بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله رب العالمين ولا عدوان إلا على الظالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد سيد
المرسلين وإمام المتقين وعلى آله وصحبه أجمعين
Ketahuilah..
“Bahwa hukumnya wajib bagi seorang wanita akan mengkaji sesuatu yang dibutuhkan dari hukum-hukum haidl, nifas dan istihadlah. Apabila suaminya pintar, maka wajib mengajar istrinya, dan apabila su
aminya tidak pintar, maka boleh, bahkan wajib bagi istrinya keluar dari rumahnya untuk keperluan bertanya kepada ulama. Dan hukumnya haram bagi suami yang melarang istrinya keluar dari rumahnya untuk keperluan itu, kecuali suaminya akan bertanya kepada ulama, kemudian mengajarkan hukum-hukum itu kepada istrinya.” (Hasyiyah Al-Bajuri: 1/113).
Definisi Haid
Haid menurut bahasa artinya ialah mengalir. Adapun menurut istilah Syara’, yang dinamakan haid ialah darah yang kebiasaan keluar dari farji (kemaluan) seorang wanita yang telah berusia sembilan tahun, bukan karena melahirkan, dalam keadaan sehat dan warnanya merah semu hitam menghanguskan (Fathul Qarib:10).
Dasar Hukum Haid
Adapun dasar hukum Haidl adalah firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala dalam Alqur’an sebagai berikut:
222. Mereka bertanya
kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab
itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqoroh:222)
Dan hadist Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam Sebagai berikut:
“Sesungguhnya haid ini yang telah menetapkan Allah atas anak-anak putri Nabi Adam As.” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah Ra.).
Nama-Nama Haidl
Penyebutan nama haid menurut ulama Fuqaha terdapat 15 nama adalah sebagai berikut:
1. Haid (حيض)
2. Mahidl (محيض)
3. Muchad (محاض)
4. Thomts (طمث)
5. Ikbar (إكبار)
6. Thoms (طمس)
7. 'Arak (عراك)
8. Farak (فراك)
9. Adza (أذى)
10. Dlohk (ضحك)
11. Dars (درس)
12. Diras (دراس)
13. Nifas (نفاس)
14. Qur (قرء)
15. I'shar (إعصار)
Binatang Yang Mengalami Haid
Adapun hayawan atau binatang yang mengalami haidl adalah Sepuluh macam, yaitu sebagai berikut:
1. Orang wanita
2. Binatang kelelawar
3. Binatang dlab'u
4. Binatang kelinci
5. Binatang unta
6. Binatang cecak
7. Binatang kuda
8. Binatang anjing.
9. Binatang kera
10. Binatang elang
Akan tetapi selain orang wanita, binatang-binatang tersebut haidnya tidak tertentu (Bujairami ala Al Khatib: 1/300. dan Halaman 502 Juz1 Cet. Darul Kutub).
Tanda-Tanda Balig Bagi Wanita
Tanda-tanda balig bagi seorang anak wanita terdapat lima macam. Apabila salah satu dari lima perkara terdapat padanya, maka dihukumi sudah balig, ialah sebagai berikut:
1. Sudah sampai umur 15 tahun Qamariyah (penanggalan bulan).
2. Keluar air mani dari kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah.
3. Keluar darah Haid setelah umur 9 tahun Qamariyah Taqriban, ya-itu kira-kira atau kurang sedikit dari 15 hari, walaupun hanya sebentar (Kasyifatus Saja: 16).
4. Keluar bulu kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah (Tabyinal Ishlah: 157).
5. Dan kedua buah dadanya sudah menonjol ke depan secara jelas (Bidayatul Ummat:)
Tanda-Tanda Balig Bagi Lelaki
Adapun tanda-tanda balig bagi seorang anak lelaki sebanyak empat perkara. Apabila didapati pada seorang anak lelaki salah satu dari empat perkara, maka anak tersebut dihukumi sudah berumur balig, yaitu sebagai berikut:
1. Sudah sampai umum 15 tahun Qamariyah (penanggalan bulan).
2. Keluar air mani dari kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah.
3. Keluar bulu kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah.
(Tabyinal Ishlah: 157).
Permulaan Haid Bagi Wanita
Usia paling muda waktu keluar darah haid bagi seorang anak wanita, ialah berumur 9 tahun Qamariyah Taqriban (kira-kira). Adapun pengertian taqriban atau kira-kira ialah, apabila seorang anak wanita yang cukup umur 9 tahun kurang 16 hari dan malamnya ke atas (waktu yang cukup digunakan paling sedikitnya haid dan paling sedikitnya suci), mengeluarkan darah, maka tidak dihukumi haid, tetapi dihukumi darah istihadlah atau darah rusak (Fathul Qarib pada Hamisy Al Bajuri:1/112 dan Abyanal Hawaij: 11/268)
Adapun pada waktu mengeluarkan darah seorang wanita, sudah berusia 9 tahun kurang dibawahnya 16 hari dan malam (waktu yang tidak cukup untuk paling sedikitnya haid serta paling sedikitnya suci) maka dihukumi darah haid.
Apabila seorang wanita mengeluarkan darah beberapa hari yang sebagian sebelum waktunya bisa haid, dan yang sebagian lagi setelah waktunya bisa haid, maka darah yang pertama dihukumi darah istiha-dlah, dan darah yang akhir dihukumi darah haid.
Suatu Contoh
Sorang anak wanita cukupnya umur 9 tahun masih kurang 20 hari dan malam, lalu ia mengeluarkan darah lagi lamanya 10 hari dan malam, maka darah yang pertama selama 4 hari dan malam lebih sedi-kit, dihukumi darah istihadlah, karena kurangnya dari cukup umur 9 tahun masih cukup untuk haid serta suci.
Adapun darah yang tertinggal, yang lamanya 6 hari dan malam, kurang sedikit, dihukumi darah haid, karena kurangnya dari cukup u-mur 9 tahun sudah tidak cukup untuk haid serta suci (Hasyiyah al-Jamal ala Syarhi al-Minhaj: 1/236).
Lamanya Waktu Haid dan Sucinya
Seorang wanita mengeluarkan darah yang dihukumi haid adalah sekurang-kurangnya masa sehari semalam atau 24 jam, baik selama 24 jam itu darah keluar terus menerus, atau terputus-putus selama 15 hari dan malam. Yakni suatu tempo keluar darah di tempo lain putus darah, yang seandainya mengeluarkan darahnya itu terjumlah cukup 24 jam, hal ini dihukumi darah haid, asalkan semuanya itu masih didalam 15 hari dan malam.
Sehingga, apabila darah yang keluar jumlahnya tidak cukup 24 jam, tidaklah dihukumi darah haid, melainkan dihukumi darah istiha-dlat (Minhaju al-Qawim: 29 dan Abyanal Hawaij: 11/268).
Bahwa yang dimaksud dengan bil ittishal atau terus menerus yaitu seumpama kapuk kapas dimasukkan ke dalam kemaluan wanita, masih adanya darah itu, masih dihukumi mengeluarkan darah, sekalipun darah tidak sampai ke luar ke tempat yang wajib dibasuh ketika istinja’ (ber-suci). Hasyiyah Al Turmusi ala al Minhaju al-Qawim: 1/538).
Adapun sebanyak-banyaknya seorang wanita mengeluarkan darah haid adalah 15 hari dan 15 malam.
Pada kebiasaanya, mengeluarkan darah haid selama 6 atau 7 hari dan malam. Semuanya ini berdasarkan hasil penelitian Imam Syafi’i Ra. kepada wanita Arab di Timut Tengah. Adapun paling lamanya seorang wanita mengeluarkan darah haid adalah 15 hari dan malam (Al Minhaju al-Qawim: 29).
Dan sekurang-kurangnya suci yang memisahkan antara satu haid dengan haid yang lain ialah 15 hari dan 15 malam. Adapaun sebanyak-banyaknya suci tidak ada batasnya, bahkan kadang sudah tidak keluar darah haid lagi, karena usia atau keadaan. Dan pada kebiasaannya suci tersebut melihat kepada kebiasaannya haid. Apabila haidnya enam hari, maka sucinya adalah 24 hari, dan apabila haidnya itu tujuh hari, maka sucinya adalah 23 hari (Qutu al-Habib: 44).
Masalah-Masalah
Darah yang keluar dari kemaluan seorang wanita yang sedang ha-mil adalah termasuk darah haid, apabila lamanya sehari semalam serta tidak lebih dari 15 hari dan malamnya, dan mengeluarkan darah tersebut sebelum melahirkan anak (Fathul Wahhab: 1/27).
Seorang wanita ketika mengeluarkan darah haid dengan terputus putus, semuanya dihukumi haid, baik ketika mengeluarkan darah atau ketika putus yang ada sela-selanya itu.
Ketahuilah!
Seorang wanita, sama saja Mubtadi’at (baru sekali mengeluarkan darah) atau Mu’tadat (yang sudah pernah haid dan suci), dihukumi haidl (haram melaksanakan perkara yang diharamkan kepada orang yang haidl), sebab hanya mengeluarkan darah). Kemudian kalau darah terse-but ternyata putus sebelum cukup sehari semalam, maka hukumnya bukan darah haidl, sehingga ia diwajibkan mengqadla shalat yang di tinggalkan selama mengeluarkan darah tersebut. Dan apabila darah itu sampai cukup sehari semalam, maka tentunya dihukumi darah haidl (Hasyiyah Al Syarqawi ‘ala al-Tahrir: 1/152)
Supaya difahami dengan teliti Jadwal dibawah ini
مسئلة النفاس
MASALAH DARAH NIFAS
Definisi Nifas
Bahwa Nifas menurut bahasa berarti melahirkan. Adapun menu-rut istilah Syara’, Nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan seorang wanita setelah melahirkan (wiladah), dan sebelum melampui 15 hari dan malam dari lahirnya anak. Permulaan nifas itu dimulai dari keluarnya darah, bukan dari keluarnya anak.
Darah yang keluar bersama bayi atau sebelum melahirkannya, tidak dihukumi darah nifas, tetapi termasuk darah istihadlat atau darah rusak (darah penyakit). (Fathul Qarib: 109, Bughiyatul Mustarsyidin: 22).
Dasar Hukum Nifas
Masa kebiasaan seorang wanita atas keluarnya darah nifas adalah 40 hari, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ummu Salamah, dimana ia berkata:
“Pada masa Rasulullah Saw. Para wanita yang sedang menjalani masa nifas menahan diri selama empat puluh hari atau empat puluh malam.” (HR. Abu Da-wud dan Tirmidzi).
Para ulama dari kalangan sahabat Rasulullah Saw. dan para tabi’in telah menempuh kesepakatan, bahwa wanita-wanita yang sedang men-jalani masa nifas harus meninggalkan shalat selama empat puluh hari. Apabila telah suci sebelum masa tersebut, maka hendaklah mandi dan mengerjakan shalat, demikian dikatakan oleh Imam Tirmidzi.
Lamanya Nifas dan Sucinya
Sekurang-kurangnya seorang wanita keluar darah nifas adalah satu tetesan, kebiasaannya Nifas 40 hari dan malam, sedang sebanyak-banyaknya nifas, selama 60 hari dan malam. Semuanya ini juga dengan dasar hasil penelitian Imam Syafi’i Ra. Kepa-da wanita Arab di Timur Tengah (Hasyiyah Al-Bajuri: 1/111 dan Abyanal Hawaij: 11/268).
Paling lama nifas 60 hari tersebut, di hitung mulai dari keluarnya bayi. Adapun yang dihukumi darah nifas itu mulai dari keluarnya darah. Sehingga, seumpama seorang wanita melahirkan anak pada tanggal1 kemudian ketika mengeluarkan darah mulai tanggal 5 itu penuh 60 hari dan malamnya, dimulai tanggal 5, dan yang dihukumi darah nifas adalah mulai tanggal 5. Adapun waktu antara lahirnya bayi dengan keluarnya darah, dihukumi suci. Oleh karena itu ia tetap kewajiban shalat dan kewajiban kewajiban yang lain.
Masalah-Masalah
Batas antara lahirnya bayi dengan keluarnya darah nifas seorang wanita, paling lama 15 hari. Apabila jarak antara keduanya lebih dari 15 hari, maka tidak dihukumi darah nifas, tetapi dihukumi darah haid.