun bertahap
Dalam proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap, wahyu pertama yg diterima Nabi adalah Surat al-‘Alaq dari ayat satu sampai lima. Saat Nabi Muhammad Shalallôhu 'Alaihi wa Sallam mencapai usia 40 tahun, Allôh subhanahu wa ta'ala mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum Hijrah, Nabi menerima Wahyu untuk pertama kalinya.
Pakar sejarah Nabi, Syekh Muhammad al-Khudlari Bik rahimahullah (wafat 1345 H /1926 M) menegaskan:
ـ )بَدْءُ الْوَحْيِ (لَمَّا بَلَغَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ سِنَّ الْكَمَالِ وَهِيَ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً أَرْسَلَهُ اللهُ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا لِيُخْرِجَهُمْ مِنَ ظُلُمَاتِ الْجَهَالَةِ إِلَى نُوْرِ الْعِلْمِ وَكَانَ ذَلِكَ فِيْ أَوَّلِ فَبْرَايِرْ سَنَةَ ٦١٠ مِنَ الْمِيْلَادِ كَمَا أَوْضَحَهُ الْمَرْحُوْمُ مَحْمُوْدْ بَاشَا اَلْفَلَكِيُّ، تَبَيَّنَ بَعْدَ دِقَّةِ الْبَحْثِ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ فِيْ ١٧ رَمَضَانَ سَنَةَ ١٣ قَبْلَ الْهِجْرَةِ وَذَلِكَ يُوَافِقُ يُوْلِيُوْ سَنَةَ ٦١٠
“(Fasal Pertama kali wahyu turun). Saat Nabi menginjak usia matang, yaitu 40 tahun, Allôh mengutusnya untuk alam semesta, seraya menggembirakan dan memperingatkan, untuk mengeluarkan mereka dari gelapnya kebodohan, menuju cahaya ilmu. Demikian itu terjadi di awal bulan Februari tahun 610 M, seperti yg dijelaskan Syekh Mahmud Basya sang pakar astronomi. (Namun) setelah penelitian yg cermat, telah jelas bahwa peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum Hijrah, bertepatan dgn bulan Juli tahun 610 Masehi.” (Syekh Muhammad al-Khudlari Bik, kitab Nur al-Yaqin Fi Sirati Sayyid al-Mursalin, hal. 19).
Nuzulul Qur'an diperingati 17 Ramadlan
Dari referensi di atas dapat dipahami bahwa peringatan Nuzulul Quran yg populer di Indonesia mengacu pada sejarah pertama kali turunnya Al-Qur’an dalam proses kedua, yaitu dari Baitul Izzah kepada Nabi di bumi. Perbedaan pendapat mengenai kapan wahyu pertama turun, memang tidak bisa dihindari. Selain tanggal 17 Ramadhan ada pula yg berpendapat terjadi tanggal 7, 8, dan 21 Ramadhan. Bahkan, beberapa pendapat ada yg menyebut bukan di bulan Ramadhan. Namun, perayaan Nuzulul Quran di setiap tanggal 17 Ramadhan yg telah turun-temurun terlaksana tanpa ada pengingkaran dari para ulama, setidaknya memiliki pembenaran dari sudut pandang sejarah menurut satu versi.
Lima pendapat turunnya Al-Qur'an
Jika dibagi, ada sekitar lima pendapat terkait kapan waktu turunnya Al-Qur'an.
PERTAMA, pada tanggal 17 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada Surat Al-Anfal ayat 41:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya, "Dan kepada apa yg Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Menurut para ulama, yg dimaksud dgn YAUMUL FURQAN adalah waktu bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan kaum Muslimin dan kafir quraisy di Badar, atau biasa kita sebut dgn Perang Badar.
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali Ath-Thabari, lebih dikenal sbg Imam Ibnu Jarir atau Imam At-Thabari rahimahullôh misalnya mengutip pendapat Imam Al-Hasan bin Ali Rahimahullôh (624 - 670 M, Jannatul Baqi Madinah), terkait maksud dari YAUMUL TAQĀL JAMʽĀN.
قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.
"Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dgn malam Al-Furqân yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadlan,"
Pendapat ini juga diafirmasi oleh Imaduddin Abu Al-Fida Al-Hafizh Al-Muhaddits Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i atau Imam Ibnu Katsir rahimahullah (1301 - 1373 M Damaskus, Suriah) yg mengutip pendapat Abu Abdullôh Muhammad bin Umar Al-Waqidi atau Imam Al-Waqidi Rahimahullôh (wafat 823 M, Baghdad, Irak) bahwa awal permulaan wahyu adalah tanggal 17 Ramadlan.
KEDUA, pendapat yg menyebutkan bahwa Nuzulul Qur'an terjadi pada tanggal 24 Ramadlan. Pendapat ini didasarkan pada pendapat Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullôh (780 - 855 M, Baghdad, Irak) dari Washilah bin Al Asqa' bin Ka'ab bin 'Amir Radliyallôhu 'Anhu (wafat 85 H / 704 M di Jannatul Baqi' Madinah) yg menyebutkan tanggal2 diturunkannya kitab2 suci, mulai dari Shuhuf Ibrahim, Injil, Taurat, hingga Al-Qur'an.
"Shuhuf Ibrahim diturunkan pada awal malam bulan Ramadlan, Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadlan, Injil diturunkan pada tanggal 23 Ramadlan, dan Al-Quran diturunkan pada tanggal 24 Ramadlan."
Pendapat ini, dianggap lebih nyambung oleh para ulama karena dalam beberapa ayat Al-Quran disebutkan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya, "Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar."
Sedangkan Nabi sendiri telah memberikan kisi2 kepada para sahabat untuk mencari malam Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadlan.
KETIGA, pendapat yg menyebutkan bahwa Nuzulul Quran terjadi pada tanggal 18, juga ada yg menyebutkan pada tanggal 19 Ramadlan. Hal ini disebutkan oleh Al-Mubarak bin Muhammad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Abdul Wahid As-Saibani al-Jazari atau Imam Ibnul Atsir Rahimahullôh (wafat 606 H / 1209 M) dalam salah satu kitabnya yg berjudul "Al-Kāmil fit Tārikh".
"Tidak ada perbedaan tentang terjadinya Nuzulul Qur'an pada hari Senin. Namun para ulama berbeda pendapat di hari Senin yg mana tepatnya. Syaikhul Islam Imam Abi Qilabah atau Abdullah bin Zaid Rahimahullôh (wafat 104 H / 722 M) berpendapat bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallôhu 'Alaihi Wasallam pada tanggal 18 Ramadlan. sedangkan pendapat yg lain menyebutkan 19 Ramadhan."
KEEMPAT, Ahmad Zarkasih, Lc, dalam bukunya "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" juga menyebut pendapat yg sekiranya bisa diterima tanpa banyak perdebatan adalah bahwa ia turun di bulan Ramadlan sesuai firman Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
"Bulan Ramandlan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an." (QS Al-Baqarah : 185).
Dan ini terjadi pada hari Senin, sesuai dgn Hadits yg diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullôh (wafat 5 Mei 875 M, Naisabur, Iran) dari Sahabat Al-Harits bin Rab'i Al Anshari al-Khazraji atau Abu Qotadah radliyallôhu ‘anhu (584 - 656 M di Madinah), bahwa Nabi Muhammad Shalallôhu alaihi Wasallam pernah ditanya tetang puasa hari Senin, kemudian beliau menjawab: "itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan kepadaku Wahyu."
KELIMA, Soal tanggal pastinya, Shafiyyurrahman bin Abdullôh bin Muhammad Akbar bin Muhammad Ali bin Abdul Mu'min bin Faqirullah Al-Mubarakfuri Al-A'zhami atau Syaikh Shofiyurrohman Al-Mubarokfuri rahimahullah (wafat 1 Desember 2006 M di India), mengatakan dalam kitab karangannya Ar-Rahiq Al-Makhtum Sirah Nabawiyah : "Setelah melakukan penelitian yg cukup dalam, mungkin dapat disimpulkan bahwa hari itu ialah hari Senin tanggal 21 bulan Ramadlan malam. Yang bertepatan tanggal 10 Agustus 660 M, dan ketika itu umur Rasul Shalallôhu 'Alaihi Wasallam tepat 40 Tahun 6 bulan 12 hari hitungan Bulan (Qomariyyah), tepat 39 tahun 3 bulan 12 hari hitungan Matahari (Syamsiyyah)."
Hari Senin pada bulan Ramadlan tahun itu ialah antara 7, 14, 21, 24, 28, dan dari beberapa riwayat yg Shahih bahwa malam Lailatul Qadar itu tidak terjadi kecuali di malam2 ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadlan.
Menurut Ahmad Zarkasyi, jika kita bandingkan firman Allôh surat Al-Qodr ayat pertama dgn Hadits Abu Qotadah yg menjelaskan bahwa Wahyu diturunkan hari Senin, dan dgn hitungan tanggalan ilmiah tentang hari Senin pada bulan Ramadlan tahun tsb, maka dapat disimpulkan bahwa wahyu pertama turun kepada Rasulullôh SAW itu tanggal 21 Ramadhan malam".
Dan yg menjadi dasar kebanyakan kaum muslim dalam memperingati Nuzulul Qur’an pada malam tanggal 17 Ramadlan, mungkin apa yg disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir (Wafat 774 H) dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah.
Tidak perlu fanatik
Oleh karenanya, tidak perlu fanatik secara berlebihan dgn saling menyalahkan pihak yg berbeda dgn pendapat yg diyakini. Siapa pun, boleh merayakan Nuzulul Quran di selain tanggal 17 Ramadlan, dgn tetap menghormati pendapat lain yg berbeda.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan keduanya, terletak pada proses turunnya Al-Quran, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Nuzulul Qur'an adalah waktu turunnya Al-Qur'an secara bertahap, sedangkan Lailatul Qadar menjadi waktu diturunkannya Al-Quran secara penuh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia).
Wallahu a'lam
Sumber:@GenerasiMudaNu
Reshared :via Lp👇🏻
#Al-Khoirot
#DuniaIslami
#Syi'arIslami
#MuhibbinLangitan
#Jama'ahSarinyala
#TamanSyurgaAllah
#UkhuwahIslamiyah
#GenerasiMudaNu```
*┈┈•••✵🎍🕊️✵•••┈┈*
*Ukhuwah Islamiyah*